Aksara & Anasera

376 14 6
                                    

Sempurna - Andra & The Backbone

"Kenapa gabilang, sih, kalo delay! Lagian jarak Solo-Bandung tuh ga seberapa, kan?"
Omel Aurel, begitu mengetahui wajah polos tanpa dosa dari kakaknya.

"Kenapa? Kamu kangen? Bilang, dong,"
Cengirnya.

Dan, malam itu dipenuhi dengan tawa dan obrolan semu, damai.
Virgo heran dengan ibundanya yang kini selalu dirumah.

Mencicipi makanan rumah buatan Dian, yang selama 5 tahun berhenti ia rasakan.

•••

Seperti malam pada hari biasanya, angin begitu menusuk sampai terasa ke tulang mereka. Namun ada yang berbeda kali ini, karena mereka dikumpulkan oleh semesta disebuah bangunan minimalis bertiga.
Dan karena itu, mereka merasa utuh.
Merasa lengkap.

"Wah? Kotak apa tuh, Rel?" Goda kakaknyanya sekali lagi.

"Baik kan, aku. Nih, tadi kubeli sama temenku buat kakak. Selamat berpulang! Semoga setahun masa SMA yang dihabiskan di Bandung, tak kalah indah dengan yang dulu." ucap Aurel, memberi kotak autumn itu kepada kakaknya.

"Serius? Uang dari mana kamu?"

"Nabung."

Virgo menyengir, mengacak-acak rambut adiknya yang terpaut satu tahun itu.

Kalau bisa putar waktu, seharusnya saya tidak pernah mengalami bipolar gara-gara laki-laki itu. Mereka tumbuh begitu cepat, bahkan tanpa ada celah, batin Dian.

"Bunda sudah mandi?"
sedari tadi mereka bertemu, Virgo hanya berucap hal itu kepada ibunya selagi Aurel beranjak ke kamarnya.

"Sudah, Go. Kamu?"

Untuk beberapa saat, tatapan mata Virgo yang awalnya cemas dan penuh resah, berubah dan mengeluarkan air tuhan.

"Boleh kupeluk?"

Hanya itu yang keluar dari mulutnya, entah mengapa.

"Kenapa kamu masih bertanya? Apa bunda bukan lagi ibu yang kamu kenal, Go?"
Bisik Dian dengan senyuman.

Speechless.
Lima tahun tak ada kabar, bahkan Virgo yang memutuskan sekolah tiga tahunnya diluar pun sempat-sempatnya menjalani kerja paruh waktu agar bisa menghidupi adiknya di Bandung.

Kini ibunya datang dengan ajaib,
Dengan penampilan dan keadaan yang persis, namun dengan kondisi verbal yang jauh berbeda.

"Alhamdulillah. Bunda sudah berpulang,"
Virgo berani bersumpah, tidak ada yang dapat mengalahkan perasaan teduhnya saat itu.

Bahkan, senja dan hujan pun kalah.
Laut yang biru,
Sampai langit yang berada di titik ketujuh pun,
Ciut dengan Virgo.

•••

Sekolah Menengah Pertama, 1999.

"Aurel! Aku boleh memanggilmu Anasera?"

"Mengapa dengan nama tengahku? Itu sangat jelek."

"Ish! Kamu itu belum tahu arti namamu sendiri? Anasera dalam pengartian Jawa, berarti hadiah dari tuhan yang memiliki kemuliaan hati. Bagus kan, Ra?"
Untuk kesekian kalinya Anasera melihat senyum tulus dari anak itu.

"Baik, lalu aku akan menyebutmu.. Aksara!!"

"Memang kau tahu apa arti namaku?"

"Enggak tau. Cuman keren aja, aku suka."
Jawaban sederhana dari seorang gadis bernama Anasera pun, dapat membuat pipi bocah ingusan itu bersemu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 17, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang