---
aku berjalan pulang menyusuri jalan setapak, tapi jalan ku terhenti ketika melihat seorang laki laki dan peremuan, ku kira mereka akan melakukan kegiatan itu tapi saat aku mulai dekat dengan mereka, aku melihat laki laki sedang meminum sesuatu dari perempuan itu.Perempuan itu lemas tak berdaya, ia memakali gaun ungu dan berambut pirang.
Aku memundurkan langkahku, selangkah demi selangkah, dengan keringat yang mulai bercucuran di tubuhku, laki laki itu melihat ku dengan sangat tajam, matanya yang merah, dan mulutnya yang penuh darah. Dia berhasil mencekram tanganku, aku sangat ketakutan.
"TOLONGG!?! JANGAN" aku mencoba berteriak
"diam lah nona cantik,darah mu, oh darah mu sangat lezat nona" dia memejamkan mata dengan mengendus.
"boleh ku coba setetes saja?"
"tidak, kau tidak bisa mendapatkannya"
"grrrr," dia mengeluarkan gigi taringnya dan mengambil pergelangan tanganku. Yang bisa aku lakukan hanya pasrah atas segalanya, aku memejamkan mataku menahan sakit yang sangat sakit, tubuhku berasa terbakar, aku mencoba berteriak tapi pita suara tidak bisa membendung rasa sakit yang sekarang mulai menjalar ke seluruh tubuh, aku terjatuh dengan masih kesakitan.
Aku sempat mendengar kata "lepaskan" suaranya laki laki, dan aku sepertinya mengenal suara itu,aku mencoba membuka mataku tapi tak sanggup dan akhirnya aku terpejam sangat sangat lama.
Aku terbangun, ku kira aku sudah mati. Dan semua itu ternyata hanya mimpi, aku bekeringat dan nafasku terasa hampir habis, semua mimpi itu seperti nyata, bukan hanya mimpi. Aku turun dari kasur karena sekarang memang sudah pagi, seperti biasa aku mulai mandi dan sarapan dibawah.
"berita apa kek?" aku menanyai kakekku yang sedang serius melihat siaran berita.
"seorang perempuan meninggal penuh darah di daerah jalan setapak petang tadi sofie, dan ada bekas gigitan dilehernya" aku terdiam, apa maksudnya, kejadian itu sama seperti di dalam mimpiku. Aku mulai duduk di samping kakekku, aku melihat siaran berita dengan serius, dan saat aku melihat tkpnya benar benar sama, jalan setepaknya, dan perempuan itu juga memakai gaun ungu, dan yang membuatku tekejut adalah, saski mata itu ternyata arkie.
"bukankah itu arkie" kevin melihat tv dengan penasaran.
"sepertinya begitu" aku menjawab dengan masih serius kearah tv
"kalian berdua mengenalnya?"
"ya dia teman sekolah kita kek," jawab kevin lalu kembali ke meja makan. Aku tetap serius melihat berita itu, bulu kuduk ku naik, aku sangat takut mulai saat itu
"Apa yang sebenarnya terjadi sekarang?,"
Aku sekarang sudah berada di sekolah,seperti biasa alena sudah duduk manis dibangkunya, tapi kali ini wajahnya berbeda, wajahnya terlihat pucat, sangat pucat, seperti vampir.
"kau sakit alena?" aku menanyainya setelah aku duduk disampingnya
"ohh tidak sofie,a-a-apakah kau melihat berita tadi petang?" alena benar benar gugup ketakutan, dia tidak biasa seperti ini.
"iya aku melihatnya, dan kau tau berita itu masuk kedalam mimpiku tadi malam, sebelum itu diberitakan, semua sangat sama, seperti aku menyaksikannya langsung" aku menjelaskan kejadian aneh itu.
"benarkah? Sangat aneh" dia mencoba stabil kembali, aku tau dia seperti ketakutan, tapi aku tidak berani menanyainya. Wajahnya mulai kembali seperti biasa, dia tidak pucat lagi.
"apakah warna bola matamu abu abu alena?, tadi pagi sepertinya berwarna hitam pekat sedikit merah" aku menyelidikinya
"benarkah?kau mungkin salah lihat sofie, warna bola mataku tetap sama seperti hari hari biasanya" ya mungkin aku hanya salah lihat.
Hari ini aku tidak melihat arkie sama sekali di sekolah, dimana dia?
Alena pun pulang cepat, entah kenapa semuanya seperti sedang ketakutan.Hari ini aku pulang jalan kaki lagi, aku sedikit takut karena berita tadi pagi. Aku lalu memutuskan untuk melewati jalan belakang,
"Arghh, sialan" aku mendengar suara laki laki tak jauh dariku.
Aku mencoba mencarinya sumber suara itu, dan melihat laki laki yang sedang berada disamping mobilnya, dia terlihat emosi, dia sempat mengacak acak rambutnya sesekali
"brakkk" aku melihatnya, aneh dan membuatku membulatkan mataku, dia meninju mobilnya hingga rusak
"sekuat itukah tangannya?"
Dan satu yang membuatku terkejut, saat laki laki itu membuka jaketnya dan membuangnya, dia adalah arkie. Aku semakin bingung, aku memberanikan untuk menghampirinya.
"arkie?"
"hah? Kau? Sofie?" dia sangat terkejut dengan kedatangan ku yang tiba tiba.
"kau kenapa?" tanyaku
"tidak,aku baik baik saja, kau kenapa lewat sini, berbahaya bagimu melewati jalan sepi seperti ini"
"tidak apa, aku hanya ingin cepat sampai di rumah" aku melihat wajah arkie yang awalnya memerah kembali pucat seperti biasanya
"mau ku antar pulang? Ini gratis, tenanglah" dia tertawa pelan
"jika bagimu tidak merepotkan" arkie langsung membuka pintu mobilnya dan menyuruhku masuk.
Aku terdiam, udaranya sangat dingin karena hujan, ketika aku melihat ac mobil yang ternyata menyala, aku ingin mematikannya tapi aku mengurungkan niatku itu, ini mobil arkie, aku tidak enak untuk bilang kepadanya. Arkie lalu menatapku, dia sepertinya tau jika aku kedinginan, dia lalu mematikan ac mobilnya.
"mana rumahmu?"
"jarak 5 rumah dari sini" setelah beberapa menit mobil arkie berhenti tepat di depan rumahku.
Aku lalu turun,dan mengajak arkie duduk di taman depan rumahku, mungkin ini kesempatanku untuk bisa tau tentangnya. Ia mulai duduk dan berbicara, dia berbicara sedikit, kita lebih sering diam,hingga tiba tiba kunci mobil arkie yang di pegang jatuh, aku mencoba membantu untuk mengambilnya. Tangan ku dan tangannya bersentuhan, aku segera melepaskan sentuhan itu karena tangan arkie benar benar dingin, sangat dingin, seperti es.
Aku menatapnya bingung, dia hanya memasang wajah datar dan berdiri"sepertinya akan hujan lagi, aku akan pulang" aku mendongakkan kepalaku
"kau tidak mau masuk dulu?"
"tidak, terima kasih. Aku pulang" dia lalu pergi dan memasuki mobilnya, aku melihatnya dari jauh hingga mobilnya menghilang.
Aku lalu masuk kedalam rumah ku, tapi tiba tiba ada yang membekap mulut ku, aku memberontak, tapi dia menahan ku dengan kuat, dia membawa ku menjauh dari rumah. Aku mulai pusing, sepertinya kain yang membekap mulutku dia beri sesuatu, mataku mulai menutup pelan dan akhirnya semua yang ku lihat hanya berwarna hitam.
Then what happened to sofie?
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Days In London | vampire
FanfictionNamaku sofie Rhea Shaw, kalian bisa memanggilku sofie, aku adalah anak blesteran inggris-indonesia, mamaku sudah meninggal ketika aku berumur 7 tahun karena penyakit, dan sekarang aku tinggal dengan papaku yang kadang menyebalkan. Hidupku beruba...