Chapter 13: Kaulah Alasan Segala Euphoria-ku

468 86 17
                                    


author's note:
halo semua! makasiih buat yang udah suka dan support cerita ini <3 maaf banget aku lama update. kenalin, aku ditarts, 1991 line. suka kpop dari 2010. aku baru aja ngelahirin, makanya sama sekali gak kepikiran ff :p

ini aku mau coba sambilan nerusin euphoria. doain ide lancar ya? soalnya bikin narasi dari ff lain ternyata lebih susah ketimbang narasi original.. dan kebetulan ff ini gabungan antara ff lain dan original. ribet dah xD

banyak amat a/n nya.. semoga kalian suka chapter ini yaa

_______

Saat membuka kelopak, Yein sudah berderai air mata. Hanya sekelebat terlelap, tapi sanggup menambah sakit kepala. Jam 6:45 sekarang, dan kelas Yein mulai jam 7:30. Masih banyak waktu. Meski begitu, Yein tak mau berlama.

Yein membereskan kamar Mijoo, mencuci muka, menguceknya kasar, menepuk kedua pipi sampai ia tak terlihat habis menangis. Berpamitan dengan Mama Hwisun, Yein bersikukuh ingin berjalan kaki dengan alasan sudah lama tak olahraga. Yein tak mau berada satu mobil dengan Mama Hwisun. Sedang tak mood berpura-pura.

Di asrama, Yein mandi, berganti pakaian, dan berbaring sebentar di tempat tidur. Terlalu banyak informasi sampai Yein bingung mesti mencerna yang mana dulu.

Diary Mijoo, kalau Yein serahkan pada polisi, apa bisa menjadi bukti bahwa Mijoo-lah yang ingin mengakhiri hidup, dan bukan karena dibunuh dengan sengaja oleh Jungkook? Banyak sekali cerita 'selingan' yang tabu, seperti lokasi transaksi Bang Yongguk, pembelian obat terlarang antara Jungkook, Taehyung dan Jimin dengan sang bandar, bahkan sampai Mama Hwisun yang melakukannya dengan Kepala Desa. Yein terlanjur memegang buku itu, apa akan dipermasalahkan ketika dicek lalu sidik jarinya ditemukan? Apa mereka akan percaya kalau memang ini milik Mijoo?

Yein meninggalkan kamar dengan perasaan berkecamuk.

Kelas Sains membuat perut Yein bergejolak dahsyat. Entah itu— atau memang karena sedang tak enak badan. Ia nyaris muntah, dan ketika izin keluar kelas untuk ke kamar mandi, ia berpapasan dengan Jeon Wonwoo, yang menanyakan keadaan Yein dan menawarkannya diantar ke dokter.

Yein hanya butuh istirahat.

Dan jelas Yein tak butuh dipanggil ke ruang Kepala Sekolah Son untuk ke-dua kalinya ketika hantaman di kepala dan perut Yein sedang klimaks.

Di bawah mata tajam Kepala Sekolah Son, Yein semakin menggeliat gelisah.

"Yein," Kepala Sekolah Son duduk tegak dengan tangan terlipat di atas meja. "Apa kabar?"

Tak ada keramahan maupun sirat keibuan dari nada bicara Kepala Sekolah Son.

"Baik." Yein memuji diri sendiri akan acting luar biasanya. "Akhir-akhir ini saya merasa lebih segar."

Sebelah alis Kepala Sekolah Son terangkat. "Gitu ya." Ia bersandar. Banyak anak yang ingin sekali mencoba duduk di bangku kulit cokelat empuk itu. "Memang masih setengah tahun, masih ada satu semester lagi. Tapi apa kamu udah memutuskan mau ambil konsentrasi apa?"

Memikirkan saja membuat Yein menggoyangkan kaki tak nyaman. "Uhm.."

"Ada dua nilaimu yang paling mencolok. Fotografi dan Seni Tari. Mana yang lebih kamu suka?"

"Hm. Ya... mungkin."

Jawaban tak nyambung Yein membuat Kepala Sekolah Son mengetuk-ngetuk meja. "Yang mana yang 'ya mungkin'?"

"Oh. Uhm..."

"Belum memutuskan?"

Yein mengangkat bahu. "Saya rasa... saya sedang gak begitu tertarik pada keduanya akhir-akhir ini."

Euphoria | Yein x Jungkook [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang