Bagian 8

439 77 1
                                    

.

.

.

M

alam itu, singkat cerita saja Shuhua sedang iseng membeli camilan di dekat minimarket yang ada di sekitar rumahnya.

Dengan sekantung penuh ice cream yang dibelinya, Shuhua keluar dari minimarket dengan senyuman mengembang.

Sebelum mendadak saja ada yang mencegat langkah Shuhua tanpa alasan yang jelas.

Bukan, bukan sekumpulan pria-pria mabuk dan mesum di tengah malam.

Tapi, sekelompok gadis dengan dandanan super heboh yang tiba-tiba saja ingin mencari ribut dengan Shuhua malam itu.

Shuhua memang tak pernah menceritakan ini sebelumnya pada siapapun.

Tapi sebanyak apapun teman baru yang ia miliki di sekolah, ia masih menemukan beberapa oknum yang tak menyukainya tanpa alasan yang benar-benar jelas.

Seperti mereka yang tengah mencegat Shuhua sekarang contohnya.

Shuhua sudah tau persis perihal apa yang akan mereka bahas saat ini.

“Bahkan di luar sekolah saja kau masih berniat tebar pesona, ya.”
Ucap salah satu gadis di sana sambil memandangi Shuhua dari atas sampai kebawah.

Hanya karena melihat pakaian Shuhua yang berbalut kaus hitam polos dan hotpants.

“Lalu ?” ucap Shuhua tak kalah dingin.

“Pantas aja pria-pria di sekolah mudah menyukainya, ia banyak memamerkan kulitnya....pffttt...tak etis sekali caramu.”

Shuhua menghela nafas, padahal ia tak pernah merasa menggaet para pria seperti yang dibicarakan para gadis tersebut.

Bahkan berniat saja tak pernah.

“Sudahlah. Aku tak ingin membuang tenaga.” Ujar Shuhua sambil membalikkan tubuhnya untuk bergegas pergi.

“Haha payah. Pengecut hahaha...”

“Kurasa tak akan ada satu orangpun yang mau serius dengan orang sepertimu...”

“Murah....”

“Para pria baik, pasti tak akan mau bersamamu.”

Shuhua menghentakkan kakinya kesal, berniat untuk mendiamkan tapi ucapan mereka malah semakin menjadi-jadi.

“Siapa bilang pria baik-baik, tak ada yang mau padanya ?”

Jelas saja suara itu bukan berasal dari tiga gadis di belakang Shuhua.

Tapi dari sosok yang kini ada di depan Shuhua.

Pria itu melangkahkan kakinya mendekat ke arah Shuhua, membuat Shuhua terkejut dan membatu di saat yang bersamaan ketika jemari miliknya ditautkan oleh jemari-jemari milik pria tersebut.

“Aku Jung Wooseok, semester 3 dari jurusan Fine Arts. Di kampus terkenal yang ada di dekat sekolah kalian. Nilaiku selalu bagus dan tak pernah mencari masalah. Aku termasuk pria baik-baik saja kan ? dan aku memilih untuk menjadi kekasihnya.”

Deg

Sontak saja ketiga gadis di sana membuka mulutnya terkejut. Bukan mereka saja, Shuhua juga tentu saja.

Sementara yang baru saja memberi penjelasan tadi langsung membalikkan tubuh Shuhua untuk menghadap kembali pada gadis-gadis tadi plus ia merangkul pundak Shuhua kini.

“Cukup ?” suara berat Wooseok mengambang dan jelas kini membuat para gadis di sana mendesis hebat.

Shuhua tak mengeluarkan komentar apapun, dan hanya bisa pasrah saat Wooseok menarik tangannya untuk pergi dari sana.

Tapi kesempatan ini Shuhua pakai untuk menoleh  sejenak ke arah tiga gadis di sana dan menjulurkan lidahnya, mengejek dan merasa menang di saat yang bersamaan.

“Terima kasih, tepat sekali pertolongannya.” Ujar Shuhua dan Wooseok hanya melanjutkan langkahnya.

“Anggap saja balasan karena kau telah merawatku tempo hari.” Ucapnya dan Shuhua mengangguk pasti.

Tapi, merasa kembali janggal saat Wooseok tak kunjung melepaskan tangannya meski mereka sudah pergi jauh dari gadis-gadis yang menggangu Shuhua.

Bahkan saat Shuhua berusaha melepaskannya, Wooseok tak mengizinkannya.

“Di mana rumahmu ?”

Um- di belokan sana...” jawab Shuhua sekenanya, ia jadi canggung dan gugup tanpa alasan jelas.

Berusaha mencari cara untuk mencairkan suasana, Shuhua memutar otaknya dan mendapatkan topik.

“Omong-omong, kenapa kau selalu ada di sekitarku ? kau penguntit ? tidak mungkin hanya kebetulan... seperti di drama-drama dan cerita romantis saja...” oceh gadis Taiwan itu sambil tanpa sadar mengerucutkan bibirnya dan Wooseok melihat hal itu.

"Nyatanya memang kebetulanku selalu mengarah padamu.” Tutup Wooseok yang sontak membuat Shuhua merasa senang tanpa ia sadari.

Bahkan tangan Shuhua yang tadi canggung dalam tautannya dengan jemari Wooseok, kini bergerak untuk membalas genggaman itu dengan erat, sambil menoleh ke arah Wooseok.

Yeh Shuhua melompat-lompat kecil tatkala ia sedang berjalan membuat pria Jung lantas menoleh dan memasang ekspresi heran.

“Kenapa ?”

“Tidak... kau sangat tinggi sekali, aku jadi terlihat super pendek saat berada di dekatmu.... Guanlin saja tidak setinggi ini.” Rajuk Shuhua sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya dan masih melompat kecil.

Wooseok menggelengkan kepalanya melihat tingkah gadis itu.

“Hentikan. Nanti kau jatuh.”

Dan Shuhua akhirnya terkekeh kecil sambil menghentikan aksinya sesuai apa yang diperintahkan Wooseok.

Dan kini pandangannya beranjak pada sosok yang ia kenal di depan rumah.

“Ibu ? ayah ?” bingung Shuhua saat ia melihat orang tuanya sibuk memasukkan tas besar ke dalam mobil.

“Ah sayang akhirnya kau pulang, ini mendadak. Ibu dan ayah harus pergi ke Taipei malam ini juga.”

“Apa ?”

Ibu Shuhua melirik ke arah Wooseok yang terlihat sedikit canggung dan ia menyadari tautan antara tangan pria itu dan tangan putri kesayangannya.

“Kau, teman Shuhua ? Lai...ah Lai Guanlin itu kan ? bisa aku titipkan Shuhua dulu padamu ? biarkan ia menginap di rumahmu ya ? aku tak bisa membiarkannya tidur sendiri di rumah.”

“Ibuuuu~ dia bukan-“

“Maaf sayang kami terburu.” Potong ayah Shuhua yang sudah berada di tempat duduk pengemudi.

“Maaf Shuhuaku, ibu akan mengabarimu nanti. Guanlin tolong jaga dia ya.” Dan setelahnya ibu Shuhua masuk ke mobil dan mobil itu melaju meninggalkan Shuhua dan Wooseok.

“Aku, tidak apa-apa... kau bisa pu-“

“Aku tunggu di sini, cepat kemasi bajumu.” Potong Wooseok sambil melepaskan genggamannya pada tangan Shuhua.

“Tapi-“

“Ibumu sudah meminta tolong.”

Malam itu, di bawah pijar lampu jalanan yang ada di sekitar rumah Shuhua. Yeh Shuhua kembali merasakan bagaimana perasan hangat menjalar di pipinya.



TBC

Giant +Wooseok;Shuhua [COMPLETE]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang