Floren Attala Syafira. Gadis dengan rambut panjang lurus berwarna coklat gelap dan hidung bangir dengan kelopak mata khas seperti orang Mongalia dengan bola mata berwarna coklat terang. Gadis yang bersekolah di SMA Tanuwijaya di tahun terkhir ini amat sangat menyukai mangga, saking menyukainya ia sampai mengoleksi barang yang bermotif mangga maupun yang berbentuk mangga.
Bukan hanya mangga saja yang ia sukai, buku juga menjadi salah satu barang favorit Flo.🍃
Bel istitahat baru saja berbunyi, sontak para murid SMA Tanuwijaya langsung berhamburan keluar kelas, bahkan ada beberapa siswa yang nekat keluar padahal masih ada guru di kelas. Memang rasa lapar terlalu sulit untuk dikendalikan.
"Eh, Mel. Kantin yuk, mau beli jus mangga nih. Belum sarapan tadi." kata gadis berambut coklat yang di kuncir kuda kepada temannya yang sedari tadi sibuk menyalin tugas negara yang belum kelar.
"Mel, Caramel..." ucapnya sedikit kesal karena diabaikan oleh teman sebangkunya itu.
"Ah, elah Flo. Apaan sih, nggak liat ni lagi ngerjain tugas negara?" jawab gadis yang sejak tadi diganggu.
"Aish, makanya tugas itu dikerjakan di rumah dong. Ah au ah, gue ke kantin sendiri aja. Bye Mela." ujarnya sembari berlari setelah membuat meja Mela sedikit berantakan.
"Weh, kampret ya lu Flo..." ucap Mela sedikit berteriak sebal.Di kantin, Flo bersykur karena masih sedikit siswa yang mengantri di kedai jus.
"Mbak, jus mangganya satu pakai susu nggak pakai gula ya." ujarnya pada si penjual.
"Oke neng Flo, bentar ya antir dulu." jawab si mbak.
"Siap dah."5 menit menunggu, akhirnya jus mengga yang sejak tadi ia dambakan kini sudah ada di genggammannya.
"Berapa ni mbak?"tanyanya.
"Biasa neng 6.000." jawab si mbak.
"Nih mbak, balik dulu ya mbak."ucapnya sopan.
"Iya neng Flo."Setelah mendapatkan apa yang ia inginkan, Flo pun kembali ke kelasnya. Ia sengaja berjalan melewati koridor kelas sebelas, padahal kelasnya dekat dengan kantin.
Di pertengahan jalan dirinya merasa tertarik dengan salah satu krumunan yang ada di samping kelas 11 A1. Penasaran ia pun berjalan mendekat sembari melongokkan kepala, berusaha melihat apa yang sebenarnya terjadi. Samar samar ia mendengar suara serak seseorang yang mencoba melawan.
"Lo pikir dengan gebukkin Gue, lo jadi jantan gitu, ha?" tanya si korban.
"Heh, denger ya. Lo itu cuman sampah tau nggak di sini, jadi jangan sok berani nantangin gue."ucap cowok dengan saputangan di ikat di kepala.
"Iya, gue emang sampah. tapi lo lebih parah dari hanya sekedar remahan roti." ucap cowok yang wajahnya sudah lebam sana sini.
"Kurang ajar ya ni bocah...." ujarnya dengan tangan yang sudah siap melayangkan tinjunya untuk kesekian kali. Tapi gerakan itu terhenti, karena ada suara teriakan dari belakang gerombolan."Woi, bubar woi. Ada Pak Parto lagi otw." ujar seorang siswi berrambut coklat. Sontak para murid pun heboh dan bubar meninggalkan dua orang yang sedang berkelahi. Siswa yang tadi ingin melayangkan tinjunya pun, juga ikutan kabur. 'Ah, sial. Mending gua kabur daripada berurusan sama guru killer satu itu.' pikirnya. Cowok tadi meninggalkan korbannya yang setengah sadar akibat bogem mentahnya yang sudah membuat wajah sang korban tak berbentuk.
"Eh, lo nggak papa?"tanya seorang siswi.
"Eh, nggak. Gue nggak papa."ucapnya sedikit ketus.
"Sini gue bantuin." ujarnya sambil mengulurkan tangan.
"Nggak usah gue bisa sendiri." jawab cowok itu ketus sambil menampik ularan tangan sang gadis.
"Ye, dibantuin juga. Ya udah, cepet sembuh ya. Gue balik kelas dulu, bye." ucap sang gadis cuek.
"Bodo."🍃
Pukul 2.00 waktu dimana para murid sedang mengalami yang namanya kebosanan akut. Ngantuk melanda dan lapar menyerang.
Terutama penghuni kelas A3. Hampir seluruh penhuninya tak berkepala, karena hampir separuh siswa telah meletakkan kelpal mereka di atas meja. mencoba tidur disaat yang tidak brgitu tepat. Karena ini adalah jam pelajaran Pak Parto. Beliau dikenal dengan ketagasannya.
Tapi rasa kantuk itu tak bisa ditolak lagi. Bahkan ada salah satu siswa yang sudah tertidur eh bukan yang benar dia sengaja tidur dengan begitu damainya hingga sedikit mengeluarkan suara ngorok khas orang yang tidur pulas.
Sang guru yang sedang menuliskan materi lama - kelamaan merasakan sesuatu yang mencurigakan. Beliaupun berbalik dan menemukan muridnya yang tepar. Darahnya pun mendidih, diambilnya penggaris kayu dan dipukulnnya ke papan tulis dekencang - kencangnya sembari meneriaki nama mereka satu - persatu.
"Riski, Tarra, Siska, Vanya, Dava, Diandra, Legra, dan itu siapa itu yang di pojok, Haikal bukan itu ha.."ucap sang guru kalap. TOK..TOK...TOK....
"Iya pak."cicit salah seorang murid karena merasa takut akan kena amukan dari sang guru.
"Bangunkan dia."Perintah pak guru.
"I..i..iya pak.""Kal, bangun kal. Pak Parto ngamui nih."ucap sang murid takut - takut, psalnya kalau membangunkan Haikal, sama saja membangunkan singa yang sedang tidur.
"Ntar dulu lah, nanggung ini."ucap siswa itu dengan santai dan kembali memasang posisi yang lebih nyaman.Pak Parto yang melihat itu pun kalap dan berjalan menuju meja sang siswa dengan penuh amarah dan siap mencabik - cabik sang siswa dengan penggaris kayunya.
BRAK...
"Eh, Astaghgirulloh, Ya Allah gusti, Allahu akbar." ucap siswa tersebut latah. ( ya Allah latahnya islami sekali ini.)
"Setan, siapa nih yang maen gebrak meja gua. Nggak tau apa lagi tidur nyenyak, kan jadi latah gini gua. Untung latahnya ajib, coba kalo nyebutnya kebun binatang bisa di basmi pak Parto gua." ucapnya kesal sembari sedikit mengumpat.
"Saya yang menggebrak meja kamu, kenapa?? Mau marahin saya?" Ucap Pak Parto.
"Eh, bapak to ternyata. Saya kira temen - temen pak."ucapnya sambil cengengesan.
"Kamu tu ya Kal, sudah mau lulus masih aja cari masalah, saya sampai bosan lihat kamu keluar masuk BP." ucap Pak Parto.
" Saya juga males kali pak."bisik siswa yang bernama Haikal itu.
"Heh, ngomong apa barusan kamu?? Sana ke kamar mandi, cuci muka kamu yang kusut kayak bungkus gorengan."
"Aish, bungkus gorengan. Emang muka gue koran bekas apa. Muka cakep kaya Jungkook BTS gini." bisiknya lagi. Pak Parto yang entah memiliki telinga yang super peka atau memang suaranya yang terlalu keras, menyaut apa yang dikatakan olehnya.
"Kamu ngoceh lagi, saya timpuk fantofel lo nanti." ucapnya tegas.
"Iya pakk..." ucap Haikal sembari lari menuju kamar mandi.🍃
"Mel, kantin yuk. Mumpung jamkos ini. Laper nih gue." ucap seorang gadis debgan rambut gelombang. Siapa lagi kalau bukan Floren Attala Syafira.
"Alah, mager nih gue. Lagi nonton Park Hyun Shik nyari bukti ini, elah. Ganggu aja sih lo, pergi ndiri napa, kantin deket ini."ujar Mela tanpa nelepaskan pandangannya dari layar ponsel demi melihat sang idola sedang beraksi.
"Elah, pelit amat sih lo. Timbang nganterin temennya bentar ke kantin. Lagian, lo kan udah nonton tuh drama berkali - kali Mel." bujuk si Flo.
"Bodo, yang penting gue suka nih drama."jawab Mela ngawur.
"Apasih nggak jelas, curut. Yaudah deh gue pergi ndiri." ucap Flo sedikit sebal. Pasalnya teman sebangkunya sejak ia SD itu lebih memilih drakor ketimbang dirinya.Di kantin Flo memesan minumman favoritnya dan membeli beberapa permen lolly rasa susu mangga. Setelah ia mendapatkan apa yang ia cari, Flo pun segera kembali ke kelasnya sebelum ada guru yang melihatnya ke kantin.
Di pertengahan jalan ia merasa mendengar sesuatu yang agaknya mencurigakan. Penasaran ia pun berjalan mendekati sumber suara.
"Ah... sshh...auh.."
"Weh apaan tuh, kok kayak ada hawa - hawa negative gitu ya dari daerah kamar mandi?" ujarnya sembari berjalan mendekati sumber suara.
"Nih suara datengnya dari dalem kamar mandi cewek deh kayaknya slurrff..."ucapnya sambil menyeruput jus mangganya.
"Woi ada orang di dalem nggak? Adakan, pasti ada nih. Lagi ngapain woi di dalem, lagi ena ena ya?" ucap Flo sedikit memojokan.
"Weh jawab dong, nggak punya mulut apa?"ucapnya sambil sedikit menggedor salah satu pintu yang tertutup.
Tapi bukanya di jawab malah suara tawa yang mirip kuntilanak yang terdengar dari bilik kamar mandi. Merinding, Flo memilih kabur, daripada nanti dia digentayangin.BRUUKK...
Bersambung...
🍃
Hai gua kembali lagi nih.
Semoga ini dapet ya feelnya.
Jan lupa VoMentnya yup...Goodbye
KAMU SEDANG MEMBACA
Ms.Flomango's
Roman pour AdolescentsFlo maniak mangga, kemanapun dia beranjak pasti ada salah satu barang yang berbau mangga. Menurut Dia, satu hari tanpa mangga, bagaikan hidup taman tanpa bunga. Itu sih kata flo, lain lagi kata Haikal. Menurut dia mangga itu nggak ada enak - enakn...