Setelah seleksi tahap 1 kemarin, alhamdulillah aku masuk ke seleksi tahap 2. Sebenarnya ya gak seneng seneng amat sih. Tapi ya syukuri sajalah yaa.
Seleksi tahap 2 ini menurutku yang paling woww sih. Karena ada tes mental. Fyi aku gak suka dibentak-bentak.
Saat ini aku dan beberapa temanku menunggu giliran masuk ke ruang eksekusi.
"Dek pada deg degan gak?" Tanya Teh Dewi, teteh paling alim. Menurutku.
"IYAAA" koor kami
"Ya udah cuma tanya"
"Yaaah gimana sih teh?"
"Ya gakpapa biar gak garing. Eh kloter selanjutnya yaa"
"Siap teeh" Oke sekarang aku dan teman-temanku berjalan menuju tempat seleksi. Sumpah deg-degan abiss.
Didekat pintu ada Bang Alif, tapi udah ada Mey yang duduk didepannya. Tinggal 3 senior, 2 teteh dan 1 abang. Karna aku bingung aku jadi milih ke Teh Ina. Awalnya sih cuma ditanya-tanya aja. Motivasilah, latar belakangnyalah, orang tualah. Gak lama sih, dan gak ada yang aneh-aneh. Alhamdulillah :)
Pas aku udah di depan pintu. Udah ijin keluar, eh ternyata ada yang manggil.
"Ngapain kamu dek?"
"Mau keluar bang"
"Udah selesai?
"Siap sudah bang"
"Oh ya udah sana, ganggu orang aja" Loooh bukannya Bang Alif sendiri yang manggil aku? And I am so shocked.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Cerita
Fiksi RemajaSebuah kisah lama yang terulang kembali. Hai hati, Inikah yang kau namakan melupakan? Mengapa harus sama seperti dulu? Akankah akhirnya tetap sama?~ ---- Ada masa dimana cinta tak melulu tentang pacar, kangen tak melulu tentang jarak, peka tak melul...