Chapter 4

410 64 10
                                    

AKU MENGHITUNG JARAK DI BELAKANG. Hanya tersisa sekitar sepuluh langkah lagi untuk kami akhirnya sampai di seberang pintu belakang rumah Jennie. Selagi aku berjalan, aku baru menyadari, jika keadaan di sekitar sudah mulai menggelap dengan sempurna. Dengan segera aku pun menyalakan senter yang tadi dibawa oleh Mingyu, lalu mengarahkan sinarnya ke depan. Tidak ada obrolan untuk beberapa saat, seolah kami sedang sibuk dengan pikiran masing-masing, bernostalgia tentang hal-hal yang sudah berlalu, entah itu tentang hal baik atau hal buruk sekalipun.

Ah, aku baru sadar bahwa mungkin saja, tempat ini memang sudah cukup untuk memberikan kesan yang berarti atas kejadian di masa lalu, setidaknya untuk diriku sendiri.

"Hei."

Aku mendongak, menatap punggung Lisa yang tadi memanggilku.

"Aku baru ingat pada cerita ayahku tentang sungai ini dulu."

"Ayahmu pernah berdongeng tentang sungai kecil ini?"

Lisa mengangguk, meski aku tidak bisa melihat wajahnya. "Itu bukan dongeng Wonu. Ini kenyataan: aku akan berbicara tentang fakta."

Suara daun-daun kering yang terinjak sedikit meredam omongan Lisa, aku tidak mendengarnya dengan pasti, tapi kemudian hanya bergumam untuk menanggapinya. Gadis itu pun kembali mengoceh, aku tidak masalah sekarang, karena setidaknya hal ini bisa membuat keadaan menjadi lebih baik daripada kami hanya berdiam diri satu sama lain. Itu benar-benar awkward dan menyebalkan jika mereka berdua ingin tahu.

"Jadi begini," Lisa memulai ceritanya. "Tuan Kim yang memiliki rumah ini adalah orang yang sangat sangat perfeksionis. Dia ingin segalanya sempurna, tidak boleh ada celah bahkan hanya sedikitpun. Dan kau tahu apa akibat yang paling mengejutkan dari sifat perfeksionisnya itu?"

Aku menggeleng meski dia takkan melihatnya.

"Dia menceraikan ibu Jennie hanya karena selalu memasak tanpa menggunakan apronnya, bukankah itu konyol?"

"Itu konyol."

"Benar-benar konyol."

Itu Mingyu. Aku tidak percaya dia bersedia ikut campur dalam obrolan tidak penting ini. Aku yakin Lisa sedang memekik senang dalam hatinya sekarang.

"Benar! Dan kalian tahu apa yang lebih konyol daripada itu?"

"Aku tidak percaya ada hal yang lebih konyol lagi dari itu." sahutku.

Lisa tidak langsung melanjutkan, gadis itu sepertinya menunggu tanggapan dari Mingyu. Tetapi setelah hampir dua menit berlalu dan Mingyu belum juga memberikan suara, gadis itu pun mendesah kecewa dengan cukup keras. Aku ingin tertawa karenanya, dia benar-benar bodoh.

"Jadi apa hal konyol itu huh?" tanyaku akhirnya.

"Berhubungan dengan sungai kecil ini."

Suara gadis itu melemah, membuat kedua alisku langsung bertautan, antara tidak suka dan juga penasaran. "Jadi apa itu?"

"Tuan Kim sengaja membuat sungai kecil ini, karena takut ibu Jennie akan datang kembali ke rumah dan membawa paksa kedua anaknya. ITU. Sangat konyol bukan?"

Aku yang mendengarnya hampir menganga tidak percaya. Tetapi karena suara Lisa yang tiba-tiba meninggi dan perubahan mood-nya yang membuatku semakin bingung, aku pun hanya tertawa kering, kemudian menepuk pundaknya pelan. "Itu konyol."

Suasana kembali sunyi setelahnya. Obrolan tadi rasanya menjadi tidak seru lagi. Aku tahu semua ini dikarenakan Kim-idiot-Mingyu, kalau saja dia tidak menyahut sedari awal dan hanya akan memberikan harapan kosong kepada Lisa, pasti semuanya akan baik-baik saja. Dia itu memang selalu merusak kebahagiaanku.

[Meanie] The Boundary between FoolsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang