1. What A Kind

407 52 13
                                    

Kamu harus tau, manusia bernama Xu Minghao ini baik banget.

Ini momen pertamaku kenapa aku bisa jatuh hati pada Hao, katanya, dia mau dipanggil begitu.

Aku juga mendengarnya dari temanku, sih.

Nah, disuatu hari senin yang dingin, aku sedang makan siang dikantin dengan damainya bersama teman-temanku.

Kantin yang awalnya sepi, mendadak ramai ketika rombongan Hao datang.

Hao, Seokmin, Mingyu.

Tiga orang yang mampu membuat dengkul perempuan langsung lemas seketika. Padahal mereka hanya lewat.

Hao, ganteng, tinggi, putih, pintar. Dan, leader dari klub menari disekolahku. Kemampuan menarinya? Jangan diragukan deh. Kemarin tim mereka habis menang juara 1 lomba se-provinsi.

Seokmin, ganteng sih, tapi kelakuannya agak nggak normal. Orang yang sangat bisa menaikkan suasana jadi makin seru dan anaknya humoris banget. Kebayang kan, kalau kamu jadi pacar Seokmin? Pasti kamu tiap hari ketawa terus.

Mingyu, katanya makhluk ganteng nomor satu disekolah. Kulitnya yang tan itu malah makin membuat Mingyu jadi sempurna. Tingginya bahkan udah cocok jadi model. Kadang kelakuannya juga nggak normal, tapi masih bisa dimaafkan. Suka menebar senyum kesemua orang—terutama perempuan, tapi karna itu jadi dibilang playboy.

Mereka bertiga asik berjalan ditengah kantin sambil tertawa, nggak lupa juga pakai bisikan-bisikan perempuan-perempuan yang mengiringi.

"Astaga liat si Hao hot bangeet,"

"Ish, Mingyu lah yang ganteng."

"Berisik! Nggak lihat kalian yang paling ganteng itu Seokmin?"

"Idih, ganteng darimana?!"

"Udah pokoknya Mingyu paling ganteng!"

Dan bla bla bla yang lainnya.
Teman-temanku pun nggak absen buat ngomongin mereka juga.
Mataku pun juga masih asik buat mengikuti gerak-gerik mereka yang ternyata—

Ups. Aku diliatin.

Segera aku melihat kesegala penjuru arah biar nggak ketauan. Duh, malu!

"Young, kamu diliatin tuh tadi! Hahaha." Jinhee menyenggol bahuku pelan, yang lainnya ikut tertawa sebagai respon.

Wajahku mungkin seperti kepiting rebus karena menahan malu sekarang.

"Kan karna mereka punya mata, Ji." Ucapku sedatar mungkin agar nggak kelihatan gugupnya.

Padahal jantungku deg-degan nggak karuan gini.

"Enggak! Tadi aku liat, Hao ngeliatin kam—"

"HEH CEWEK MURAHAN!" Aku lantas kaget setengah mati ketika rambut Jinhee tiba-tiba ditarik oleh Hera dengan kasarnya.

Jinhee yang ada disampingku pun mengeluh kesakitan, sementara yang lain tidak ada yang berani ikut campur.

Suasana kantin mendadak jadi seribu kali lebih ramai setelah Hao dan kawan-kawannya datang. Apalagi selain menonton keributan?

Aku tiba-tiba menjadi gelisah. Jinhee daritadi terus minta tolong, dan nggak ada yang mau nolongin.

Aku?

The Time When I'm With You✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang