Mata hazel Nat mengintip dari balik buku menu. Sengaja dia naikkan tinggi-tinggi buku berlapis kertas jasmine corak bunganya. Namun, tak cukup tinggi hingga menghalangi pandangan.
"Ssst.. Nat, Nat," Gwen menyenggol lengannya lembut.
Nat cuek, tak peduli pada sahabatnya. Manik matanya masih terus memelototi sesosok obyek yang berada kurang dari sepuluh meter jauhnya dari tempatnya duduk.
"Nat," kali ini senggolan Gwen sedikit lebih keras.
"Sssh... Diam Gwen, aku sedang dalam misi penting," Nat masih tak mempedulikan Gwen.
Gwen mulai tak sabar. Dia mengguncang-guncang lengan Nat. Sepertinya cukup keras karena gadis itu hampir terpelanting dari kursinya. Nat sontak melotot galak.
"Gwen, apa-apaan kamu?!" Nat mendesis kesal.
"Buku menumu terbalik," Gwen berbisik.
Nat cengo. Tatapannya langsung kosong. Hampa. Seolah masa depannya musnah sudah. Gwen diam-diam tersenyum prihatin. Apalagi saat telinganya mendengar suara terbahak dari meja yang ditarget Nat.
"Nat, sepertinya mereka tahu kamu ada," Gwen menepuk-nepuk bahu sahabatnya.
Nat serasa ingin menjerit keras-keras. Aaaargh.... Kenapa harinya jadi sesial ini?! Seharusnya pengintaian ini berjalan lancar dan aman. Dasar buku menu sialan! Kenapa juga kamu pakai terbalik segala, sih?
~~oOo~~
"Astaga, dia lucu sekali," Stephan mengusap air matanya. Perutnya nyaris sakit saking kencangnya tertawa.
Astaga, bagaimana tidak lucu? Entah siapa yang diamati gadis itu, tapi 'mereka' semua tahu gadis itu mengamati mereka.
Sejak duduk di kursi kafe, mereka sudah menyadari kehadiran sosok gadis yang terus memelototi setiap gerak-gerik mereka. Pasalnya gadis itu begitu mencolok. Rambut pirang emasnya yang berkilauan tertimpa cahaya matahari begitu sayang untuk dilewatkan. Penampilannya juga super sembrono untuk seseorang yang tengah menyamar. Celana super pendek yang mempertontonkan kaki jenjangnya, tank top ketat yang membungkus tubuh langsingnya - Stephan berani bertaruh ukuran gadis itu adalah 170 cm / 50 kg / cup F.
Jadi, siapa yang bisa mengalihkan pandangan dari kesempurnaan tubuh macam malaikat tak bersayap itu? Belum lagi kecerobohannya yang membaca buku menu dengan terbalik dan sepasang mata hazel terindah yang pernah dilihat Stephan mengerling dari buku menu.
Sayangnya Daniel melarang keras mereka bertiga untuk tertawa. Alhasil trio Stephan, Daniel, dan George mati-matian menahan geli melihat tingkah konyol sang gadis.
"Jadi, siapa sebenarnya yang diamati gadis itu?" George menelengkan kepala. Mengamati wajah memerah padam sang gadis yang sudah tertangkap basah.
"Tak mungkin aku," Stephan menyeringai, "Aku sudah beristri dan jelas istriku bukan tipe cemburuan," dia terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amore Mio (TAMAT)
Romance•• WARNING!!! •• •• Mengandung konten 21++ •• •• Cerita ini juga diterbitkan di Hinovel dengan judul Amore Mio oleh Eliyen •• Kawin lari? Seumur-umur Nat tak pernah memikirkannya. Tapi sejak bertemu dengan Daniel, jatuh cinta padanya, dan mengetahui...