Hitam.

220 23 23
                                    

Benar kata pepatah, bahwa bumi tidak pernah membenci hujan yang turun karena membasahi dan daun yang jatuh tidak pernah membenci angin yang membuatnya harus terpisah dengan ranting. Begitu juga denganku, aku tidak pernah membenci mu meskipun rasa yang ku miliki tak terbalaskan.

Aku paham, ini memang pantas untuk ku dapatkan, karena untuk memberitahu mu  bahwa aku ada pun aku tak mampu.

Nyali ku begitu ciut jika harus dihadapkan dengan mu
Denganmu yang begitu lebih dari kata sempurna

Tampan kau miliki, akhlak dan Budi pekerti menyelimuti, para gadis cantik saling mengantri, kau dengan segala prestasi semakin membuat mu di kagumi

Lantas aku apa? Bukan maksudku untuk begitu merendah, tapi ya itu lah adanya

Dia, gadis mungil yang selalu ada bersamamu, dengan lesung pipi yang menambah kecantikan gadis mu itu

Ya, dialah gadis mu, dialah milikmu, lalu aku? Hanya gadis yang pintar menyembunyikan diri.

Ku fikir, mencintai dalam diam akan begitu mengasikkan karena aku bisa memiliki mu dalam ilusi tanpa ada yang bisa mengganggu ku, aku lah pemilik skenario itu, aku yang berhak atas dirimu tapi lagi dan lagi aku harus terbangun dari ilusi karena itu semua hanya mimpi, dan kenyataannya adalah

Aku harus menahan rasa rindu itu sendiri, aku harus menahan rasa cemburu itu sendiri, aku harus menahan untuk tidak dapat kabar tentangmu, aku harus sabar untuk menunggu hari Senin untuk bisa bertemu denganmu, aku harus bisa bersahabat dengan hari Jum'at karena hari itu adalah hari terakhir di hari sekolah yang artinya aku harus menahan rindu selama 2 hari untuk tidak melihatmu walau hanya dari kejauhan.

Berlebihan? Ya untuk orang yang berani untuk menunjukkan bahwa aku suka kamu, aku sayang kamu. Tapi tidak untuk orang sepertiku dan mungkin juga dirimu, yang sedang membaca cerita ku. Itu tidak berlebihan bukan? Karena pasti kamu juga bisa merasakan bagaimana rasanya cinta dalam diam.

Mencintai mu adalah resiko untukku, memutus kan untuk menyukai mu adalah hal konyol yang aku lakukan. Bukankah sama saja aku menyakiti diriku sendiri? Ah! Tapi mengapa setiap melihat senyummu membuat luka itu selalu cepat terobati ? Melihat tawa mu membuat aku semakin ingin menjagamu, menjaga hati mu, ya hati mu untukku ku! Ah! Lagi lagi aku bergurau. Berpapasan dengan mu saja sudah membuat ku harus menahan napas. Sudahlah aku yang jelas aku mencintaimu dan selamat hari Senin untuk esok hari, karena tandanya aku bisa bertemu lagi denganmu.

Tertanda.
-lea

HITAM PUTIHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang