4

16.1K 436 2
                                    

Rasanya sebagai istri kedua aku harus mengalah karena mas Yoga lebih mementingkan Nadya. Aku sadar mas Yoga menikah denganku hanya menginginkan keturunan.

" Tan, kenapa kamu melamun? Ada masalah ya?"

" Ga ada Rin"

" Kamu jangan bohong deh. Kita udah lama bersahabat. Aku tau kamu ada masalah"

" Aku ga ada masalah. Kamu kok ga percaya sama aku?"

" Bukannya aku yang ga percaya, tapi kamu yang ga percaya sama aku. Tapi ya udahlah aku ga maksa kamu buat cerita"

Rina selalu tahu jika aku ada masalah. Kami sudah lama bersahabat dan ia seperti saudaraku sendiri.

" Maaf Rin, aku ga mau ngerepotin kamu. Aku bisa nyelesein sendiri masalahku"

" Aku selalu berdoa yang terbaik untuk kamu"

" Thanks Rin"

" Aku pesen gaun buat nemenin suamiku ke pesta ulang tahun anak bosnya"

" Oke, silakan kamu pilih sendiri gaun yang kamu suka"

Seharian ini aku menghabiskan waktu di butik. Aku sengaja mengalihkan perhatianku dari Mas Yoga. Sejak Nadya pindah ke Jogja, mas Yoga jarang ada di rumah.

Ia selalu mementingkan Nadya daripada aku. Mungkin ini ujian yang harus ku terima karena menjadi istri kedua mas Yoga.

Saat jam makan siang, aku mencoba menghubungi mas Yoga tetapi tidak ada respon. Aku sangat sedih karena kehilangan perhatian mas Yoga.

Tiba - tiba ada seseorang yang menepuk pundakku dan aku sangat terkejut melihat pria yang sudah lama tidak ku temui.

" Rudy"

" Hai Tan, gimana kabar elu?"

" Aku baik, kamu gimana kabarnya?"

" Gue baik banget. Udah lama ga ketemu ama elu"

" Iya nih, tumben ada di jogja"

" Kebetulan gue ada kerjaan di sini. Kalau elu?"

" Aku punya butik di sini"

" Wah, kebetulan dong. Nyokap gue juga punya butik di sini"

" Sibuk banget dong"

" Iya gitu, gue duluan ya"

" Hati - hati di jalan"

Rasanya menyenangkan bertemu Rudy. Ia salah satu teman kuliahku yang berasal dari Jakarta.

***

Hari ini sangat melelahkan karena aku menemani Nadya mencari rumah kontrakan. Nadya sangat tertarik dengan rumah tingkat yang dekat kantorku

" Mas, aku pengen kita tinggal di rumah tingkat yang dekat kantor mas. Halamannya luas, aku bisa bercocok tanam"

" Terserah kamu deh"

" Mas, aku pengen kita cepet punya anak. Selama dua tahun menikah, kita belum di karunia seorang anak"

Aku terdiam mendengar keinginan Nadya. Andaikan ia tahu jika ia mandul pasti ia sangat sedih. Dulu kami pernah memeriksakan diri ke dokter dan hasilnya Nadya tidak bisa hamil.

Waktu itu aku sangat shock mengetahui kenyataan itu tetapi aku berusaha menyembunyikan hal itu dari Nadya.

" Nad, aku mau balik ke kantor. Kamu pulang ke homestay naik taksi ya soalnya sebentar lagi aku ada rapat"

" Iya deh, mas Yoga jangan ngebut di jalan"

" Iya sayang, aku berangkat dulu"

Aku langsung pergi menuju kantor dengan hati yang bimbang. Tidak tega memberitahu yang sebenarnya kepada Nadya. Aku tidak ingin menyakitinya.

***

Gue ga nyangka hari ini ketemu sama Tania. Teman kuliah gue yang udah sebelah tahun ga ketemu. Tania makin cantik ga kayak dulu.

Bodohnya gue ga minta nomor kontaknya padahal gue pengen deketin dia.

" Rudy, kamu kok ngelamun dari tadi?"

" Sorry mom, lagi mumet otak ku"

" mumet kenapa toh? Gara - gara cewek ya?"

" Ya gitu mom, aku lupa minta nomor kontaknya padahal susah banget ketemu dia"

" Berdoa aja semoga kalian bisa ketemu lagi. Kalau jodoh ga akan kemana"

Bener juga kata nyokap. Gue mesti optimis dan berdoa semoga bisa ketemu sama Tania

Cinta Istri keduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang