Sedikit pemberitahuan, part 23-24-25-26-27-28 sengaja aku unpublish ya. Sengaja aku buat gitu karena aku mau mengisi part part yang hilang. Semoga tidak mengganggu kalian ya.
Terima kasih.
.....
.....
Keysha POV
.....
.....
Tiga bulan sudah aku bekerja di sini. Di tempat yang sama dengan suamiku bekerja. Tidak ada yang berubah selama beberapa bulan ini. Dia masih betah dengan sikap cueknya, dan aku masih dengan perasaan cinta dan sayangku yang makin bertambah.
Cinta. Itulah yang membuatku bertahan sampai titik ini. Bertahan dan bersabar dengan segala sikapnya. Cinta membuatku jadi bodoh. Membuatku menerima dia yang begitu dingin. Dia yang tidak pernah memandangku. Dia yang tidak pernah memperdulikanku, bahkan menanyakan kabarku saja dia tidak mau.
Hina? Yah mungkin dalam pikirannya aku adalah wanita hina, sehingga untuk berbicara padaku saja dia sangat irit.
Selama aku bekerja di perusahannya, beberapa kali aku melihatnya ketika aku membersihkan jendela ataupun mengepel lantai.
Kenapa aku bilang beberapa kali? Sedangkan kami saja bekerja di satu tempat yang sama. Ibaratnya gini, dia itu raja tertinggi, ya enggak mungkin sering terlihat oleh warganya yang buruk kan? Lagian di perusahaan ini tidak ada yang tau perihal hubunganku dengannya. Semua seakan-akan disembunyikan begitu rapat.
Tak jarang juga kami sama-sama menatap pada jarak yang jauh. Aku mengalihkan pandangan ku darinya, begitu juga dia. Aku tau dia tidak akan menyapaku sekalipun kami bersenggolan di sini.
"Bengong aja, Sha." Rini menepuk tangannya tepat di depanku.
"Hm. Iya." Ucapku sembari menyantap makan siang yang ada di mejaku.
"Pupus harapanku memilikinya." Entah sudah berapa kali aku mendengarnya mengucapkan kalimat yang sama, ketika dia tau kalau Madi, lelaki pujaannya telah berpacaran dengan sekretarisnya.
"Rini, sudahlah. Kamu kan udah punya Laos. Jangan mengharapkan milik orang. Tidak baik." Ucapku.
"Hm, iya iya. Aku malas ah berdebat samamu."
Kami sama-sama diam menyantap makan siang kami. Siang ini, cafe ini terasa begitu ramai.
"Permisi." Aku dan Rini sama sama menoleh ke arah sumber sara yang begitu dekat dengan kami.
Lelaki ini? Dia kan yang kemarin hampir kemalingan ya.
"Kenapa, Pak?" Tanya Rini.
"Boleh aku bergabung dengan kalian? Tidak ada bangku lagi untukku duduk." Balas lelaki itu.
"Bapak yakin mau satu meja dengan kami?" Tanya Rini lagi. Ya enggak yakin juga sih kami, karena dia mengenakan pakaian rapi dengan setelan jas dan dasi yang melingkar di lehernya.
Satu lagi, aku menahan tawa ketika mendengar Rini memanggilnya dengan sebutan 'Bapak'. Lelaki ini masih terlihat muda loh. Sepertinya sih usianya tidak terlalu jauh dengan kami.
"Kenapa tidak? Kalian manusia kan? Bukan hantu atau apapun sejenisnya yang membuatku harus takut duduk se meja dengan kalian."
Aku dan Rini terkejut dengan ucapannya barusan. Apa salah kami bertanya?
Dia langsung meletakkan makanannya dan menarik bangku lalu duduk di sebelahku. Karena memang di sebelahku lah yang ada bangku kosong.
"Kalian bekerja dimana?" Tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
She Will Be Loved (Slow Update!)
RomanceMadi, cowok yang terkenal sangat cuek kepada wanita, terlebih dengan istrinya yang baru dia kenal beberapa hari. Perjodohan ini sangat tidak dia harapkan, karena sampai saat ini hatinya masih untuk sahabatnya. Sampai suatu ketika, semua berubah, dia...