HANY(A)NGAN

51 4 0
                                    

Anganku, aku duduk ditepian tebing yang diterpa sepoi angin sore dan dihiasi aroma rumput yang berdecit.
Teduh, dibawah pohon mapel dan guguran daunnya yang kering kecoklatan temani kita tatkala langit terbakar lembayung.
Kita menatap arah barat bersama dengan kepalamu disandarkan ke pundakku dan tangan ku menggenggam erat ragamu.
Lalu, perlahan matahari tenggelam dan kitapun berjalan beriringan ke sebuah gubuk kayu tempat kita hidup bersama.
Kau seduh dua cangkir kopi yang bercorak namamu dan namaku, disisinya terdapat juga lambang hati.
Di teras, kumulai menghela nafas panjang, dan dari mulutku terlantun sebuah lirik bernada yang kita tulis bersama, diiringi dengan irama gitar.
Lagi, sebuah hal indah tercipta, yaitu terlempar senyum manis dihiasi gigi gingsul dari bibirmu kepadaku.
Sebuah rahasia tepian senja, hanya aku dan dikau kekasih yang akan mengungkapnya.
Ini hanya hal sederhana yang kuinginkan darimu.

-r.a

Luka dan AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang