Part 1

102 13 0
                                    

"REY" teriak seorang gadis dengan nafas terengah-engah.

"Astaghfirullah kenapa gue bisa mimpi itu lagi? Perasaan tadi gue udah doa deh" ucapnya bingung. Ia masih menetralkan jantungnya yang seperti sehabis marathon.

Mimpi itu. Mimpi buruk yang sudah menghantuinya sejak 2 tahun yang lalu. Mimpi yang membawa pada masa lalunya bersama lelaki yang sangat ia sayangi. Lelaki yang telah mengajarkan apa itu cinta dan patah hati padanya.

Aurora melihat jam dinding kamarnya, menunjukan pukul 5. Mungkin lebih baik ia sholat shubuh lalu menjalankan aktivitas paginya. Selesai mandi ia bersiap-siap untuk bersekolah dengan status menjadi siswi baru di SMA Cakrawala

"AURORA BANGUN UDAH SIANG" teriak Mysha membangunkan anak gadisnya

"Berisik ah ma orang Aurora udah bangun dari tadi udah siap malah" ucap Aurora pada mamanya sambil menuruni tangga rumahnya

"Wuis udah cantik aja nih anak mama, yaudah kamu sarapan sana mama mau panggil abang kamu dulu"

"Aurora aja deh ma yang panggil bang Varo"

"Gausah sayang, kamu sarapan aja mama gamau pagi-pagi denger kalian ribut"

"Yaudah deh ma" Aurora berjalan ke meja makan yang sudah ada Adam,papanya yang sudah rapi menggunakan setelan jas sedang membaca koran. Meskipun usianya sudah kepala empat itu tidak mengurangi ketampanannya.

"Pagi pa" sapa Aurora pada papanya

"Pagi juga sayang, kayaknya kamu semangat banget nih mau ksekolah baru"

"Iya dong pa harus itu mah" timpal Mysha yang sudah sampai di meja makan bersama Varo. Semua sudah duduk di kursi masing-masing. Sarapan berjalan di isi dengan suara dentingan sendok yang memecah keheningan.

"Oh iya,Aurora berangkat sama siapa ya? Soalnya Aurora mau berangkat sekarang" Aurora memulai pembicaraan ketika semua sudah selesai dengan sarapannya.

"Sama abang aja, kan kita satu sekolah dek" jawab Varo

"Berangkat sekarang yu bang, takut telat masa anak baru udah telat aja"

Varo Sendy Virgatama. Kakak atau bisa dipanggil bang Varo oleh adiknya Aurora Kanita Virgatama mereka selisih kurang lebih satu tahun

"Idih tumben anak mama rajin biasanya juga bodo amat sama kata telat" sahut Mysha yang sedang membenarkan letak dasi Adam. Romantis bukan?

"Iya dong kan papa mau beliin Auora mobil" jawab Aurora dengan santai

"APAA?" teriak Varo dan Mysha spontan

"Masa aku enggak dibeliin sih pa?" tanya Varo memelas

"Kamu kan udah punya bang" jawab Adam

"Udah-udah lagian kan Aurora belum pernah dibeliin kendaraan, abang gausah iri. Sekarang kalian berangkat aja nanti telat" lerai Mysha

Mysha Virgatama istri dari Adam Virgatama seorang CEO Virgat's Company

"Yaudah kita berangkat dulu ma,pa"pamit keduanya menyalami sang orang tua.

***

Dalam perjalanan mereka bercanda dan tertawa lepas hingga tak sadar mereka sudah sampai parkiran SMA Cakrawala

"Dek mau abang anter nggak ke ruang KepSek?" tawar Varo pada Aurora yang sedang mebenarkan tatanan rambutnya yang acak-acakan karena tadi ia tak memakai helm.

"Boleh deh bang,ntar sekalian anterin ke kelasnya ya"

"Iyadeh apasih yang enggak buat adek abang" goda Varo mencubit pipi Aurora yang sedikit chubby

"Ih abang sakit tau" Aurora mengerucutkan bibirnya karena kebiasaan abangnya yang tak pernah hilang sejak mereka kecil.

***

Di koridor utama sekolah sudah ramai padalah sekarang masih pukul 06.15. Mungkin mereka siswa-siswi yang rajin berangkat pagi

Sampai di ruang KepSek Aurora mengetuk pintu yang ada dihadapannya.

Semoga KepSek udah berangkat batinnya

Tak lama terdengar suara tegas dari dalam ruangan yang menyuruhnya untuk masuk

"Selamat pagi pak" sapa Aurora pada kepala sekolah tersebut yang ia ketahui namanya Pak Cusmiyanti, ralat Cusmiyanto

"Pagi, Aurora Kanita Virgatama? Kamu di kelas 11 IPS 2" jawab langsung Pak Cus seolah-olah ia tau apa yang kan ditanyakan padanya

"Oh iya pak terima kasih,selamat pagi" Aurora keluar dengan kesal karena sikap Pak cus yang menurutnya menjengkelkan

"Kenapa mukanya ditekuk?" heran Varo padahal tadi sebelum masu kondisina biasa saja, wajahnya juga ceria.

"KepSek lo tuh sombong banget gue kan belum nanya malah udah dijawab mana mukanya datar banget tapi malah jadi nyeremin gamau natap gue lagi takut terpesona kali ya sama wajah gue yang cantik" cerocos Aurora yang diakhiri dengan senyum PD-nya yang selangit itu

"Gila lo dek sumpah dia emang gitu kali" jawab Varo dengan menahan tawanya tapi karena kelamaan menahan jadinya ia tidak kuat dan langsung tertawa terbahak-bahak

Sampai-sampai mereka menjadi pusat perhatian karena suara tawa Varo yang menggelegar. Sangat jarang bahkan belum pernah mereka mendengar suara tawanya

Banyak yang mengira kalau mereka itu pasangan kekasih tapi tidak sedikit juga yang mengira bahwa mereka itu kakak adik karena wajah mereka yang mirip

Tapi karena mereka terlalu menikmati suasana bel masuk ternyata udah berbunyi sejak 3 menit yang lalu.

Aurora menyuruh Varo untuk pergi ke kelasnya karena jarak kelas Aurora sudah dekat dan jarak kelas Aurora dan kelas Varo itu lumayan jauh.

Sekolah Aurora terbilang sekolah elit dan siswanya pun sebagian besar dari kalangan menengah keatas

***

Saat sampai didepan kelasnya ia mengetuk pintu yang sudah tertutup dan terdengar guru yang sedang mengajar

Seolah guru itu mengerti jika ia adalah murid baru langsung saja ia dipersilahkan masuk

"Silahkan masuk" perintah guru itu

"Anak-anak dikelas kita kedatangan murid baru, silahkan perkenalkan dirimu" guru itu tersenyum ramah

"Hai kenalin nama gue Aurora Kanita Virgatama gue pindahan dari SMA Aksara salam kenal " ucap Aurora dengam menampilkan senyum terbaiknya

"Okay Aurora saya Bu Cristin guru bahasa Indonesia sekaligus wali kelas kamu" ucap Bu Cristin

"Ada yang ingin ditanyakan pada Aurora?" lanjut Bu Cristin

Hampir semua siswa mengangkat tangannya ada juga yang langsung bertanya

Si eneng rumahnya mana?

Punya pacar nggak?

Boleh panggil sayang nggak?

Nomer hape dongg

Teriakan-teriakan itu sama sekali tak dihiiraukannya. Pandangannya tak lepas dari ketiga cewek yang duduk dipojok belakang. Cewek yang duduk paling pojok sedang tidur dengan telinga yang di sumpeli earphone, meja depannya dihuni dua cewek yang satu focus bermain handphone yang satu focus dengan novelnya.

"Yasudah Aurora terserah kamu mau duduk dimana ada dua tempat duduk yang kosong" perintah Bu Cristin

Aurora berjalan ke meja pojok dimana ada sahabat-sahabatnya yang mungkin tidak mengetahui jika ia berada disana. Setelah ia meletakkan bokongnya ia menepuk pelan bahu sahabat-sahabatnya, karena mereka merasa terusik perlahan tapi pasti mereka melihat jika sahabatnya berada disini dengan spontan mereka berteriak

"AURORA? LO NGAPAIN DISINI?"

Hai-hai semoga kalian suka. Ini karya pertama gue kalo bahasanya masih kaku atau kaku banget tolong maklumin aja ya hehe. Buat readers (yang baca satu doang aja udah syukur) tolong kasih gue saran atau kritik gitu. Tinggalin jejak yaa :)

Thankyou<3

AngkaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang