Chapter1

49 14 1
                                    

"Hallo adik-adik SMA Nusa Bangsa, bagaimana sudah melihat nama kalian masing-masing dimading?" sapa ka Alvin Azrenato.
"Sudah ka" sahut semua murid baru kompak.
"Baiklah dihari kedua MOS disetiap gugus akan didampingi oleh 1 kakak osis, dan sekarang saya perintahkan kalian bergabung dengan gugusnya masing-masing, gugus satu disebelah kanan saya dan gugus 15 disebelah kiri saya kalian mengerti?" perintah ka Alvin.
"Mengerti ka" ucap semua dan segera bergegas menuju gugus masing-masing.

****
Digugus 8
"Hai semua, perkenalkan nama saya Brian mulai dari sekarang sampai nanti penutupan MOS saya bertugas sebagai pendamping gugus 8 salam kenal ya" sapa ka Brian.
"Kyaaa... haii juga ka, salam kenal juga ka mohon bantuannya" teriak histeris cewe-cewe alay yang ga bisa liat cogan dikit.
"Cih..Alay" desih seorang cowo disamping Echa.

Echa terkejut ia sangat mengenal suara cowo yang satu ini ia hafal betul kalo yang mempunyai suara itu Eiza sang cowo kutub diSMPnya dulu.
Lebih tepatnya Eiza Alveno Baharsyah iya mendapat julukan cowo kutub ya dia sangat dingin kekaum wanita kecuali Bundanya.

"Dar, itu Eiza cowo kutub yang gua ceritain ke lo, lo inget kan Dar dia dulu satu SMP sama kita" ujar Echa heboh
"Iya ya ya gue inget Cha" menjawab seadanya.
"Kok bisa ketemu dia lagi" batin Echa.
Echa ga bisa menutupi kalo saat ini ia sangat bahagia ia tidak menyangka akan bertemu dengan sosok yang ia kagumi sejak SMP, ya Echa hanya bisa mengagumi sosok Eiza dari kejauhan ia tak pernah berani mengungkapkannya ke Eiza seperti cewe-cewe yang lain tapi kali ini Echa bertekad untuk tidak mengaguminya dari jauh Echa akan lebih berani mendekatinya apapun resikonya Echa harus coba.
"Echa yakin Echa bisa" menyakinkan dirinya sendiri.

gue gak percaya pada kebetulan, gue percaya pada pertemuan yang direncanakan diam-diam. Masing-masing dari kita punya garis kehidupan yang telah dituliskan. Dan masing-masing dari kita, kalau diizinkan, akan saling berhubungan.

****
Kegiatan MOS hari kedua selesai seperti biasa, ya dihari kedua hanya diminta untuk mencari tanda tangan kakak osis yang berkeliaran diluar sekolah Echa sudah terbiasa dengan itu bahkan anak-anak yang lain pun begitu.
Besok adalah hari 3 sekaligus hari terakhir MOS ka Brian sudah mengumumkan apa saja yang akan dilakukan esok bahkan ka Brian juga meminta agar kita membawa barang-barang yang diperlukan, ya ka Brian bilang esok akan ada jerit malam dan api unggun yang baru diadakan ditahun ini.

"Oke semua tadi saya sudah membagi-bagi tugas kalian untuk membawa barang yang saya suruh jangan lupa dibawa besok, see you semua" kata penutup dari ka Brian sambil melambaikan tangan.

****
Hari ini hari terakhir MOS ya setiap gugus mendapat ruangan untuk peristirahatan ditempat inilah mereka semua mengenal satu sama lain
"Hai gaes kenalin gue Gilang Alnando gue tau diantara kalian ada yang naksir gua kan? ya kan ya kan udah deh jujur aja abang Gilang ga keberatan ko" ujar Gilang dengan senyum menggoda kepara wanita.

semua ketawa terbahak-bahak akhirnya keheningan yang tadi tercipta hilang begitu saja dengan ucapan Gilang barusan.

Eiza hanya bisa menatap tajam sahabat dari kecilnya ini memang sangat memalukan tetapi Eiza sudah terbiasa dengan kelakuan gila Gilang.

Dara,Echa,Gita,Salsa sedang berbincang ringan. Bagaimana bisa 4 wanita ini bisa akrab secepat ini ya kalian taukan sosok Echa yang ga bisa nyari temen siapa lagi kalau bukan Dara yang menyatukan mereka semua.
"Gita" panggil salsa
"Woi Gitaaa" panggilnya kedua kalinya membuat Gita tersentak kaget
"Sal bisa ga si ga teriak, gendang telinga gue bisa rusak lama-lama" protes Gita
"Lo aja yang ga dengerin gua tadi, lagi liatin siapa lo sampe ngelamum senyum-senyum begitu,hah? ocehan Salsa gemas melihat temannya yang satu ini
"Hah engga ko" membuang pandangannya ia tidak mau kalau Salsa tau ia sedang memandang Gilang.
"Tadi Gita lagi liat Gilang sambil senyum-senyum ya kan Gita? terus tadi dikagetin Salsa deh" tutur Echa jujur.
"Echa bodoh" lirih Gita kesal
(Dara dan Salsa mengangguk-anggukan kepala mereka sambil tertawa kecil melihat kepolosan dan keluguan Echa).

****
Echa izin ketemen-temennya keluar sebentar ia ingin melihat-lihat sekolah ini, ia merasa haus sehabis melihat-lihat sekolah ini akhirnya ia kekantin untuk membeli 1 botol air mineral dan ia berniat untuk beristirahat ditaman belakang.

Ia mencari kursi yang kosong pandangannya jatuh kearah Eiza yang sedang membaca buku dengan wajah serius dan tenang hanya disampingnya kursi yang kosong, entahlah kenapa tidak ada yang ingin diduduk disampingnya dan Echa berniat menghampiri dan duduk disamping Eiza untuk beristirahat sejenak menghilangkan rasa capenya.

"Boleh Echa duduk disini? hanya kursi ini yang kosong" ucapnya ramah.
Eiza mengangkat wajahnya melihat sosok yang berbicara dengan dirinya, lalu ia hanya menggeser tubuhnya tanda ia mengizinkan tanpa mengeluarkan suara.
"Echa duduk ya?" menjatukan tubuhnya dikursi tersebut.
Echa merasa sangat canggung, berbeda denga Eiza yang sangan tenang, Echa ingin sekali membuka obrolan tapi Echa sangat takut ia hanya bisa mencuri kesempatan untuk menatap Eiza.
"Apa?" menyadari kalau dirinya sedang di perhatikan oleh wanita disampingnya.
Echa tersentak ia menundukan kepalanya dan memegang botol air mineral sangat kencang, ia sangat takut dengan ucapan Eiza tadi.
"Dasar cowo kutub ga berubah-berubah" Echa melampiaskan kekesalannya dalam hati.

"Lo Eiza Alveno Baharsyahkan, gue Echa Olivia Farisha temen satu SMP lo inget kan?" Echa memberanikan membuka obrolan.

Ini bonus yang Author janjikan

Terus baca kelanjutannya ya manteman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terus baca kelanjutannya ya manteman.
Ajak teman, enya, babeh, nenek, engkong, kerabat, sahabat dan keluarga besar kalian untuk baca nih cerita.
yang paling ditunggu Vote and Comment dari kalian gaes.

EIZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang