0.5

1.6K 170 47
                                    

"Appa! Eomma! Ppali juseyo! Pertunjukannya akan dimulai setengah jam lagi. Aku tidak ingin tertinggal satu detik pun!" Bocah laki-laki berusia sekitar tujuh tahun terbalut setelan hitam lengkap dengan dasi kupu-kupu merah berseru lantang pada dua orang dewasa yang tergopoh di belakangnya. Dia melangkah cepat setengah berlari menuju sedan merah menyala di halaman depan sebuah rumah mewah. Melompat-lompat tak sabar setelah membuka pintu mobil untuk dirinya sendiri.

Seorang wanita bergaun v line biru navy melirik sekilas pria tinggi besar di sebelahnya. Kini mereka sudah berada di dalam sedan merah menyala tersebut. Usai memastikan sabuk pengaman terpasang dengan baik, wanita tersebut berujar di sela gelak tawa lantaran gemas melihat putranya sendiri, "Aigoo... Kau bersemangat sekali, Soonyoung-ah. Pertunjukannya baru akan dimulai setengah jam lagi dan appa-mu hanya butuh limabelas menit untuk mencapai lokasinya." Kemudian tergelak pelan sekali lagi. Semakin gemas dengan putranya yang duduk dinjok belakang justru merajuk dengan sepasang bibir semi tebal yang mencebik dan kedua lengan bersedekap di depan dada.

Pria sipit di sebelah wanita tadi mengangguk takzim. Membenarkan apa kata sang istri. "Benar sekali. Appa dulu bercita-cita menjadi pembalap mobil. Makanya Appa belajar mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi," ujar pria sipit itu sambil menekan pelan pedal gas di bawah kakinya. "Sayang sekali, impian itu tidak kesampaian. Karena waktu itu Appa tidak punya helm."

Sebenarnya bocah bernama Soonyoung itu tidak tertarik dengan cerita yang mengandung lelucon garing milik Appa-nya sehingga tidak menyimak sama sekali. Di dalam kepalanya sudah terbayang pertunjukan sirkus keliling di alun-alun kota yang akan ditontonnya. Namun, demi menjaga perasaan Appa-nya, Soonyoung berpura-pura menyimak saja. Sesekali menimpali dengan pertanyaan dan pernyataan singkat meski pandangannya terpaku pada selembaran brosur di tangan yang didapatkannya dari seorang badut berambut hijau terang berkostum motif polkadot warna-warni tempo hari.

Sedan merah menyala tersebut masih melaju kencang di jalan sepi dengan obrolan dan sesekali gombalan dari Appa Soonyoung untuk Eomma-nya ketika bocah sipit itu memutuskan untuk mengalihkan pandangannya sejenak keluar jendela. Sambil tetap membayangkan ingar-bingar kemeriahan pertunjukan sirkus, ekor matanya menangkap siluet cahaya kemerahan yang melayang di kejauhan.

Cahaya merah itu seperti memiliki ekor panjang yang berkilauan. Melayang-layang di atas permukaan laut yang tenang di kejauhan sana. Soonyoung kini melupakan selembaran di tangannya, juga kemeriahan sirkus, dan sudah terpaku pada keindahan cahaya merah tersebut. Bocah tujuh tahun itu menatap takjub. Bahkan posisi duduknya sudah berubah. Kini dia sudah berlutut di jok belakang dengan kedua telapak tangan menempel di kaca jendela mobil. Soonyoung sangat terpesona hingga lupa berkedip.

Ketika dia berkedip, karena cahaya tersebut tiba-tiba seperti mendekat ke arahnya, suara decit rem disusul benturan keras khas dua benda berat yang bertubrukan disertai guncangan hebat terdengar kemudian. Mengembalikan kesadaran Soonyoung yang sempat hilang saat terpesona. Rupanya sedan merah menyala tersebut baru saja menghantam sebuah truk tronton yang melaju cukup kencang dari arah berlawanan, setelah sebelumnya berusaha menghindari seekor anjing yang melintas tiba-tiba.

Hingga bagian depan mobil ringsek seketika. Sempurna penyok. Nyaris tak berbentuk.

Soonyoung membalik tubuhnya kembali semula. Terdiam sejenak melihat kondisi kedua orang tuanya yang terjepit penyok mobil dan bersimbah darah sebelum histeris kemudian.

"AAA...!!!"

Red Moon

Kwon Soonyoung tersentak.

Sesuatu seperti mendorongnya tadi. Hingga terasa seperti jatuh dari ketinggian dan membuatnya bangun terduduk karena kaget. Namun, tak lama kemudian, dia meringis ketika merasakan perih campur ngilu pada lengan kiri. Menyadarkan ingatannya yang sempat terlempar jauh, tepatnya pada tragedi nahas yang menimpa dan merenggut nyawa kedua orang tuanya sepuluh tahun silam, kembali ke saat ini.

Red MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang