.
.
Sudah seminggu berlalu semenjak kejadian memalukan Shuhua terjatuh dan ditemukan oleh Wooseok.
Shuhua nyaris saja melupakan itu semua tatkala ia tak sengaja bertukar pandang dengan Wooseok di hari saat Shuhua kembali pergi untuk belajar bersama di rumah Guanlin—ah rumah Wooseok sih lebih tepatnya, kan Guanlin hanya menumpang saja.
Shuhua nyaris tersedak minuman yang tengah ia nikmati tatkala mendadak Wooseok datang, baru pulang dari kuliahnya dan menoleh ke arah Guanlin dan Shuhua yang tengah menyelesaikan tugas mereka.
“Pulang awal hyung ?” ujar Guanlin tanpa menolehkan kepala ke arah Wooseok dan masih berkelut dengan ponselnya.
“Hm.” Hanya deheman simpul nan berat yang Wooseok berikan sebagai respon sementara kaki jenjangnya menapaki anak tangga satu demi satu.
Shuhua tanpa tersadar masih memandangi penampakan sosok pria bertubuh tinggi tersebut sampai menghilang dengan perlahan.
Guanlin yang menyadari tatapan kawannya tersebut menggelengkan kepala pelan.
“Sejak kapan kau hobi sekali memandangi Wooseok hyung ?” ujar Guanlin sambil tangannya meraih camilan yang ada di meja.
Shuhua yang sadar segera berpura-pura melanjutkan acara menulisnya.
“Tidak. Siapa yang memandanginya ? lihat, aku sedang mengisi soal ini.” Sergah Shuhua setengah memaksa Guanlin untuk mempercayainya.
“Jangan-jangan, sejak kau melihatnya seusai mandi waktu itu—akh!”
Andai saja Guanlin tak sibuk mengaduh keras akibat pukulan di kepalanya yang Shuhua layangkan dengan menggunakan media buku paket tebal, mungkin pria Taiwan itu akan melihat jelas bagaimana wajah memerah Shuhua yang mendadak saja datang saat Guanlin terus menerus menyebutkan kehadiran Wooseok.
Shuhua jadi malu. Kesannya, setiap kali ia berada dalam situasi bersama Wooseok, pasti hanya kejadian memalukan yang terjadi.
Bahkan sejak pertama kali mereka bertemu.
“Guanlinnnnnnn!” teriakan Shuhua kembali menggema, rasanya ia masih belum puas untuk memukul Guanlin hanya dalam satu kali saja, alhasil kini mereka sibuk saling mengejar dan menghindar di area ruang tamu kediaman Wooseok yang besar tersebut.
Sang pemilik rumah malah jadi pengamat diam-diam. Wooseok baru saja keluar dari kamar, sudah mengganti pakaiannya dengan yang lebih santai.
Celana pendek selutut dan kaus putih polos. Mata super indah milik Wooseok jelas melihat bagaimana tingkah dua anak di bawah sana sedang saling mengejar.
Niatnya untuk pergi ke dapur jadi diurungkan, ia kembali ke kamarnya.
“Sudah-sudah...oke baiklah aku belikan tteokbokki bagaimana ? berhenti dulu...” ujar Guanlin yang mulai kelelahan akibat Shuhua.
Gadis itu sontak berhenti, memandang penuh tanya ke arah Guanlin.
Pasalnya sejak beberapa hari lalu Shuhua memang sedang ingin sekali makan cemilan dengan kuah pedas tersebut, dan belum sempat ia wujudkan.
“Benar ?” periksa Shuhua dan Guanlin mengangguk patuh.
“Kau tunggu di sini, aku akan membelikannya. Kebetulan aku juga memang sedang menginginkannya mendadak saja. Dikejar olehmu satu menit saja sudah membuatku lapar bukan main.”
Penjelasan Guanlin membuat Shuhua memutar bola matanya malas, sebelum akhirnya ia membiarkan kawannya itu pergi menghilang untuk menetapi janjinya.
Alhasil, Shuhua kembali ditinggalkan di rumah besar tersebut. Seperti tempo hari. Tapi kali ini Shuhua bersumpah, tak akan menginjakkan kakinya kemana pun. Ia tak ingin, kejadian seperti saat itu terulang lagi.
10 menit.
20 menit.
30 menit.
Guanlin tak lekas kembali, dan hujan mulai turun tanpa terduga. Shuhua mendadak saja panik tanpa alasan.
Dan kepanikannya itu memang berujung pada suatu kabar yang tak menyenangkan.
Guanlin01
Heh! Aku terjebak hujan. Sial. Tapi kebetulan sekali aku bertemu Kyulkyung noona, hehe. Aku berteduh dulu bersamanya. Bye. Jaga dirimu di sana!
Shuhua mendadak terdiam. Raut wajahnya sudah seperti seseorang yang baru saja mendapatkan kabar buruk bahwa ia tak lulus ujian.
Suara gemuruh petir dan hujan deras membuat Shuhua semakin gelisah bukan main.
“Guanlin, buatkan aku ramen!”
Dan suara berat tersebut, berhasil membuat kegelisahan Shuhua meningkat.
Shuhua membuka mulutnya untuk mengucap sesuatu, tapi ia sulit untuk mengeluarkannya.
“Oy, Guanlin...”
Dan kali ini suara tersebut disertai dengan sosok Jung Wooseok yang keluar dari kamarnya.
Dengan rambut setengah berantakan khas seseorang yang baru saja bangun dari tidurnya.
Shuhua menolehkan pandangannya ke kanan dan ke kiri seolah ia bingung harus bagaimana.
“Guanlin mana ?”
Jelas sekali pertanyaan itu di arahkan pada Shuhua. Dan gadis Taiwan ini segera menoleh ke arah Wooseok yang kini sedang berjalan menuruni tangga.
“Em, itu.. dia tadi pergi ke luar untuk membeli sesuatu, lalu tiba-tiba ia terjebak hujan dan sedang berteduh bersama Kyulkyung eonni, dan—hmp.” Mendadak saja Shuhua menghentikan ucapannya sendiri dengan menutup mulutnya menggunakan tangan.
Wooseok jelas saja menaikkan sebelah halisnya merasa heran dengan gadis tersebut, sebelum akhirnya ia hanya berujar “Oh.” Sebagai jawaban atas penjelasan Shuhua.
Shuhua ingin mengutuk dirinya sendiri, mengapa ia bisa mengucapkan nama Kyulkyung begitu saja ? bagaimana kalau Wooseok mendadak marah mengetahui adik sepupunya malah dengan mantan kekasihnya ? bagaimana kalau nanti saat Guanlin pulang ia dan Wooseok terlibat pertengkaran ? dan itu gara-gara Shuhua ?
Semua pemikiran negatif hinggap di kepala Shuhua. Sementara Wooseok sendiri kini tengah menyibukkan dirinya memasak ramen, tak terpikir sedikitpun jika gadis Yeh di sana tengah mengkhawatirkan sesuatu akibat dirinya.
Shuhua kini melempar asal pensil yang ia genggam.
Menggeleng-gelengkan kepalanya kesal dan memukulnya pelan.
“Aku ingin pulang, huhu.” Gumamnya pelan.
Sayang sekali, hujan deras seolah tak memberi celah bagi Shuhua untuk bisa kabur dari rumah Jung Wooseok sore itu.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Giant +Wooseok;Shuhua [COMPLETE]✔
FanfictionCUBE IN UR AREA~ Crackship. +Y.Sh +J.Wo +L.Gu