This Is Not The Beginning: Chapter 5

9 6 0
                                    

"Lakukan apa yang kau mau sebelum terlambat. Karena kau tidak akan tau kapan kematian akan menjemputmu."

Ayana C.R

ΩΩ♥♥♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♥♥ΩΩ

[REMAKE]

Akhirnya, hari ini Ayana kembali bersekolah. Hukuman skors-nya telah selesai. Begitu dia membuka pintu kelas, banyak orang mengerubunginya.

"Ayana, kamu hebat banget!"
"Ayana, aku salut sama kamu."
"Hebat, deh, kamu bisa berani lawan Hazelia."
"Kamu ada di mading, loh."
"Aku cuman bisa kasih jempol aja deh buat kamu."

Itulah beberapa penghargaan kata-kata yang didapat Ayana. Tidak semua orang mengeluarkan kata-kata pujian untuknya. Beberapa orang berbisik-bisik sinis terhadapnya.

"Lihat, deh, sok banget jadi orang!"
"Apanya yang hebat? Diskors itu hebat, ya?"
"Caper banget sih jadi orang!"
"Alah! Paling juga dia gak sehebat itu!"

🌗🌓🌗

"Ayana, yuk ke kantin!" Ira mengajak Ayana. Ayana hanya mengangguk pelan sebagai jawaban.

Di kantin, Ria bertugas memesan makanan, sedangkan Ira dan Ayana bertugas mengamankan meja kosong.

"Nih, pesanan kalian." Ria meletakkan pesanan mereka di atas meja.

Di saat mereka sedang makan, seluruh perempuan yang ada di kantin berteriak, menyebabkan polusi suara.

Ira berdiri untuk melihat apa yang terjadi. "Akh!" Ira menelan makanannya yang belum selesai dikunyah.

"Ira, minum!" Ria berdiri dan menyodorkan air putih ke depan Ira. Ira segera meminumnya sampai habis.

"Ada apa?" Ayana bertanya setelah melihat keadaan Ira yang sepertinya baik-baik saja.

"Ta… Ta… Di… Kak Rex ada di sini, di kantin!" Raut wajah Ira berubah serius. Membuat Ayana terheran-heran kenapa Ira serius hanya untuk ini.

"Memang kenapa?" tanya Ayana heran.

"Kak Rex itu gak pernah sekalipun ke kantin. Biasanya dia bawa bekal dan memakannya di suatu tempat tersembunyi. Mungkinkah ini keajaiban dunia ke delapan?"

"Ooh. Hebat ya mata kamu bisa lihat di dalam kerumunan sebanyak itu," kata Ayana yang tidak tertarik dengan penjelasan Ira yang menurutnya terlalu berlebihan.

"Yah, semua indera Ira pasti tajam kalau menyangkut cowok," kata Ria meledek seraya melirik Ira. Ayana dan Ria tertawa, sedangkan Ira cemberut.

Sesaat mereka melupakan keberadaan Rex dan hanya bercanda bersama. "Boleh aku duduk disini?" Sebuah suara bertanya dari belakang Ayana.

Ira dan Ria yang terlebih dahulu melihat siapa pemilik suara itu membeku. Sedangkan Ayana menoleh ke belakang dan mendapati Rex tersenyum dengan nampan di kedua tangannya.

Ayana segera menjawab setelah tau siapa sang pemilik suara. "Iya, silahkan." Ayana bergeser agar Rex dapat duduk.

"Kenapa kakak duduk di sini? Bukankah masih banyak yang kosong?" Ayana berbicara setelah Rex memakan beberapa suap makanannya.

Ayana tidak sadar. Ira dan Ria sedang bersyukur karena suasana canggung yang terjadi sudah sedikit diselamatkan Ayana.

"Kau mengusirku?" Rex menunjuk dirinya sendiri dengan 2 bola mata yang membesar.

DeBlis [REMAKE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang