Part 2

3.3K 336 8
                                        

“ Terima kasih.. sudah.. mengantarku.. Paman,” Taeyong mengangguk kecil—sebuah anggukan gugup— lalu membuka pintu mobil. Jaehyun menatap lekat punggung Taeyong yang semakin jauh seiring namja itu berjalan memasuki halaman sekolahnya. Ia tidak beranjak sama sekali sampai Taeyong menghilang dari pandangannya, memastikan kekasih puterinya itu memang sudah aman sampai tempat tujuan.

***

Ya! Jaehyun-sshi, kau tau hari ini ada kabar baik! Tender kita sukses! “, Taeil, salah satu rekan kerja Jaehyun menyambut kedatangannya dengan sukacita, bahkan Jaehyun belum sempat duduk dan meletakkan tas kerjanya.

Oh ya? “, tanya Jaehyun. Langkahnya tidak berhenti, terus berjalan sampai ke ruang kerjanya. Dan pria bernama Taeil terus menyelaraskan langkahnya.

Jaehyun menduduki jabatan middle manager, sebagai GM sebuah perusahaan manufaktur di Seoul. Tugasnya adalah mengimplementasikan kebijakan perusahaan, melakukan supervisi, dan mengkoordinasi bawahan. Tetapi yang dilakukan Jaehyun bisa dikatakan lebih dari itu. Dia bahkan hampir memiliki pekerjaan double, yaitu mengerjakan dan memegang tanggung jawab sang presiden direktur juga. Itu dikarenakan Jaehyun bekerja dengan sangat baik dan menyebabkan ia mendapat kepercayaan yang begitu besar dari sang top manager.

Semua tender yang dikendalikannya delapan puluh lima persen selalu berhasil. Terutama untuk perusahaan-perusahaan yang owner-nya adalah kaum hawa. Dengan keramahtamahan dan wajah yang rupawan Jaehyun tidak perlu menghabiskan berjam-jam pertemuan agar penawarannya diterima.

“ Jaehyun-sshi, kemarilah,”

Doyoung, presiden direktur perusahaan yang baru datang langsung menginstruksikan Jaehyun untuk datang ke ruangannya. Jaehyun menatap Taeil sejenak yang memberi semangat padanya seraya beranjak menuju ruangan eksklusif sang atasan.

“ Duduklah,” perintah Doyoung kembali.

Tak seperti biasanya,  nada bicara yang datar dan dingin, kali ini Doyoung tampak sedang dalam mood baik. Ia bahkan mengulurkan tangannya ke arah kursi didepan meja kuasanya ketika menyuruh Jaehyun duduk.

“ Mungkin kau sudah tahu kenapa aku memanggilmu kesini,”. Jaehyun mengangguk dengan senyum samar. “ Pekerjaanmu sangat luar biasa, aku harus memberikan reward atas kerja kerasmu ini,”

Reward? “, Jaehyun menaikkan alisnya. Doyoung mengangguk.

“ Kau sudah membuat banyak pengaruh besar untuk perusahaan ini. Untuk itulah aku ingin memberikan imbalan dan penghargaan sebagai rasa terima kasihku,” Doyoung mengambil sesuatu yang berada dibawah tumpukan dokumennya. “  Ini tiket ke Paris, aku memberikanmu cuti untuk refreshing selama seminggu. Aku sudah memesankan hotel dan mengurus transportasi selama kau disana. Jangan khawatirkan tentang makan juga. Kau tinggal membawa pakaian, dan keluargamu,”

Doyoung menyodorkan tiga lembar tiket diatas meja itu ke arah Jaehyun. Jaehyun tidak bisa menutupi keterkejutan dan kekagumannya. Mulutnya tercengang dan menatap fokus pada tiket-tiket itu.

“ Tiketnya ada tiga? “, tanyanya setelah cukup lama termangap. Doyoung yang hendak kembali fokus pada dokumennya menaikkan sebelah alisnya menatap Jaehyun, lalu mengangguk.

“ Untukmu, anakmu dan isterimu,” Doyoung sebenarnya sedikit heran mengapa Jaehyun tampak kaget saat diberi tiga tiket. Bukankah Jaehyun punya anak, jadi sudah pasti dia punya isteri juga. Lantas mengapa Jaehyun tampak kaget?

“ Tapi—“

“ Tapi apa? “, Doyoung kembali menatap Jaehyun, mengalihkan pandangan dari dokumennya.

THE LAST [JaeYong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang