Rinai 2 : Adrian

10 1 0
                                    

Sebuah kamar sederhana yang dindingnya hampir dipenuhi oleh lukisan seorang tokoh paling genius yaitu Albert Einstein. Buku-buku berserakan dilantai kamar dan diatas kasur hingga membuat sang mama hanya mampu menggeleng kepala. Kamar yang sangat berantakan tapi bagi Adrian atau yang sering disapa Rian baginya semua itu tak masalah.

"Tumben nih anak telat bangun, apa hari ini nggak ada jadwal kuliah?" Tanya Mama Rian dalam hati.

Akhirnya Rian yang masih terlelap dibangunkan oleh mamanya.

"Nak, bangun udah siang nih emang hari ini kamu libur?" Mamanya membangunkan Rian sembari mengguncang kecil bahu Rian.

"Alarm Rian belum bunyi Ma." Sembari mengucek mata tapi masih dalam posisi yang sama.

"Bagaimana alarm kamu bunyi klo lawbatt kyak gini. Ucap mamanya sembari memegang alarm Rian.

Rian langsungn bangkit memeriksa alarmnya.
"Duhh, Rian lupa ngecas semalam Ma. Kok mama nggak bangunin Rian sih? Sekarang udah jam berapa?" Tanya Rian sembari menepuk jidat.

"Dari tadi mama bangunin Rian kok, Riannya aja yang susah bangunnya. Sekarang sudah jam 8." Jelas mama Rian sambil merpikan buku-buku yang berseray dilantai.

Tak butuh waktu lama ia pun langsung berlari menuju kamar mandi. Entah hanya butuh berapa menit bagi seorang Rian untuk mandi sedang mamanya masih di posisi yang sama yaitu dikamar Rian masih merapikan buku-buku Rian. Akhirnya Rian selesai mandi dan buru-buru masuk kedalam kamar.

"Loh Rian udah selesai, cepat amat? Ucap Mamanya sembari mengeryitkan dahi.

"Iya Ma, Rian buru-buru nih." Jawab Rian yang yang sibuk mencari pakaian yang akan ia kenakan menuju kampus.

Rian membuka lemari dan laci yang lumayan berantakan. Mamanya hanya mampu menggeleng kepala menyaksikan tingkah anaknya yang sembrono.

"Duh, baju yang kemarin mama cuci taroh di mana ya?" Tanya Rian kepada sang Mama.

"Loh baju kamu di dalam lemari kan banyak kok nyari yang itu?" Jawab nama Rian

"Nah ini dia ketemu deh." Rian akhirnya menemukan baju yang ia cari. Sebuah kaos yang sudah lusuh dan celana Jins sobek menjadi pilihanya.

"Aduh, kok pake baju yang itu padahal mama kan udah pake ngepel kemarin. Baju yang lebih bagus kan banyak di dalam lemari?" Tanya mama

"Yang penting kan sudah dicuci lagian masih bisa kepake selagi nggak bolong." Jawab Rian sembari tersenyum.

"Nih anak, ya udah klo gitu pake parfum dulu supaya wangi." Kata Sang Mama sembari mengambil parfum dan akan di semprotkan kepada Rian tapi Ia menolak.

"Aduh ma Rian nggak suka pake parfum, lagian wangi detergen di baju ini masih terasa ma." Ucap Rian menolak dan menghindar saat sang Mama hendak menyemprotkan parfum ke tubuhnya.

Rambut gondrong acak-acakan, kaos yang lusuh dan celana Jins sobek selalu menemani harinya itulah Rian. Rian adalah pria Genius di kampus Raina yang jauh dari kata modis.

Rian telah siap berangkat menuju kampus. Sebelum berangkat ke kampus tasnya selalu diisi makanan buatan Sang Mama. Sehingga di kampus ia tak perlu jajan lagi, eits sekalian irit biaya juga.

"Rian, jangan lupa makananya masukin kedalam tas." Teriak mama

"Ok Ma." Jawab Rian singkat.

Walaupun saat ini Rian telah duduk di bangku Kuliah tapi masih saja ia seperti anak yang masih duduk di bangku TK. Lihat saja makanan buatan Sang Mama selalu ada dalam tas. Soal penampilan pun ia tak pernah pusing.

RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang