Suara hingar bingar musik terasa menyakitkan telinga. Tapi, itu bagi yang tidak terbiasa mendengarnya. Sedangkan bagi Zia, suara musik yang berdentum-dentum itu sudah menjadi makanannya setiap malam.
Tubuh padat berisi milik Zia berjalan dengan anggun diantara orang-orang yang menari. Kepala Zia bergerak pelan mengikuti irama musik yang membuatnya merasa senang. Zia tertarik untuk ikut menari dengan yang lain di lantai dansa. Tapi, dia ingin lebih dulu untuk minum.
"Jo!" Zia berteriak memanggil bartender yang sudah sangat mengenalnya. Tentu saja, Zia sudah sangat sering mengunjungi kelab itu. Bahkan sejak dia masih dibawah umur.
"Zia? Kau kesini lagi?" Bartender bernama Jo itu datang dan menuangkan segelas Vodka untuk Zia.
"Ada kesempatan. Dua orang itu sedang tidak diam di apartemen ku." Jawab Zia merujuk pada dua pengawalnya. Yaitu Antonio dan Sheryl.
"Jo, ada saran pria yang tampan? Mau coba one night stand." Tanya Zia. Tangannya meraih gelas berisi Vodka itu dan mulai meneguknya dengan perlahan dan penuh perasaan.
"Ada Zi. Tapi, dia belum datang." Jawab Jo. Zia terlihat kecewa mendengarnya. Dia pun membalikkan tubuhnya memunggungi meja bar. Lalu Zia melihat ke seluruh ruangan dengan cahaya minim itu untuk mencari targetnya.
"Zia, kau tidak boleh banyak minum. Kau punya riwayat overdosis." Ucap Jo menasehati Zia.
"Itu karena obat-obatan Jo. Bukan minuman." Balas Zia dengan malas. Dia kesal karena hampir semua orang yang tahu kalau dia suka minum selalu melarang. Padahal, Zia sendiri tak peduli pada hidup dan nyawanya.
Dengan sekali teguk, Vodka itu habis. Zia tertawa pelan dan menitipkan tas selempangnya pada Jo.
"Jo, titip ini ya. Mau goyang dulu." Ucap Zia yang sudah mulai mabuk. Dia bangkit berdiri dan berjalan sempoyongan menuju lantai dansa. Setelah berada diantara orang-orang yang asik meliukkan tubuhnya, Zia pun mulai menari dengan liar. Pinggulnya bergerak erotis membuat para pria disekitarnya menjilati bibir.
Zia pun mengedipkan sebelah matanya hingga ada seorang pria yang dengan berani menyentuh pinggulnya. Tak menolak, Zia pun malah dengan sengaja mendekatkan tubuhnya pada pria itu.
"Seksi..." Bisik pria itu. Zia tertawa pelan mendengarnya. Dia berbalik dan langsung mengalungkan kedua lengannya di leher pria itu.
"Hm terima kasih." Ucap Zia dengan seringai menggodanya. Dengan sengaja, Zia menggigit bibirnya menggoda pria itu.
"Siapa namamu tampan?" Tanya Zia. Kepala Zia tetap bergerak bersama tubuhnya mengikuti irama musik.
"Handi." Jawab pria itu. Zia mengangguk pelan mendengarnya.
"Menari denganku?" Tanya Zia.
"Tentu saja cantik." Jawab Handi. Zia pun menggerakkan tubuhnya semakin cepat dan erotis. Sedangkan Handi tidak menyia-nyiakan kesempatan. Dengan sengaja dia menyentuh kedua pantat Zia. Zia tak menolaknya dan malah semakin merapatkan tubuhnya pada Handi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl
RomancePerpisahan orangtua bukanlah hal yang baik. Apalagi kalau mereka berpisah karena orang ketiga. Akibatnya, anak yang menjadi korban. Seperti orangtua Zia, mereka berpisah karena ayah Zia yang membuka hati pada wanita lain. Perpisahan terjadi dan ayah...