( Setelah kabur dari insiden kantin )
Setelah kabur dari kantin karena ketahuan menertawakan mereka, kami berpencar. Aku nggak tahu keberadaan Jinhee, Yuna dan Jinah sekarang. Karena asal kalian tau aja, ternyata Hao dan yang lainnya ikut mengejar—aku juga tidak tahu mengapa.
Jadilah aku pergi kebelakang sekolah, duduk dibawah pohon besar.
Kalau kalian ingat, tempat ini—tempat pertama kali aku mendeklarasikan kalau aku akan jatuh cinta pada Hao. Hahaha. Berlebihan.
Aku mulai duduk persis dibawah pohon besar yang usianya mungkin sudah melebihi usiaku yang baru 18 tahun. Pohonnya besar dan daunnya lebar, membuat suasana sekitar pohon menjadi sejuk, karena pohonnya menghalangi matahari. Padahal siang ini cukup panas, tapi tidak ditempat ini.
Aku mulai mengatur nafas, capek karena berlari.
"Young?"
"Astaga!"
Sial. Aku hampir saja terjungkal kebelakang kalau saja tangannya tidak memegang tanganku.
Ups.
"Astaga, kaget aku!"
Aku malah seribu kali lebih kaget daripada yang pertama. Ya gimana enggak, yang memanggilku itu orang yang kusukai dari 6 bulan yang lalu!
Yang ada didepanku hanya tertawa, lalu setelahnya duduk disampingku tanpa permisi.
Membuat jantungku harus bekerja dua kali lipat dari beberapa menit yang lalu.
"Ngapain disini?"
"N-nggak ngapa-ngapain." Rasanya ingin tenggelam kebagian inti bumi. Duh.
"Kenapa lari waktu dikantin?" Tanpa basa-basi, ia langsung bertanya—yang sialnya membuat jantungku harus bekerja lebih ekstra lagi.
"Karena ketahuan ngetawain Seokmin sama Mingyu. Lagian, kenapa sih harus ceritanya di kantin? Jadinya aku dan yang lain dengar."
Hao tertawa.
Duh.
Oke, aku ulangi.
Hao tertawa.
Dan sialnya, dia ada disampingku—aku otomatis melihat kesamping.
Ya tuhan, andai handphone ku invisible, aku akan mengambil foto wajahnya sekarang.
"Ya ngga tau, Young! Kita ngejar kalian takutnya kalian nyebarin. Bisa abis reputasi Mingyu sama Seokmin."
"Haha. Iya juga."
"Kira-kira..." Aku menggantung ucapanku diudara, membuat alis lawan bicaraku ini tertaut dengan lucunya.
"Apa Mingyu ngejar Jinhee?"
"Oh, jelas."
"Yuna dikejar Jihoon?"
"Tadi Jihoon sih bilang dia yang akan ngurus Yuna."
"Apa Seokmin berani mengejar Jinah?"
"Berani, katanya dia sekalian mau memastikan hubungan nggak jelasnya itu."
"Kamu?"
Aku terdiam ketika mulut-ember-ku ini bicara dengan santainya tanpa tau malu. Mau tidak mau, harus wajahku yang menanggung semua rasa malunya. Duh.
Kalau seperti ini, ungkapan ingin bersembunyi di inti bumi memang benar-benar diperlukan dan kalau perlu, diwujudkan detik ini juga.
Aku tidak berani memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Apa Hao akan tiba-tiba ilfeel padaku? Aduh, aku belum siap untuk dijauhi oleh Hao!"Aku? Mau memastikan sesuatu juga."
Kini giliran alisku yang bertaut, "Hng?"
"Kalau yang nggak sengaja dibilang sama Jinhee itu benar."
"Ternyata benar."
Aku hampir tersedak salivaku sendiri. Apa katanya? Jinhee tidak sengaja bilang apa?
Sedari tadi, bukannya kinerja jantungku seharusnya stabil, tetapi makin kesini, ia makin dengan berat hati untuk tetap bekerja ekstra.
Sabar, jantungku."Jinhee bilang apa?"
"Kalau kamu.."
Kumohon, apapun boleh asal jangan tentang perasaanku padanya.
"Suka duduk dipohon ini."
Huh. Aku kira apa.
"Hahaha, kalau lagi inget aja, Hao."
"Kalau nggak ingat, emangnya kemana?"
"Ya duduk-duduk aja dikantin atau dikelas bareng Jinhee, Yuna dan Jinah."
"Kamu besok-besok nggak punya niat buat main-main kekelas ku?"
"Ngapain? Ada Mingyu sama Seokmin, kelasmu jadi heboh. Udah gitu, pasti mereka nanya-nanya tentang Jinhee sama Jinah padaku." Aku mendengus ketika ingat satu momen dimana aku tidak sengaja mampir ke kelas Hao, lalu setelahnya aku diserbu oleh Mingyu dan Seokmin. Membuatku tertahan dikelas itu sampai bel masuk berbunyi—dan berakhir aku tidak jajan dikantin.
Yang disampingku lagi-lagi tertawa. Kedua matanya hilang bak ditelan oleh wajahnya sendiri, kedua tangannya memegang perutnya, sepertinya sakit terlalu banyak tertawa.
"Kamu lucu, Young."
Dibilang lucu dua kali hari ini oleh Hao membuat jutaan kupu-kupu yang ada diperutku otomatis bangun dan hidup seketika. Membuat perutku gatal dan mual disaat yang bersamaan. Jantungku juga otomatis deg-degan, dan sudah kupastikan wajahku memerah sekarang.
"Ah, bisa aja."
"Tapi memang itu kenyataannya—kalau kamu lucu. Serius, apalagi tadi waktu aku tidak sengaja lihat kamu tertawa."
Pffftt, tolonglah Xu Minghao, aku pusing.
"Hehehe, iya soalnya lucu."
"Ngomongin apa?"
"Biasa, obrolan perempuan."
Hao mengangguk, tidak bertanya lagi.
"Nanti pulang bareng aku ya."
"Loh, kata Yuna hari ini ada jadwal latihan?"
"Latihannya bisa diundur sebentar. Aku mau antar kamu pulang."
Sudah tau apa yang terjadi olehku kemudian?
Aku merasa wajahku panas, pasti memerah—untungnya, tidak terlalu kelihatan oleh Hao."Hm, bolehdeh. Tapi aku harus ngurus sesuatu dulu ke Pak Choi."
"Nggak apa-apa. Aku tungguin."
Aku mengangguk.
"Oke."
"Kamu masih digangguin Seungcheol?" Hao tiba-tiba bertanya yang membuatku kaget seketika.
"Udah ngga terlalu bangetsih—tunggu." Aku mengernyit yang dibalas tatapan bingungnya.
"Kamu tau darimana aku digangguin sama Kak Seungcheol?"
"Dari Mingyu."
Mulutku membentuk huruf O setelahnya, yang hanya dibalas anggukan olehnya.
"Kalau besok-besok dia gangguin kamu, bilang ke aku."
"Emangnya kenapa?"
"Biar aku, Mingyu sama Seokmin yang bales. Kalo perlu aku juga ajak si Jihoon buat ikut, lumayan keyboardnya dia buat mukul kepala Seungcheol!"
Aku refleks tertawa setelahnya, karena ekspresinya yang menggebu-gebu saat menjelaskan, membuat rasa cintaku jadi makin besar.
Aku menghormat singkat padanya.
"Serius, Younghye."
"Iya, aku juga serius."
"Pegang omonganku. Karna laki-laki harus memegang omongannya sendiri. Dan aku nggak mau kamu kecewa karna aku nggak bisa pegang omonganku sendiri."
Aku diam mematung, lalu tersenyum dan mengangguk setelahnya.
Hao, tanggung jawab! Kamu udah bikin aku makin cinta padamu!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Time When I'm With You✔️
FanficAda beberapa momen yang membuatku jatuh cinta padanya. Beberapa diantaranya sederhana tetapi berhasil membuatku makin jatuh padanya. Mungkin kamu perlu baca, agar siapa tahu kamu juga ikut jatuh cinta dengan pesonanya! woonywoo, 2019.