Di dapur, Jihoon membuka pintu kulkas, ia mengedarkan pandangannya, melihat seluruh isi kulkas yang hampir dipenuhi minuman dingin dan ice cream. Akhirnya ia mengeluarkan dua kotak susu coklat kesukaannya. Setelah menutup pintu kulkas, Ia langsung menghabiskan salah satunya, ia masih masa pertumbuhan jadi harus rajin minum susu kata mommynya.
Ia membawa satu kotak lagi ke kamarnya. Ia harus melewati ruang tamu dan menaiki 20 anak tangga untuk sampai di kamarnya. Jihoon tersenyum, sangat yakin kalau daddynya akan mengizinkan Daniel menginap. Entah kenapa, Jihoon rasanya ingin memeluk Daniel terus padahal beberapa jam yang lalu ia terus mengutuk kekasih tampannya itu.
Jihoon harus memastikan Danielnya selalu di sampingnya.
Masih membawa kotak susu itu, Jihoon membuka pintu kamarnya. Ia melihat Daniel duduk di kursi belajarnya dengan tatapan yang tak bisa diartikan. Jihoon kemudian menutup pintu dan berjalan ke arah Daniel. Gadis chubby itu meletakkan susu coklat tadi di atas meja, ia sekarang berdiri tepat di hadapan Daniel. Rencananya memberikan kotak susu kepada Daniel urung.
"Siapa itu Taehyungie oppa?" tanya Daniel, masih dengan raut wajahnya yang terlihat dingin di mata Jihoon.
"Oppa tau dari mana tentang Taehyung oppa?" tanya Jihoon ambigu.
Jihoon heran, darimana Daniel tau tentang Taehyung. Ia sangat merahasiakan hubungan mereka, kalau tidak begitu dia pasti hidupnya akan terganggu. Fans Taehyung itu bukan main banyaknya.
Telinga Daniel berdenyut mendengar Jihoon memanggil pria lain dengan panggilan itu. Selama dua tahun hubungan mereka, Daniel tak pernah menunjukkan sikap cemburunya. Kisah percintaan mereka selalu berjalan mulus.
"Taehyung oppa katamu?" Daniel berdiri, kemudian memojokkan Jihoon ke meja belajarnya. Tak ada celah untuk Jihoon pergi karena Daniel mengunci pergerakannya.
"O-oppa ada apa denganmu?" Jihoon gugup, juga takut dengan Daniel sekarang. Daniel yang dikenalnya tak pernah menunjukkan wajah dingin padanya. Danielnya selalu menyayanginya.
"Kau berciuman dengannya" itu bukan pertanyaan, itu penyataan. Sedangkan Jihoon membeku. Pikirannya blank, ia tidak tau harus mengatakan apa. Itu tidak seperti bayangan Daniel.
"Jawab Jihoon!"
Jihoon memejamkan matanya,
Daniel membentaknya.
"Hiks..hiks"
Jihoon memeluk Daniel erat. Jihoon tidak suka Daniel oppanya marah seperti ini, tapi mulutnya tidak bisa mengatakan apapun. Daniel membuatnya takut.
*****
Sedangkan Park Yunho masih berada di ruangan kerjanya, memandangi monitor yang sedang memutar CCTV kamar Jihoon. Ia tak beranjak sedikitpun dari tempat duduknya sejak Daniel masuk ke kamar Putri semata wayangnya.
Ia melihat semuanya. Tapi sayangnya CCTV itu belum dilengkapi suara, jadi ia hanya bisa melihat apa yang terjadi.
Ia merasa marah melihat Jihoon menangis dipelukan Daniel. Dulu, dialah tempat Jihoon mengadu apapun masalahnya. Tapi sekarang tempatnya begitu cepat digantikan. Jangan salah paham, Yunho sangat menyukai Daniel dan berharap Daniel menjadi menantunya. Tapi Yunho juga membencinya, Setelah ada Daniel, Jihoonnya lebih sering menghabiskan waktunya untuk Daniel.
"Sudahlah Yun, Daniel anak yang baik. Dia pasti menjaga Jihoon, kau tidak perlu sampai seperti ini. Kau juga perlu istirahat sayang" Suara Jaejoong menyadarkannya, hampir saja Yunho menangis karena terbawa suasana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello First Love
FanfictionCerita tentang hubungan Jihoon dan Daniel, calon trainee idol dan mahasiswa kedokteran. ini chapter bukan oneshot.