Chapter 1

29 2 0
                                    

🎀

"Sayang. Bangun dong udah pagi nih"

"Emmmm"

"Ayo sekolah! Kamu ngga boleh males-malesan. Kamu sayang oppa kan?"

"Hemm iya oppa" ucap Lily sambil berjalan menuju kamar mandi.

"Oke. Oppa tunggu di bawah yah!"

"Iya oppa"

Kemudian Jimin keluar dari kamar Lily, dan berjalan menuju ruang makan.

"Jimin.. kamu ngga kuliah" ucap lelaki yang di panggil papa oleh Jimin. Namun Jimin sama sekali tidak tertarik dengan omongan apapun yang di bicarakan papanya. Jimin hanya melanjutkan langkahnya dan duduk tepat di kursi depan papanya.

"Kamu udah besar. Ngga mau mikirin masa depan?"

Jimin hanya diam dan fokus memainkan benda kotak di tangannya. Membuka banyak aplikasi dan mencari-cari info terbaru.

"Jimin!!!! Papa bicara sama kamu yah!"

"Udah deh. Pagi-pagi ngga baik ribut. Sarapan aja ayo" ucap Maretha yang tidak lain adalah Ibu tiri Jimin dan Lily.

Lily Pov

Dasar abangku yah! Baru aja mimpiin kencan bareng bang Suga udah di bangunin. Jadi hari ini adalah hari ke 201 sejak aku duduk di bangku kelas 3 Sma. Okeh mungkin sebagian dari kalian bertanya kenapa namaku tidak menggunakan marga "Park" seperti papa dan kakaku. Itu semua karena ibu kandungku yang berasal dari Amerika. Karena kakaku sudah membawa marga papa. Maka aku yang membawa sebagian nama ibuku yaitu Officinale. Aku belum pernah melihat seperti apa ibu kandungku. Yang aku yakin bahwa dia adalah orang yang sangat cantik, baik, dan pastinya penyayang. Kata papa, ibu meninggalkan papa 2 bulan setelah aku lahir karena ada urusan bisnis. Tapi nyatanya sampai sekarang tidak pernah kembali. Meskipun begitu aku tidak pernah membenci ibu. Dia pasti punya alasan kenapa melakukan hal tersebut. Dan suatu saat nanti ada waktunya kita di pertemukan.

Aku berjalan menuju ruang makan. Sudah ada papa, kakak, dan Maretha. Aku sangat membenci wanita yang satu itu.

"Hello sayang.." ucap Maretha setelah sadar akan kehadiranku. Tapi aku tak peduli.

"Papa.." ucapku sambil memeluk leher papa dari belakang dan mengecup pipinya.

"Selamat pagi sayang. Ayo sarapan" ucap papa.

Akupun menarik kursi di sebelah Jimin. Lalu kami semua memulai sarapan tanpa ada ucapan lainnya.
.
.
.

"Ayo berangkat" ucap Jimin sambil menarik tanganku.

"He oppa.. aku aja baru ngabisin setengah sarapanku" ucapanku bahkan tak di hiraukan, dia masih saja menarik tanganku sampai di depan mobilnya.

"Ayo masuk Lily Officinale😊" ucap Jimin dengan senyum yang sangat manis. Okeh kali ini aku kalah. Langsung saja aku masuk ke dalam mobil. Suasana di mobil cukup canggung, entah lah tapi aku yakin Oppa sedang ada masalah dengan Maretha. Mungkin bisa di ralat.. Oppa selalu punya masalah dengan Maretha. Iya itu yang benar. Sejak 6 tahun yang lalu ketika papa berniat untuk menikahi Maretha, hidup kami yang semula cukup bahagia kini mulai terusik. Papa yang dulunya selalu ada buatku sekarang lebih mementingkan Maretha. Hanya Oppa yang sekarang aku punya. Jadi tidak heran kalau aku sangat dekat dengan oppa.

"Lily udah nyampe nih.." ucap Oppa yang seketika membuyarkan lamunanku.

"Hem iya"

"Oppa ngga ada kuliah hari ini. Ntar mau di jemput jam berapa?"

"Jam 3 ya oppa"

"Okeh"

Aku pun turun dari mobil dan berjalan menuju kelas. Kelasku berisi 43 siswa, yang membuat ruangan kelasku yang luas menjadi terasa sempit karena mereka.

TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang