4.Pulang

191 38 0
                                    

Kamu tau kan, kalau sebelumnya klub Hao akan lomba disekolah lain?

Ini cuma beberapa jam menuju hari H lomba, dan seperti yang bisa kalian bayangkan, suasananya hectic sekali. Entah persiapan kostum, mengecek gerakan, atau sekedar bernafas agar nggak terlalu gugup—ini lucu, padahal mereka udah sering ikut lomba, tapi masih bisa gugup, haha. Aku tersenyum.

Aku mengamati Hao yang duduk di ujung ruangan kelas—mereka bermaksud untuk menginap disekolah, sedang merapatkan perbannya dengan serius. Aku menghampirinya pelan.

"Nggak pulang?"

Sumpah, belum sampai dihadapannya tapi dia tau aku datang menghampirinya.

Dan sialnya, jantungku bergemuruh.

"E-eh? Hehe, iya. Mau liat Yuna."

Dia ber-oh ria sebagai jawaban. Ada jeda yang cukup lama. Antara aku yang bingung mau respon apa, atau sebenarnya aku menunggu Hao bicara?

Ia tampak diam sebentar, aku diam-diam menghampirinya agar jaraknya tidak terlalu jauh.

"Kirain mau liat aku." Desisnya pelan yang anehnya terdengar keras ditelingaku.

Apa? Aku nggak salah dengar?

"Hm.." Aku bergumam sambil duduk disampingnya, ia melihatku dengan tatapan bingung.

"Aku juga mau liat kamu, kok." Aku tersenyum tipis padanya.

Padahal aku maunya tersenyum selebar-lebarnya dan ingin guling-guling detik ini juga.

"Makasih, Younghye. Kukira kita udahan karena acara kemarin juga udah selesai."

Aku mana mau mengakhirinya, Hao!

"Enggak dong," Aku nyengir kuda yang pasti kelihatan aneh banget. Yasudah, udah terlanjur.

"Hao,"

"Iya?"

"Kakimu..."

"Kenapa, Young?"

"Apa udah nggak apa-apa?"

"Inikan udah kurang lebih 3 bulan, Younghye. Udah sembuh, kok."

"Tapi.."

Hao mengernyit.

"Tapi kok keliatannya kayak belum sembuh?"

"Udah, kok."

"Yang bener?"

"Iya, Kim Younghye!" Ia sekali lagi tersenyum padaku, senyumnya mengatakan aku udah nggak apa-apa!
Huh. Aku menyerah untuk tidak bertanya lagi.

Aku mengecek jam yang ada didinding gedung, menunjukan pukul 10. Berarti, aku harus pulang. Aku harus menyudahi adegan romantis ini.
Iya, anggap saja begitu.

"Maaf ya, Hao. Aku cuma khawatir, takutnya besok kenapa-kenapa. Aku pamit ya, mau pulang. Besok aku pasti datang kok!" Ujarku ramah sambil bangun dari tempat duduk. Hao hanya mengangguk tersenyum lalu akupun melengos pergi dari gedung, tidak lupa pamitan juga pada Yuna dan yang lain.



🕶🕶🕶


Dijalan pulang, otakku tidak henti-hentinya memikirkan kondisi kaki Hao besok. Gimana kalau tiba-tiba saat lomba, dia cedera lagi? Gimana kalau tiba-tiba beberapa jam lagi kakinya mendadak sakit?

Aku cuma takut kenapa-kenapa dengan kaki Hao. Karna kalian tau kan, kondisi kakinya sekarang bagaimana?

Aku menendang kaleng kosong didepanku, bau isi kalengnya juga sampai kehidungku. Ugh, bir.

The Time When I'm With You✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang