6.05 WIB
Huh.
Seperti yang kemarin Loli bilang, kami akan mengikuti ekstrakulikuler paskibra. Itulah yang menyebabkanku terdampar ditangga pinggir lapangan sekolahku sepagi ini. Bahkan sepagi ini sudah banyak yang datang untuk seleksi paskibra. Mereka sangat antusias sekaliii :"Berbeda denganku. Ingin rasanya aku kembali ke dalam kelas, sembunyi diantara kedua lenganku dimeja. Sungguh aku tak ingin disini jika bukan permintaan Loli.
Oh iya, perkenalkan sahabatku dari SMP dulu. Namanya Lolita Abiyansyah Dewi. Panggil aja Loli. Dia adalah teman seperjuangan senasib sepenanggulangan saat SMP dulu.
Alasanku memenuhi permintaannya adalah karna aku malas berdebat dengan dia. Dia itu keras kepala. Sama halnya dengan ku. Namun, aku sedang tak ingin berdebat. Bayangkan saja, jika berdebat dengannya pasti akan menyinggung masa laluku.
Iya, masa laluku bersama dia dan paskibra.
"Oiii! Sendirian aja buk" seseorang menepuk bahuku dengan kencang. Siapa lagi kalau bukan Loli. Aku belum mempunyai teman karna aku terlalu malas untuk bersosialisasi.
"Dari mana aja lo? Jam segini baru dateng. Udah lumuten ini"
"Halah belum mulai kok. Tenang aja hehehe"
"UNTUK CALON PASKIBRAKA 2017 PIMPINAN SAYA AMBIL ALIH, LENCANG KANAN GRAK" suara ketua umum paskib sekolahku terdengar lantang.
"Eh ayo ayo Ay. Buruann" Loli buru-buru meletakkan tasnya.
"Iya bentar dong"
***
Udara kotaku siang ini sangat panas. Padahal sudah banyak pohon-pohon yang ditanam sesuai program pemerintah.
Jam-jam sekarang memang jam pulang sekolah. Namun kami, sebut saja calon paskib sekolahku masih tinggal di sekolah untuk seleksi siang.
Memang ada 2 seleksi selama 2 minggu ini. Seleksi pagi dan seleksi siang. Dan itu artinya aku harus merelakan tidur siangku selama 2 minggu ini :"Ngomong-ngomong tentang paskib, nama paskib disekolahku adalah Paskasenta. Kepanjangan dari Paskibraka Sentosa Dua. Iya betul, nama sekolahku SMK Sentosa 2. Dengar-dengar tahun kemarin paskib ini dapat juara umum diperlombaan tingkat kota lho.
"Aya?" Panggil seseorang dari arah belakangku.
"Iya? Gimana Bang? Ada yang bisa saya bantu?" Ternyata itu Bang Alif. Peraturan di Paskasenta ini adalah kami harus memanggil kakak senior dengan Abang dan Teteh. Agar bisa membedakan mana anak Paksen dan yang bukan. Paksen ini sebutan untuk anak-anak Paskasenta. Aneh sekali menurutku.
"Enggak kok gapapa. Cuma mau manggil aja" ucap Bang Alif sambil tersenyum manis kepada ku.
"Ha? Eh iya Bang" aku tersenyum paksa. Aku ini sebenarnya tipe orang yang mudah banget baper. Diperhatiin dikit aja udah baper. Tapi bukan berarti aku langsung bisa jatuh cinta sama sembarang cowok. Gimana ya ngejelasinnya. Aku emang baperan tapi ya udah cuma baper, gak ada rasa suka gitu.
Seperti yang dilakukan Bang Alif ini. Cuma digituin aja aku udah baper. Sedih aku tuh :"
"Cieh yang disapa" Loli menyenggol bahuku cukup keras.
Bahkan aku melupakan keberadaan orang ini beberapa saat yang lalu."Aauu. Sakit tau. Lagian cuma di sapa. Gak usah mulai deh"
"Awalnya nyapa doang. Tapi akhirnya nyapa dihati juga wkwk"
"Apaan sih Lol, gajelas banget. Lo pasti udah tau kan kalo gue belum bisa move on dari dia bahkan sampai saat ini"
"Iya deh iya. Serah lo aja"
***
"Ayaa"
"Apaan sih Al? Sukanya manggil-manggil deket telinga"
"Biarin, suka aja gue liat muka lo kayak gitu. Lucu"
"Apaan sih? Gajelas amat. Sono lu pergi"
"Kalo gua pergi nanti lo kangen lagi"
"Ish, najisun tau gak?"
"Okelah gua pergi, mau ke kelasnya yayang gue dulu. Jangan nangis ya gue tinggal bentar kok" dia mengusap-usap rambutku. Bahkan aku melupakan sebuah fakta yang sangat berarti.
Dia.
Dia.
Dia.¤¤
Terimakasih telah membacaa, silahkan tinggalkan jejak dipojok kiri bawah yaa :)
Mari saling berkenalan dikolom komentar :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Cerita
Teen FictionSebuah kisah lama yang terulang kembali. Hai hati, Inikah yang kau namakan melupakan? Mengapa harus sama seperti dulu? Akankah akhirnya tetap sama?~ ---- Ada masa dimana cinta tak melulu tentang pacar, kangen tak melulu tentang jarak, peka tak melul...