🎀
Lily menghempaskan tubuh mungilnya di atas tempat tidur yang cukup luas. Baru 5 menit yang lalu Lily berada di rumah. Jam menunjukan pukul 9 pagi. Waktu yang membuat keadaan di rumah Lily sangat sepi. Ayahnya bekerja dengan Maretha. Mereka akan pulang jika matahari sudah tidak terlihat. Jimin mungkin akan pulang seminggu lagi.
Lily mengambil handphone yang berdering sedari tadi. Ternyata itu panggilan dari Vandra."Lily kamu udah liat berita belum?"
"Belum. Emang apa?"
"Mending kamu cepetan baca beritanya deh, ini penting. Dan kamu yang sabar ya."
"Apaan si van?"
"Udah cek aja sendiri. Aku tutup ya. Bye"
Lily langsung mengecek berita yang di beritahu vandra. Seketika air mata Lily keluar tanpa di perintah. Berita yang cukup mengejutkan dan membuat tubuh Lily lemas.
Lily melempar handphonenya kasar. Menelusupkan wajahnya di bawah bantal. Lily terisak, Hidup yang di jalaninya sekarang cukup menyedihkan. Lily kesepian, dia butuh seseorang yang mengerti dirinya. Hanya Jimin dan Taehyung yang sekarang Lily punya. Namun semuanya sangat sulit untuk di gapai. Maretha yang selalu menjadi penghalang.
Untuk kepulangan jimin yang di undur juga karena ulah Maretha. Apalagi sekarang di tambah berita menyedihkan yang lagi-lagi karena ulah Maretha. Keluarga Lily cukup terkenal, karena memang Ayah Lily adalah pemilik perusahaan terkenal yang cabanganya ada di seluruh dunia. Karena itu juga yang membuat kehidupan Lily selalu di ikuti oleh para wartawan. Bahkan Lily merasa dia sudah tidak punya privasi.Lily merasakan sebuah tangan mengusap puncak kepalanya. Bau parfume yang sangat khas tercium. Tanpa ragu Lily langsung bangkit dan memeluk erat tubuh itu. Tubuh yang sangat Lily rindukan.
Hikss hikss
"Lho ko nangis? Kamu kenapa?"
"Lily kangen oppa.. hiks"
"Kan sekarang oppa udah pulang. Udah ya jangan nangis lagi." ucap Jimin sambil mengelus kedua pipi Lily. Menangkup wajah Lily untuk menatap Jimin.
"I-iya"
"Kamu kenapa?"
"Ngga papa" Lily semakin memperdalam pelukannya. Isakannya semakin keras, menjadikan tubuh Jimin sebagai satu-satunya tempat untuk meluapkan semua perasaannya.
"Oppa yakin kamu udah baca beritanya, oppa bakalan urus itu,kamu tenang aja. Taehyung ngga papa ko"
"Op-pa.. hikss hikss maafin Lily. Gara-gara Lily Taehyung kena masalah"
"Ngga ko.. mau ketemu Taehyung?" Ucap Jimin yang hanya di balas anggukan oleh Lily.
"Ganti baju dong.. dandan yang cantik ya. Oppa ke kamar dulu"Cupp
Jimin mengecup kedua pipi Lily dan berlalu pergi. Jimin sangat menyayangi adiknya. Apapun akan dia lakukan untuk Lily. Bahkan dia yang baru saja sampai, harus berada di perjalanan lagi demi adiknya.
10.15 KST
Lily Pov
Pikiranku terbagi entah kamana saja. Aku berharap Taehyung baik-baik saja. Disaat aku baru merasakan cinta semuanya harus di rebut oleh Maretha. Hidupku di hancurkan olehnya.
Selama perjalanan ke rumah Taehyung aku dan Jimin tidak ada obrolan sama sekali. Aku sengaja menyalakan radio dengan volume yang cukup keras, untuk sekedar mengurangi suara tangisku agar tidak terdengar oleh Oppa."Udah nyampe"
Oppa berbisik di telingaku. Mengusap kedua pipiku,menyuruhku untuk menatap matanya. Mata yang sangat menenangkan. Aku menyukai mata itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Treasure
RandomHidup macam apa ini. Hidupku di tentukan oleh Ibu tiriku. Aku hanya seorang pemain drama, yang sekenarionya sudah di tentukan oleh Ibuku. Suka ataupun tidak aku harus menerimanya. Dan lucunya Ibu tiriku seusia denganku. Sejak lahir aku belum pernah...