5

14.9K 1.1K 211
                                    

Haloo.... Karena give awaynya udah di tutup. Jadi udah bisa post lanjutannya heheh... Sebelumnya aku ucapin terimakasih kepada semua reader yang udah ikut berpartisipasi dalam give awaynya # Bow....

Tolong di baca author Note di bawah ya.

Warning typo dan kawan-kawannya masih bertebaran.

Happy Reading....

Yunho melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar rawat Jaejoong. Kedua matanya nampak bengkak karena kebanyakan menangis. Menangisi anaknya yang sudah tiada dan itu semua terjadi karena dirinya.

Air mata kembali jatuh memasahi pipinya saat melihat wajah pucat Jaejoong yang tertidur. Setelah Jaejoong sadar nanti apa yang harus ia katakan pada Jaejoong. Jaejoong pasti sangat terpukul jika tahu kebenarannya nanti.

"Eunghh..." Lenguh Jaejoong.

Jantung Yunho berdetak dengan kencang mendengar lenguhan Jaejoong. Ia menyeka air mata yang membasahi kedua pipinya. Ia tidak boleh terlihat lemah di depan Jaejoong.

Perlahan kelopak mata Jaejoong terbuka, mengerjapakan kedua matanya butuh beberapa detik bagi Jaejoong untuk menyadari bahwa saat ini ia berada di rumah sakit.

"Jaejoong-ah."

"Ughh..." Jaejoong menolehkan kepalanya ke arah suara dan menemukan sosok Yunho yang berdiri di samping ranjang rumah sakit yang di tidurinya.

Ia melihat kedua mata Yunho yang terlihat sangat bengkak. Apa Yunho menangis? Tapi kenapa, pikir Jaejoong.

Seingatnya, ia dan Yunho sedang bertengkar lalu perutnya tiba-tiba saja terasa sakit, dan

Deg....

Repleks, Jaejoong langsung meraba perutnya. "D-dia baik-baik saja, bukan?" Tanya Jaejoong.

"......." Yunho diam tak menjawab pertanyaan Jaejoong. Ia merasa belum siap untuk menjelaskan semuanya pada Jaejoong.

"Yang Mulia Raja, katakan padaku bahwa dia baik- baik saja. Aku mohon."

Yunho masih bungkam membuat Jaejoong kesal. Ia beranjak bangun dan berniat turun dari ranjangnya. Jika Yunho tak mau berbicara maka ia akan mencari jawabannya sendiri.

"Jaejoong-ah." Yunho langsung menahan Jaejoong, mencegahnya untuk turun dari ranjang. "Kau perlu istirahat. Jangan pergi kemana-mana." Lanjutnya.

"Tolong katakan padaku, jika anakku baik-baik saja."

"Dia baik-baik saja." Jawab Yunho cepat membuat Jaejoong tersenyum lega mendengarnya. "Dia sudah tenang dan bahagia di sisi tuhan."

Senyum Jaejoong langsung hilang dari wajah Jaejoong. "Apa maksudmu?" Tanya Jaejoong.

Yunho menarik nafas dengan dalam lalu menghembuskannya secara perlahan. "Aku mohon ikhlaskan kepergiannya. Dia sudah bahagia di atas sana."

"M-maksudmu, di-dia sudah pergi." Cicit Jaejoong. Yunho menganggukan kepalanya.

Tess...
Tess...

Seketika air mata mengalir deras membasahi pipi Jaejoong. Anaknya pergi? Anaknya pergi ke surga?

Aniya.
Jaejoong menggelengkan kepalanya. Anaknya tidak mungkin pergi. Anaknya masih ada di dalam perutnya.

"Jangan bercanda, ini tidak lucu." Ujar Jaejoong. "Anakku masih ada. Dia masih ada di dalam perutku. Saat ini dia sedang tertidur." Jaejoong menjulurkan tanganya pada perutnya lalu mengelusnya dengan penuh sayang.

"Jaejoong...."

"Sstt... Jangan bicara terlalu keras. Nanti dia terbangun." Bisik Jaejoong.

Hati Yunho serasa di tusuk dengan ribuan pisau melihatnya. "Jaejoong-ah, aku mohon.."

Antagonis Jae (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang