P🗡 3

77 8 3
                                    

Happy reading guys.

@@@@@@@

"... Orang itu bukankah...





















...itu bukankah Jimin Hyung?" Woojin merasa tidak yakin dengan apa yang dia lihat.

"Iya... Kau benar. Namja itu terlihat seperti Jimin Hyung. Tetapi kenapa dia menemui Chanyeol Hyung ya? Aneh." Daniel yang sedari tadi melihat juga merasa yakin, bahwa yang sedang berbicara dengan Chanyeol adalah Jimin.

"Tidak aneh, karna mereka memang dekat. Jadi wajar-wajar saja mereka seperti itu " Jihoon membenarkan kata-kata Daniel.

"Benarkah? Sejak kapan?" Ini adalah pertanyaan dari daehwi. Entah sejak kapan dia mulai ingin tau tentang Chanyeol.

"Sudah lama. Setelah ayah dan ibu tiada. Dia jadi semakin dekat dengan Jimin Hyung." Woojin menjelaskannya, dan semua orang mengangguk mengerti.

"Ayo lanjutkan memata-matai lagi, siapa tau mereka sedang merencanakan sebuah pembunuhan." Ong berbicara sambil menatap meja Chanyeol.

Mereka langsung mengarahkan mata pada Ong.
Ong yang merasa di perhatikan pun ikut menengok dan menunjukan tatapan bingungnya.

"Mwo? Wae? Ada yang salah dengan kata-kata ku tadi?" Ong merasa heran dengan teman-temannya yang menatapnya seperti itu.

"Kenapa kau bisa bicara seperti itu?" Jinyeong bertanya pada ong, karna merasa bingung.

"Hahhhhh.... Kalian ini. Tidak mungkin ada seseorang yang akan menemuinya begitu saja dengan maksud yang berbeda. Pasti ada apa-apa di antara mereka. Lagi pula, Chanyeol hyung tidak dekat dengan orang lain selain Baekhyun."

"Hmm.. bisa jadi." Dan mereka kembali memantau Chanyeol dan Jimin.

#Chanyeol POV.

Aku sudah berada di kantin beberapa saat yang lalu aku meminta seseorang untuk datang menemui ku disini.

Aku segera mencari meja yang kosong, dan aku melihat ke arah pojok ada meja yang benar-benar kosong.

Aku langsung menepati meja itu.
Aku memainkan ponselku sebentar dan ada seseorang yang menepuk pundak ku.

Aku menengok mencoba melihat siapa yang datang. Ternyata itu adalah orang yang sudah aku ajak kemari.

Kalian penasaran? Akan ku beritahu, dia adalah sepupuku Jimin.

Aku memintanya menemui ku untuk bertanya sesuatu padanya.

"Duduklah." Titahku padanya

"Ada apa? Kenapa kau memanggilku? Tumben sekali." Dengan sangat tidak sopan dia mengambil jus anggur milik ku.

"Hhh... Jika kau ingin jus, pesanlah. Jangan kau ambil punyaku" aku sedikit kesal dengan sikap Jimin yang seperti itu.

Dan yang ku beritahu hanya menunjukan cengiran nya.

'huh. Dasar untung kau adalah sepupuku, jika tidak, mungkin sudah kubunuh sekarang'

" Bagaimana rencana mu? Berhasil?" Aku bertanya pada Jimin dengan antusias.

"Yaaaaaaaaa... Bisa di bilang berhasil. Tapi... Sialnya, Dia masih hidup. Seharusnya saat itu aku mendorong mobilnya sampai jurang. hahhh... Tapi ya sudahlah. Biarkan, aku bisa membunuhnya lain kali. Kalau kau?.. apa yang akan kau lakukan selanjutnya? Apa kau punya rencana?" Jimin yang tadinya menceritakan tentang rencana nya kini penasaran dengan rencana Chanyeol.

"Hmm... Ya begitu. Akhir-akhir ini aku jarang mengikuti nya." Chanyeol menjawab dengan nada yang sedikit rendah tetapi masih terdengar slow.

"Aishhhh... Kau ini. Lalu? Apa yang akan kau lakukan selanjutnya? Masih sama dengan tujuan mu?" Jimin bertanya pada Chanyeol akan tujuannya itu.

"Tentu. Aku tidak akan pernah merubah tujuan ku yang sudah aku rencanakan ini." Chanyeol menjawab dengan nada pasti. Seakan-akan bahwa memang dia tidak akan merubah apapun dari tujuannya.
"Aku tetap akan melakukan itu.. meskipun orang-orang menjadi membenci ku, setidaknya aku memiliki kesenangan tersendiri." Chanyeol melanjutkan kata-katanya, dan setelah dia mengakhiri bicaranya. Dia memasang senyum devil.

'lihat saja, aku pastikan kau akan mati ditangan ku.'-batin Chanyeol.

"Haha... Kurasa kau benar-benar telah berubah menjadi saiko." Ucap Jimin yang juga diakhiri dengan sebuah senyum devil.

Saat Chanyeol meminum jusnya sambil melihat sekeliling kantin, dia tidak sengaja melihat para anggota WANNAONE.

"Hei... Kau tau?-"
Chanyeol menggantungkan kalimatnya.
Sambil menaikan satu alisnya keatas
"Sedari tadi kita di awasi." Lanjut Chanyeol dan lagi-lagi dia tersenyum miring. Mata Chanyeol masih menatap para geng itu.

"Siapa?" Jimin bertanya pada chanyeol, tetapi dia tidak mencari-cari siapa yang memperhatikan mereka. Karna dia tau, gerak-geriknya akan ketauan.

"Siapa lagi kalau bukan para adik-adik ku tersayang itu" Chanyeol tersenyum penuh arti.
























































.
.

















.
.











Haluuuuu.....
Masa aku merinding sendiri bacanya..
Biarin deh. Ok, next chapter.
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 17, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

psychopath - pcyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang