Part 3

2.9K 319 27
                                    

***

Taeyong membelalakkan matanya ketika tiba-tiba sebuah tiket berada sangat dekat dengan matanya.

Surprise! “

“ Apa ini? “

Gadis yang tadi berada dibelakang Taeyong tetapi memiliki posisi yang lebih tinggi karena memijaki batu itu turun dan berpindah ke sampingnya.

“ Tebak ini apa? “

Taeyong menerima selembar tiket dari Yeri itu dan membacanya.

“ Tiket? “

“ Tebak dari siapa? “, Yeri kembali bertanya, tidak bisa menahan senyum melihat keterkejutan kekasihnya.

“ Siapa? “, tanya Taeyong.

“ Dari appa! “

Ooh.. “, Taeyong tertawa kaku, lalu menyodorkan kembali tiket itu ke tangan Yeri.

“ Kenapa dikembalikan? “, tanya Yeri bingung.

“ Itu tiketmu kan? Kau akan liburan bersama ayahmu? “

Yeri tertawa. “ Ya, tentu saja. Tapi kau tahu? Appa mendapat tiga tiket. Dia bilang aku boleh mengajakmu,”

Taeyong menoleh secara reflek, tampak jelas keterkejutan memburunya. Bagaimana bisa Jaehyun mengajaknya sementara ia bukan anggota keluarga mereka? Dan untuk apa Jaehyun repot-repot membelikan satu tiket untuknya?

“ Jadi bagaimana? Kau akan pergi kan? “

Ehh.. “

Taeyong belum sempat berbicara karena gadis manis itu sudah menarik-narik lengannya dan memohon. Sikap manja Yeri tidak pernah bisa ditolak Taeyong. Tapi ia juga enggan menerima begitu saja tiket pemberian Jaehyun. Lagipula liburan di negeri orang bersama keluarga yang bukan keluarganya pasti akan terasa sangat canggung.

Please.. “

***

Libur musim dingin sekaligus natal dan tahun baru sudah dimulai. Yeri dan Jaehyun tengah mengemas barang-barang mereka ke dalam koper. Yeri telah menyelesaikan miliknya dan sekarang membantu Jaehyun memilah-milih apa yang perlu dan tidak perlu untuk dibawa ketika bepergian liburan. Karena ayahnya ini kadang-kadang bisa sangat lupa terhadap hal-hal penting seperti celana dalam atau obat-obatan.

“ Bagaimana dengan kekasihmu? Dia mau ikut? “, tanya Jaehyun tanpa menghentikan aktivitasnya, berbolak-balik dari lemari untuk mengambil baju yang kemudian dimasukkan dalam koper diatas kasur. Begitupun dengan Yeri yang membantu melipat bajunya dengan rapi.

“ Tidak tahu, aku sudah berikan padanya. Aku bilang kalau dia mau ikut dia bisa datang hari ini ke rumah kita jam 9 “

Jaehyun menatap arloji di lengan kirinya. Sudah jam 9, hanya kurang beberapa detik saja dan tidak ada tanda-tanda kekasih puterinya itu datang. Padahal Jaehyun sudah berharap banyak, bukankah semakin ramai semakin seru?

Beberapa menit berlalu sampai akhirnya kedua ayah dan anak itu selesai mengemasi barang-barangnya. Jaehyun duduk di kasur dan mengancingi kopernya. Sementara Yeri memeriksa ponselnya untuk menghubungi Taeyong, mengingat sekarang ini sudah hampir jam setengah 10. Mereka bisa ketinggalan pesawat yang terbang jam 12 nanti.

“ Yongie, kau dimana? “, Yeri berkacak pinggang sambil menempelkan ponsel ditelinganya. Mengalihkan perhatian Jaehyun. “ Astaga.. bukankah kau sudah berjanji akan datang? “, rengek Yeri lalu melihat Jaehyun dengan nada kecewa. Yeri tahu Taeyong tidak berjanji ketika Yeri memintanya ikut liburan bersama. Tetapi Yeri sangat ingin Taeyong ikut, juga tidak mau mengecewakan Jaehyun yang sudah berbaik hati memberi kekasihnya tiket itu. “ Saat kami datang kesana kau sudah harus siap-siap! Kalau tidak, kita putus! “

THE LAST [JaeYong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang