6

8 2 0
                                    

🤍🤍🤍

"Dit... Terimakasih yaa.. Udah anterin aku sampe Jakarta.. Dan nganterin aku sekolah juga" ucap Anggisa yang hendak menurunkan kakinya dari mobil Radit.

Radit memberikan senyum sebaik mungkin walau tubuhnya sudah merasa sangat letih. Bagaimana tidak , setelah semalam ia mengantar Anggisa ke rumah tantenya , Radit memilih menginap juga disalah satu hotel di Jakarta. Tak sampai disitu , laki-laki hitam manis itu juga memaksakan dirinya untuk mengantar Anggisa ke sekolahnya. Radit merasa harus tahu dimana Anggisa sekolah, karena ia merasa sedikit terancam ketika Anggisa mengakatan jika gadis itu satu sekolah dengan Hezal.

"Gisaa" panggil Radit yang tentu saja membuat gadis itu membalikkan lagi tubuhnya ke arah Radit.

"Iya dit?"

"Hati-hati di Jakarta.. Aku pulang dulu" ucap Radit.

Anggisa tersenyum , dan ia tak sungkan menepuk-nepuk bahu Radit yang sudah dianggap sebagai Kakaknya "Terimakasih Radit.. Dan kamu , hati-hati dijalan... Kabarin aku kalau sudah sampai"

"Pasti" kata Radit seraya mengacak lembut puncak kepala Anggisa.

"Aku sekolah dulu ya dit... Sampai ketemu lagi" pamit Anggisa.

Raditto Apri , pria itu hanya tersenyum dengan sebuah anggukan.



...

Kaki Anggisa terus melangkah menuju kelasnya , ia sangat bahagia pagi ini. Bagaimana tidak , hari ini ia begitu lega karena telah melihat Ayahnya yang mulai menampakkan kemajuan. Dan lagi, Ia sudah bertemu dengan Radit. Pria yang sudah dianggap sebagai Kakak oleh Anggisa , tentu saja Anggisa merindukan pria itu setelah ia pindah ke Jakarta. Radit tidak pernah berubah, ia selalu sangat baik terhadap Anggisa.

"Gisaaa" panggil seseorang dari arah belakang Anggisa.

Anggisa menoleh , dan ia mendapati seorang siswi telah berjalan cepat menuju dirinya.

"Mevi... Ada apa?" kata Anggisa dengan wajah yang bertanya-tanya.

"Lo mau kan tolongin gue? Hari ini... Lo tugas di UKS yaa.. Soalnya Bu Tita cuti hamil.." ucap siswi bernama Mevi , ia pun menyodorkan sebuah kunci pada Anggisa.

Anggisa tampak ragu meraih kunci itu .

"Mev... Tapi hari ini giliran kelas kita yang upacara... Aku ditugaskan jadi protokol upacara.. Lagian , kamu kan ketua PMR Mev" ujar Anggisa.

"Tenang.. Gue yang gantiin lo.. Lo tau kan , gue lupa caranya ngobatin orang..." ucap Mevi dengan sebuah cengiran.

"Kamu gak bisa ngobatin orang , atau gak mau di UKS sendirian?" ledek Anggisa.

Siswi bernama Mevi pun memberi cengiran "Lo kan anggota PMR  teladan, dan sementara kelas dua belum pelantikan.. Gue harap lo masih mau ngurus UKS"

Anggisa mengangguk "Oke.. Aku jaga UKS sekarang.. "

"Terimakasih Gisaa... Oh iya , minggu depan sekolah kita baru akan mengadakan pelantikan.."

"Kok cepet banget Mev?"

"Supaya kelas tiga bisa konsentrasi untuk kelulusan"

"Iya sih... Yasudah , nanti kabarin aku soal pelantikan.. Aku ke kelas dulu" pamit Anggisa.

"Thanks Gisaa" kata Mevi lagi.

Anggisa hanya tersenyum, dan ia melanjutkan langkah lagi menuju kelasnya.


...

Sesampainya dikelas , Anggisa melihat keanehan diatas mejanya. Dengan cepat, ia melangkah menuju mejanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I (Space) YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang