Ketika bimbang kemana kaki akan dilangkahkan atau berada dalam pusaran aktivitas rutin. Hendaknya kita berhenti sementara untuk diam. Diam bukan berarti tak ada aktivitas. Memang, badan tidak bergerak dan lidah tidak berucap, tetapi dunia ide terus bergulir memutari masa lalu. Berdialektika dengan kekinian, meraba dan merekayasa apa yang bisa dikerjakan pada masa yang akan datang.
Diam sangat membantu kita untuk lebih mengenali diri sendiri. Seberapa besar kita mengenali diri, kira-kira sebesar itulah kebahagiaan dan kesuksesan yang bisa kita capai. Mengenali diri sendiri merupakan seni yang menggoda dalam keterampilan menyusuri ilmu jiwa.Mungkin kita telah bergerak jauh, tetapi ditengah perjalanan muncul pertanyaan "Siapa aku?". Pertanyaan " Aku ini siapa?" akan mengantarkan kita pada pernyataan "Aku adalah...................."
Karena diam, kita bisa mendalami apa saja yang selama ini menjadi kelemahan. Tatkala menyelami kelemahan diri, bukan kita tidak atau kurang bersyukur. Ini bicara masalah kenyataan.