🍭🍭🍭
Ini adalah hari sabtu , sekolah Hezal hanya akan memberi jam pelajaran hingga jam 10 siang . Setelah itu, murid dibebaskan untuk melakukan kegiatan ekstrakulikuler. Kecuali kelas tiga , mereka akan diberi jam tambahan hingga bel pulang sekolah pukul 11 siang.
"Gue denger Bu Renni ga masuk hari ini.. Anaknya sakit" ucap Jane kepada Andra yang duduk dibelakangnya.
"Kata siapa lo?" jawab Zidni .
Jane menatap tajam pada Zidni yang duduk disebelah Andra"Mau tau aja lo" balasnya dan ia memutar tubuhnya lagi kedepan.
Zidni menarik kuncir kuda rambut Jane yang panjang "Gue seriusss toples nastaaar"
"Ih Kaleng.. Sakit tau...." rajuk Jane.
"Emang kata siapa Jane?" suara Andra kali ini yang terdengar.
Jane menoleh lagi ke belakang "Kata Gisa.. Dia kan tetangganya Bu Renni...."
Andra hanya menganggukan kepalanya. Namun , ia tampak berfikir sedikit mendengar nama Anggisa.
"Ga... Lo kemaren ga berhasil kaaan ngajak Gisa jalan?" ucap Andra yang sudah teringat lagi akan taruhan mereka kemarin.
Hezal segera membalikkan tubuhnya "Kata siapa? Gue berani taruhan.. Kalo tuh cewek akan mau dan akan jadi pacar gue... Kalian liat nanti.. Ini belum selesai" ujar Hezal dengan tegas.
"Wuiih.. Roman-romannya ada yang penasaran nih" kata Zidni
Jane tidak akan membiarkan Anggisa dipermainkan sepupunya , lagipula ia belum siap jika Hezal harus menjauh lagi karena laki-laki itu memiliki pacar. Dengan susah payah Jane juga melindungi Hezal dari cewek-cewek tidak jelas hanya agar sepupunya itu tidak harus merasakan patah hati terdalam seperti saat Hezal ditinggalkan Mottea , mantan terindahnya.
Tetapi saat ini Jane tidak bisa berkata apa-apa , ia masih kesal pada Hezal.
"Oke.. Gue akan tanggung jawab PR-PR lo , kalo Lo berhasil pacarin Gisa.. Tapi kalo sebaliknya , Lo malah berhasil move on dari Tea karena Gisa.. Tiket perjalanan Jepang udah harus lo siapin" balas Andra.
"Kes.. Lo apasih.. Lo kan orang kaya.. Lo pasti mampu kan beli tiket ke Jepang?" ucap Jane pada akhirnya dengan kesal. Andra sepertinya sengaja mengompori Hezal.
"Hega juga kaya kan?" balas Andra lagi.
"Lo gak usah ikut campur" kata Hezal pada Jane.
"Gue terima tantangan lo.. Lagian , gue penasaran.. Seperti apasih pacaran dengan cewek semacam Gisa itu" kata Hezal lagi dengan senyum meremehkan.
.
."Jane" panggil seseorang dan membuat keempat orang itu terdiam kaku.
Perlahan , Jane membalikkan tubuhnya begitu juga Hezal. Sebaliknya, Hezal malah cepat membalikkan tubuhnya ketika suara gadis itu ada didekatnya.
Anggisa lah orangnya , dia yang memanggil Jane dan sudah berdiri didepan meja Jane dengan gugup tentunya.
"Gi.... Gisaaaa.. Lo sejak kapaan disini," tanya Jane dengan terbata.
Anggisa tersenyum kaku "Baru kok Jane..."
Hezal menangkap kegugupan gadis ini, entah kenapa gadis ini selalu gugup dihadapannya. Seperti seorang yang sudah melakukan kesalahan. Dan kesempatan itu tak Hezal sia-siakan , ia terus melemparkan tatapan tajam pada gadis itu.
"Jadi.. Lo gak denger kan kita ngomong?" tanya Jane dengan gugup.
Anggisa menggeleng heran , ia melihat satu persatu dari keempat orang-orang itu. Bahkan Anggisa juga sempat melihat ke sekeliling kelas yang memang di isi oleh siswa-siswi yang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Aktivitas tidak penting menurut Anggisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
I (Space) You
Teen Fiction* * * "Gue udah tahu semuanya.. Selama ini Lo pura-pura jadi orang lain... Lo bohongin gue Anggisa!" ucap Hezal dengan penuh penekanan. Anggisa tersenyum tipis , ia menunduk sebentar sebelum menoleh pada laki-laki yang ia cintai disampingnya ini...