Daniel melajukan pelan kendaraannya menyusuri jalanan London yang sibuk. Musim panas kali ini benar-benar menyengat yang dimanfaatkan warga dengan maksimal. Taman-taman dipenuhi orang yang ingin mendinginkan suhu tubuh. Musim panas tahun ini memang tercatat memiliki suhu tertinggi dalam 70 tahun terakhir. Menggoda orang untuk menghabiskan waktu di luar rumah – alih-alih di dalam ruangan.
Jam di dashboard mobil menunjuk pukul delapan malam. Suasana di luar sudah mulai gelap. Seharusnya dia mengendarai mobilnya pulang ke apartemennya yang nyaman sambil menikmati makan malam ditemani pemandangan Menara London yang cantik. Seharusnya begitu karena tubuhnya sendiri sudah lelah hasil dari bekerja gila-gilaan selama musim panas ini. Nyatanya.... tidak!
Mobil Audi hitam metalik yang dikendarainya justru melaju ke arah Bloomsbury. Melewati taman-taman kota yang masih padat orang, melintasi bangunan-bangunan dengan arsitektur megah yang memanjakan mata, dan terus melaju dengan pikiran nyaris kosong, kecuali memikirkan sosok cantik yang terus mengganggu benaknya sejak makan siang tadi.
Natalie Graceline Brown.
Jujur saja hati Daniel terusik saat mengingat pemilik nama itu. Daniel mengumpamakan Nat bagai seekor anak anjing liar yang terlantar di tepi jalan, di tengah musim dingin yang membekukan tulang, tanpa rumah perlindungan dan makanan. Mengenaskan.
Oke, baiklah, itu hiperbola memang. Tapi perumpaan Daniel menggambarkan bagaimana dirinya sangat ingin memungut sang anak anjing dan memeliharanya di apartemen. Bukan berarti Nat sama dengan si anak anjing terlantar, namun sesuatu dalam diri gadis itu – yang baru dilihatnya siang tadi – telah membangkitkan naluri lelaki Daniel. Naluri untuk melindungi dan menyayangi.
Daniel memutar kemudi. Dia baru saja melewati Bloomsbury Square. Hatinya bertanya-tanya, apa kedatangannya ke distrik ini hanya karena kebetulan semata atau memang ada campur tangan mistis dari takdir untuk mempertemukannya dengan Nat?
Kini Audi yang dikendarainya mulai memasuki Willoughby Street. Suasana jalan mulai lengang. Mata Daniel mencari-cari tempat makan yang enak. Perutnya sudah tak bisa diajak kompromi. Dia kelaparan dan konser di perutnya benar-benar menuntut makanan yang lezat.
Saat itulah ekor matanya menangkap selintas bayangan yang seharian ini terasa familier dan terus mengganggu pikirannya. Dipelankannya laju mobil. Matanya memicing, mengamati sosok yang berjarak hanya dua puluh meter darinya dengan lebih jelas. Jantungnya seketika berdetak cepat.
Itu Nat!
Dengan seorang pria yang nampak berusaha menerobos masuk ke dalam rumah.
Daniel mencelos. Apa Nat sedang menghadapi seorang kriminal sekarang? Ya Tuhan, ini tak bisa dibiarkan! Dia harus menolong gadis itu!
~~oOo~~
Daniel sengaja memarkir mobilnya cukup jauh dari lokasi rumah Nat. Dia yakin bahwa itu adalah rumah Nat karena gadis itu memberitahunya dia berdomisili di Bloomsbury. Dari tempat mobilnya terparkir, Daniel meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki. Dia tak ingin mengejutkan sang kriminal dengan kedatangannya yang tiba-tiba dan beresiko kriminal itu kabur sebelum bisa ditangkapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amore Mio (TAMAT)
Romance•• WARNING!!! •• •• Mengandung konten 21++ •• •• Cerita ini juga diterbitkan di Hinovel dengan judul Amore Mio oleh Eliyen •• Kawin lari? Seumur-umur Nat tak pernah memikirkannya. Tapi sejak bertemu dengan Daniel, jatuh cinta padanya, dan mengetahui...