PERGI

52 4 0
                                    

Aku terduduk terdiam dibangku kedai kopi pinggiran kota ini sehabis diguyur hujan, bersamaan dengan aroma klasik kertas dari buku yang khas, dan uap kopi panas yang baru diseduh seorang barista muda.

Aku termenung dan menundukan kepala ini setelah melihat sepasang kekasih duduk  bergandeng tangan dan menyeruput latte mereka masing masing.

Aku berkata pada diriku yang sangat hina. Bangsat!! Aku iri!
Kenapa kau pergi secepat ini. Bahkan belum sempat aku berkata, 'aku menginginkanmu'
Kenapa aku juga, harus merasakan kepergianya.
Lantas aku bertanya lagi pada diri ini.
"Sopo koe cuk?!! ASU!!"

-r.a

Luka dan AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang