"Kita bisa kuat jika meminta bantuan klan lain." Mike entah datang darimana dengan membawa laptop, berjalan mendekati mereka. Ia lantas duduk di sebelah Kevin. "Terkesan tidak etis, tapi kondisi kita memang masih pemulihan."
"Tapi masalahnya adalah, kita akan meminta bantuan siapa?" Audrey mengomentari masih dengan mata yang terfokus pada lembaran kertas. "Disini hanya terpampang beberapa klan kecil yang bahkan tidak masuk 7 besar klan utama. Sedangkan yang masuk sebagai anggota 7 besar selain kita, bisa jadi musuh dalam selimut."
"Wah, seperti yang diharapkan. Istri dari ketua phantom ternyata pikirannya luas juga." Celetuk Mike sembari menghubungkan perangkatnya pada proyektor. "Benar katamu, kita masih tidak yakin utnuk beberapa klan yang masuk sebagai anggota 7 besar."
"Klan Violent Rose masih masuk list kecurigaan terbesarku, karena kejadian kemarin, penyusup menggunakan jenis racun. Yang notabene klan Violent rose adalah satu-satunya klan terkuat yang bisa jadi memiliki formula seperti itu." Alex menyahut. "Itu bukan racun rendahan."
"Tapi sejak kapan Red Orchids bersekutu dengan klan Violent Rose? Bukankah jika ada hal semacam itu akan diumumkan secara resmi?" Nicole menimpali juga. Sementara Kevin dengan cepat merespon.
"Bisa jadi mereka masih merahasiakan ini, karena Red Orchids tidak pernah mau menanggung kerugian atau tertangkap basah sehingga terlalu waspada dengan langkah musuh. Jadi itu sebabnya persekutuan mereka masih tidak diumumkan secara resmi."
"Bukankah itu terlalu aneh untuk mantan anggota klan Red Orchids menjabarkan langkah mantan ketua klannya?" Audrey menyela pembicaraan keduanya. Matanya menyipit curiga.
"Nona, jangan-"
"Aku bukannya tidak menerima kehadiran dia, tapi bukankah dia bisa saja masih merupakan mata-mata Red Orchids? Itu terlalu aneh bagiku." Audrey segera memotong ucapan Alex begitu pria itu membuka suaranya. Di sisi lain Kevin terlihat membisu dan tidak berniat menjawab.
Audrey baru saja akan membaca kembali lembaran kertas yang diberikan Kevin, namun merasakan adanya bahaya di belakangnya, ia bergegas menoleh dan benar saja, sebuah pisau melesat tepat melewati pipi kirinya. Menggores sebagian kecil pipi putihnya.
Audrey hampir saja memprotes, namun dengan segera Alex berdiri.
"Nona-"
"Aku tidak percaya ada orang sepicik dia. Apa memang beberapa wanita menjengkelkan seperti dia?"
Alex bergegas berdiri di dekat Audrey. "Marcus, jangan memancing-"
"Aku tidak suka jika ada orang yang merendahkan derajat orang lain seperti itu. Terutama jika itu sekutumu atau temanmu." Marcus tetap berada di posisinya dengan Casey di belakangnya. "Membongkar langkah ketua klan? Sial, omong kosong macam apa itu? Bukankah kalian berada dalam 7 klan besar utama karena saling menjatuhkan satu sama lain? Jangan bertindak suci. Itu menjengkelkan."
Audrey bungkam, sementara Kevin di sisi lain tampak terkejut karena secara tidak langsung Marcus sudah membela dirinya.
"Jika tingkah kalian sesama sekutu saja masih menyebalkan satu sama lain, keluar saja. Aku tidak butuh sekutu macam itu." Marcus lantas memberi isyarat pada Casey dan membuat pria itu meninggalkan ruangan tersebut.
"Kau masih bukan Guardian-"
"Aku bisa membunuhmu detik ini juga karena begitu menyebalkan di mataku, Audrey Blossom." Marcus merubah nada suaranya. Dan sontak semua orang yang ada di ruangan itu seolah merasakan dejavu karena merasakan tekanan yang sama seperti yang tadi pagi mereka alami.
"Kau boleh saja membodohi yang lain. Tapi jangan harap kau bisa membodohiku."
Semua orang di dalam ruangan itu masih tidak mengerti maksud ucapan Marcus hingga kata terakhir yang pria itu ucapkan menjadi bom detik itu juga.
= TO BE CONTINUED =
Since : 13-11-2018
KAMU SEDANG MEMBACA
GUARDIAN [ON-HOLD]
Aksi[17+] Highest Rank in Action : #24 [12-05-2018] #44 [16-08-2017] #47 [13-08-2017] *** Hidup Marcus berubah total semenjak kedatangan Yuuki Esther ke dalam hidupnya. Gadis yang mengaku ingin menikahinya tersebut ternyata seorang ketua Kla...