Malam harinya di kediaman hashirama...
"Iya benar!!" ucap tsunade membusungkan dadanya semangat, terlihat dadanya yang sexy tergoyang. Naruto terkekeh sementara sasuke mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Dengan kata lain, jika mereka harus sekolah di sekolahku maka mereka harus berada di sekolah 1x24 jam" jelas tsunade. Dadanya kembali bergoyang.
Hashirama dan tobirama menghisap rokoknya santai tak memperdulikan penjelasan tsunade.
"Hee?? Maksudmu, mereka akan menjadi satpam sekolah begitu??" tanya mito, ibu tsunade. Tsunade mengangguk pelan
"Benar.. Jika mereka di sekolah,, sama saja mereka latihan bela diri mereka saat ada pencuri bahkan penjahat masuk atau bahkan bisa belajar dengan giat di sekolah denganku...!!!" serunya semangat.
"Heee!!!" naruto mengernyitkan keningnya bingung "Belajar?? Jika bibi bilang belajar,, aku bahkan sudah bosan dengan kata-kata itu" ucapnya.
"Hahahahaha!!!!" seperempat siku muncul di dahinya. Dia merangkul kuat leher naruto hingga naruto kesusahan bernafas.
"Kau menganggap dirimu jenius haaaa?!!!" teriaknya lalu menjitak kepala jenius naruto.
Terlihat sasuke terlibat pembicaraan serius dengan kakek bermarga senju itu.
"Aaahh kalau masalah perusahaan aku dan naruto mampu menghendel dan mengurusnya dengan baik" sasuke kini menatap naruto yang dengan susah payah melepaskan diri dari kukuhan mematikan tsunade.
"A.. Aahh.. Masalah perusahaan yah bii..." naruto berucap setelah lepas dari kuncian sang bibi. Dia mengelus-elus lehernya yang agak sakit.
"Aku bisa mengurus perusahaan bibi jika bibi kelewat sibuk di sekolah..." ucap naruto kini tersenyum memamerkan giginya. Tsunade tersenyum senang.
"Keputusan yang bijak..." ucapnya "kalian hanya perlu memantau perusahaan dari sini.. Aku akan memberikan dua leptop untuk kalian pegang dan kalian masukkan data-data perusahaan" lanjutnya.
"Apa kita bisa masuk secara online lewat alamat email perusahaan bibi???" tanya sasuke "kita juga membutuhkan data yang lengkap... Jangan sampai ada pemalsuan dalam data hingga membuat perusahaan bibi tiba-tiba bangkrut" lanjutnya. Naruto mengangguk membenarkan penjelasan sasuke.
"Tapi, bukankah yang di ijinkan masuk ke dalam web site perusahaan hanya satu orang bibi??" tanya naruto setelah lama berpikir. Tsunade mengangguk.
"Benar... Namun, perusahaanku beda dengan perusahaan lain yang memakai sistem satu admin.. Aku memakai sistem multiple admin,, jadi admin pertama adalah admin yang mengurus data utama perusahaan dan admin yang kedua akan mengurus data keuangan dan data menyangkut data tentang karyawan perusahaan" jelas tsunade panjang lebar
"Woow pantas saja bibi selalu streess dan jomblo sampai se-"
Buuuugh
Perkataan naruto terhenti karena tsunade memukul kepalanya hingga menimbulkan benjol yang agak besar. Semuanya tertawa, kecuali sasuke yang tersenyum kecil.
"Tapi..." sasuke menjeda membuat semua menatap ke arahnya. Naruto masih mengelus-elus kepalanya yang sakit akibat pukulan bibinya.
"Bagaimana dengan perusahaanku dan naruto?? Perusahaan U?? Kami bergerak di bidang pemasaran barang elektronik dan beberapa kerajinan yang di buat langsung oleh sai.. Siapa yang akan mengolahnya jika kami di sini??" tanya sasuke pada akhirnya. Semua yang ada di pikirannya kini keluar juga. Dia nampak khawatir dengan perusahaan yang di bangunnya bersama naruto.
Tsunade nampak berpikir. Benar juga yang dikatakan sasuke. Nampaknya ini akan susah.
"Soal perusahaan kalian.. Serahkan pada dua kakek kalian ini!!!" seru hashirama menujuk dirinya dengan telunjuknya bangga. Tobirama mengangguk membenarkan. "Aku dan kakak akan pergi ke tokyo untuk beberapa waktu dan kami akan meminta itachi juga nagato ikut berpartisipasi dalam membangun perusahaan" tobirama ikut menimpali. Mito tersenyum menatap mereka lalu mengangguk.
"Tapi,, ita-chan (panggilan naruto untuk itachi) sedang sibuk dengan kuliah kedokterannya... Benar tidak teme???" tanya naruto menatap sasuke. Sasuke menatap naruto sejenak lalu menatap tobirama, hashirama dan mito dan mengangguk.
"Bahkan nagato juga sibuk dengan kuliah bisnisnya juga" tambah sasuke. Kini naruto mengangguk membenarkan.
"Heeyy!!! Kalian jangan khawatir kami akan memastikan perusahaan 'U' akan baik-baik saja" tobirama kini tersenyum. Dia membuat suasana tidak enak tadi kini berubah.
"Ya,, mungkin lebih baik kalian membantu bibi kalian.. Dia tidak mungkin membagi tubuhnya menjadi dua untuk mengurus sekolah dan perusahaannya hahahahahahahaha" ucap hashirama pada sasuke dan naruto di akhiri dengan gelak tawa kuat. Wajah tsunade memerah malu. "Ayaaahhh!!! Kau ini!!! Jangan buat aku malu di depan kedua keponakanku ayaaahhh!!!" serunya sebal.
Wajah tsunade yang terlihat sebal itu membuat mereka tertawa tak terkecuali sasuke yang sebenarnya sangat dingin.
"Ibu!! Lihat ayah dan paman!! Mereka menertawakanku!!" lapor tsunade memeluk ibunya seperti anak-anak. Ibunya terkekeh pelan lalu mengelus pundak anaknya lembut.
"Sudahlah... Jangan goda anakmu lagi suamiku..." ucap mito menghentikan mereka. Mereka akhirnya berhenti tertawa.
"Ini sudah malam... Kalian tidurlah.. Besok kalian masuk sekolahkan??" ucapnya menatap tsunade, sasuke dan naruto. Ketiga anak itu mengangguk secara bersamaan. Selepas itu mereka pamit ke kamar masing-masing.
.Keesokan harinya...
"Apa harus yah,, kita membawa seluruh barang-barang kita??" tanya naruto menatap sasuke dan kakashi yang menjinjing tas mereka berdua
"Ini perintah langsung dari bibi tsunadekan baka dobe!" naruto cengar-cengir menatap sasuke yang kini menatapnya sedikit kesal.
Naruto mengangkat kedua tangannya ke atas untuk dijadikan sandaran kepalanya. "Tapii..." dia menjeda sedikit. "Tidak seru kalau tidak ada kiba, shika dan sai.. Benarkan paman kakashi??" kini naruto menatap kakashi pengikut ayah sasuke yang memakai masker. Dia pemuda yang berumur 32 tahun berbeda 4 tahun dari tsunade yang sekarang berumur 36 tahun. Dia mengangguk menyetujui perkataan naruto.
"Hn" tanggap sasuke tak perduli.
.Ceklek
Sakura baru saja membuka pintu ruang tsunade dan menutupnya kembali. Di dalam saat dia masuk tadi, dia menemukan tsunade yang sedang memakai pakaiannya dibantu sizune. Saat tsunade selesai berpakaian tadi, sakura memberitahukan tentang rapat para osis yang akan di wakili oleh sakura sebagai ketua kedisiplinan mewakili neji sang ketua osis yang masih ada di tokyo. Diskusi itu akan membahas siswa maupun siswi yang sudah 5 kali melanggar peraturan sekolah, terutama siswa yang bernama shin yang selalu merayu sakura. Mengingat namanya saja membuat sakura muntah. Setelah membicarakan itu, sakura keluar dari ruangan itu. Dia membuka lalu menutup pintu ruangan itu kembali dan mulai melangkah. Namun, langkahnya terhenti saat melihat dua, ah bukan.. Tiga surai berbeda berjalan ke arahnya. Mereka bertiga laki-laki. Yang satu berambut raven, yang satu berambut pirang, dan yang di belakang mereka berambut silver.
Nampak si pirang nyengir kuda lalu kadang dia memukul pelan pundak si raven atau bahkan setengah merangkul lehernya, sementara si raven hanya bergumam tak jelas. Dia memang terlihat membuang wajahnya, kedua tangannyapun di lipat di depan dada. Namun, bibirnya membentuk sebuah senyuman tipis. Dan ah, si silver hanya mendengar omongan mereka dari belakang lalu senyum-senyum sendiri.
Sakura terpaku menatap si raven. Rambut raven yang mencuat keatas, wajah tampan bak aktor, rahang yang keras, tubuh tegap dan terlihat kuat tidak gendut dan tidak juga kurus, badannya termasuk ideal, si raven juga tinggi, tangannya terlihat sangat berurat membuat sakura membayangkan bahwa dia pastilah anak miskin yang pekerja keras membantu orang tuanya,,, hee.. Kau salah sakura.
Setelah pandangan si raven fokus ke depan, barulah sakura melihat manik onyxnya yang sekelam malam, yang dapat menenggelamkannya saat itu juga.
Bersambung...
Mohon saran dan kritik yang positive... Saya mnta maaf jika kalian menemukan typo dan karakter yang ooc dan jangan lupa di vote yaaahhh???.. Sampai jumpa di chap berikutnya yaahhh
KAMU SEDANG MEMBACA
We are U
Fanfiction"Apa tidak pantas orang sepertiku mencintaimu??" Cinta ini sebenarnya sangat terlarang. Karena ku tahu mencintainya hanya akan membahayakan kehidupannya. ~Sasuke "Tidak seharusnya aku mendekati gadis baik sepertimu, kau bahkan tidak tahu aku baik a...