"Hati yang kacau akan selalu tenang, ketika memasuki rumah Allah, takkan banyak lagi keluhan, takkan banyak lagi rintihan, karena Allah selalu ada untuk hamba-hamba yang selalu mengingat-Nya"
-peka-Senyum kecil pun kembali menghias wajah Aldo, walaupun Hanifah pergi meninggalkannya, setidaknya beberapa kata nasehat telah diberikan Aldo kepada Hanifah untuk bahan pikiran ketika sendiri dan sepi berkunjung kembali.
Beberapa hadist ustad kembali terpikir oleh Aldo.1866- Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, "Rasulullah SAW telah bersabda, 'Kiamat akan semakin dekat dengan dicabut ilmu tentang Islam, banyaknya bencana/kekacauan, serta maraknya kekikiran dan harj.'' Para sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, apakah itu Al Harj?" Rasulullah menjawab, "Pembunuhan."{Muslim 8/59}
Aldo mencoba menghadirkan beberapa kata untuk memukul dirinya sendiri, agar tersadar dan kuat kembali menjalani masa yang akan dijalaninya tanpa sahabat dan tanpa keluarga yang biasanya selalu menjaganya.
Lantunan adzan pun datang bersahutan, menandakan kewajiban yang baru telah datang dan memanggil hati-hati yang masih diberi keimanan, meskipun bencana besar sempat menggoyahkan iman.
Dengan roda yang selalu setia bersama Aldo, berputar perlahan menuju ke Masjid yang masih berdiri kokoh walaupun goncangan dan hantaman meremukkan gedung-gedung mewah yang menjulang dengan pernak-perniknya.
Setibanya di Masjid, Aldo heran, tak begitu banyak yang datang untuk meminta perlindungan kepada Allah dan tak banyak yang mau bercerita dengan Allah, yang ada hanya penjaga Masjid, Muazin dan Imam.
Tiba-tiba Aldo menangis " Andai saja aku bisa mengganti tubuh ku dengan tubuh yang lebih sempurna, mungkin aku akan bisa meletakkan dahi ku tepat di ujung sajadah ini, dan aku akan lebih leluasa untuk berdoa kepada Rabb-ku, namun Allah lebih sayang kepada-ku, ketidaksempurnaan ini menjadi bentuk ujian keimanan untuk ku"
Tangisan Aldo terdengar oleh Muazin masjid.
"Saya Awan, apakah saya boleh tau kenapa anda menangis?"
Aldo menahan tangisnya untuk beberapa saat dan berbalik menjawab:
"Saya Aldo, tangisan ini hanya bentuk rasa syukur ku, wahai Awan, dalam keadaan ku yang seperti, Allah memberiku hati yang selalu mengarah kepada-Nya, sementara banyak yang diluar sana, keadaannya lebih sempurna dari ku, namun hatinya masih belum bisa mengarah kepada Allah, dan mereka masih sanggup tertawa"
Sejenak Awan terdiam, seakan pertemuan yang singkat dan pertanyaan yang mengawali pertemuan, menjadi Bahan pikiran tersendiri untuk Awan.
Dengan bergegas Awan, mengambil beberapa makanan dan minuman untuk diberikan kepada Aldo.Aldo pun menerima pemberian Awan, dan mengajak Awan untuk makan dan minum bersama.
Seperti dua orang sahabat yang telah lama saling kenal, percakapan demi percakapan terus terangkai dengan baik. Namun, tiba-tiba Aldo terdiam, dan membuat Awan menjadi heran, "Apa yang terjadi Aldo?" dengan sontak Awan bertanya. Untuk beberapa saat Aldo hanya diam dengan mata yang berkaca-kaca.
"Jangan terlalu sering menangis, selalu simpan air mata untuk moment yang pas"
-peka-
KAMU SEDANG MEMBACA
Allah Selalu Adil
SpiritualBercerita tentang kekurangan dan kesempurnaan, rasa syukur, keikhlasan, dan beberapa motivasi untuk berjuang kembali, walaupun setelah jatuh karena sebuah cobaan. "Karena untuk menjadi seseorang yang begitu paham dengan diri sendiri, lebih sulit dar...