"Lebih susah mengatakan maaf dan terima kasih dibanding membayar hutang."
Ayana C.R.
ΩΩ♥♥♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♥♥ΩΩ
[REMAKE]
Aku bosan. Benar-benar bosan. Sendirian di rumah dan tidak ada yang bisa ku lakukan. Mungkin aku akan mencari bahan bacaan baru.
Aku terlalu malas berganti baju. Sebagai gantinya aku memakai jaket berwarna hijau lumut. Meski malas, aku harus mengganti celanaku menjadi celana panjang berwarna hitam legam.
Segera aku berangkat menuju toko buku. Tentunya aku tidak lupa mengunci pintu.
🌗🌓🌗
Diantara semua buku yang ada, aku baru mendapatkan satu buku yang tidak pernah kubaca. Baiklah, aku menyerah. Aku membeli buku ini saja.
Saat hendak berjalan menuju kasir, tidak sengaja aku menabrak seseorang hingga buku yang kupilih dan buku-buku miliknya terjatuh.
"Maaf," kataku seraya mengambil buku pilihanku. Dia-orang yang kutabrak tadi-juga mengambil buku-bukunya.
"Kak Rex?" Kagetku saat melihat orang yang kutabrak.
"Kamu yang pingsan waktu itu, kan?" Dia bertanya. Aku mengangguk pelan sebagai jawaban.
Syukurlah aku bertanya pada Ira.
FLASHBACK ON
Aku sedang menunggu bel tanda istirahat telah berakhir berbunyi di kelas bersama Ira. Awalnya Ria bersama dengan kami, namun dia tiba-tiba saja ingin pergi ke toilet.
"Ira, kamu tau kak Rex itu yang mana?" Aku membuka topik pembicaraan.
"Eh! Kenapa tiba-tiba kau mau tau? Jangan-jangan naksir, ya, sama kak Rex?" Ira bertanya dengan wajah usilnya.
"Ira, dengar. Aku belum pernah melihat wajahnya kak Rex, jadi bagaimana mungkin aku menyukainya!"
"Iya juga, ya. Terus kenapa kau mau tau?"
"Rahasia. Kalau kamu tidak mau mengatakannya tak apa, aku bisa minta sama Ria." Sekarang posisinya terbalik. Aku yang memperlihatkan wajah usil.
Ira cemberut. "Iya, deh. Kebetulan aku punya fotonya kak Rex. Nih." Ira mengeluarkan selembar foto dari dalam tasnya.
Foto itu memperlihatkan seorang laki-laki dengan wajah menawan, rambut yang sedikit acak-acakan berwarna hitam kecoklatan yang membuatnya terlihat perfect, hidung mancung, dan manik mata berwarna coklat gelap.
FLASHBACK OFF
"Terima kasih sudah mengantarkan saya ke UKS tempo lalu." Aku menundukkan sedikit kepalaku hormat.
"Hmm…" Entah benar atau tidak, aku mengartikan jawaban dari kak Rex sebagai 'iya'.
Aku tidak punya hal apapun yang ingin kusampaikan pada kak Rex selain rasa terima kasihku.
"Kalau begitu saya pergi dulu. Saya mau membayar buku saya." Aku berbalik, siap pergi membayar buku pilihanku.
"Kalau ada waktu, bisa kita bicara sebentar? Berdua?" Pertanyaan tiba-tiba dari kak Rex sukses membuatku kembali membalikkan badanku menghadapnya.
Aku tidak ingin dia merasa kalau aku tidak tau terima kasih. Lebih baik aku terima saja. "Bisa. Bagaimana kalau sehabis membayar buku saja?"
🌗🌓🌗
KAMU SEDANG MEMBACA
DeBlis [REMAKE]
FantasyManusia terlalu naif. Mereka mengira mereka adalah satu-satunya makhluk di dunia ini. Padahal ada banyak m diakhluk di dunia ini selain mereka. Bahkan ada banyak sekali dunia, bukan hanya dunia manusia saja. Apa menyenangkannya menjadi manusia? Manu...