2

1.1K 220 16
                                    

Anak bungsu keluarga Jung----------Jung Jeno---- dengan badmood nya, berjalan dengan wajah yang datar tanpa ekspresi. Menyembunyikan perasaan yang entah ia tak tau apa namanya, namun terasa begitu menyesakkan.

Dadanya berdesir sakit begitu mengingat sosok yang begitu dekat dengan mantan kekasihnya baru-baru ini.

"Siapa anak baru itu? Kenapa ia sangat dekat dengan Renjun?..." desisnya dengan suara pelan nan tajam.

"Huh, apa peduliku sih." Gumamnya kemudian jalan berlalu menuju mesin minuman otomatis yang berada dikantin.




"Hey... anak baru itu cocok ya dengan Renjun?"

"Iya, mereka sangat cocok. Yang satu tampan dan yang satunya manis..."

"Renjun anak yang baik, semoga isu miring tentang dia dengan Jung Jeno segera berakhir..."

"Iya, kasian banget. Ku rasa aku akan mendukung hubungannya dengan anak baru itu..."

"Ya, aku juga mendukung mereka..."






Jeno berhenti melangkahkan kedua kakinya. Ia melirik dua orang siswi yang baru saja membicarakan tentang dirinya, Renjun dan anak baru yang Jeno tidak tau namanya siapa.

"Aku tidak mengerti!" Sungutnya.

Bruk!


"Ah, mianhae, aku tak sengaja."

"Y-ya. Tak ap----"

Mata sipit Jeno sedikit membola begitu melihat paras orang yang baru saja tidak sengaja menabrak bahu kanannya.



Anak baru itu.





"Hey? Gwaenchana? Ah, aku tak sengaja." Sosok anak baru yang bersarang dipikiran Jeno itu, melambaikan tangannya didepan wajah Jeno yang termenung.

Jeno tersadar, "Eoh? Ya, aku tak apa."

Sosok anak baru itu tersenyum ramah, "Syukurlah, maaf aku tak sengaja menabrakmu. Oh ya siapa namamu? Sepertinya kita 1 angkatan."

Anak baru itu menjulurkan tangannya mengajak Jeno berjabat tangan, berkenalan.
Jeno memandang uluran tangan itu sejenak, sebelum akhirnya menerimanya.

"Jung Jeno."

"Lai Guanlin."


"Senang berkenalan denganmu. Aku harap kita dapat berteman, aku duluan ya Jeno!"

Sosok anak baru yang Jeno baru saja tahu namanya ------- Lai Guanlin------ itu berjalan cepat meninggalkan Jeno yang mematung.




"Aku seperti pernah mendengar marga nya."







"JENO!"

Jeno menoleh ke arah sumber suara, Mark, Jaemin dan Haechan berjalan kearahnya.

"Hyung? Ada apa?"

Mark tersenyum, "Mau bertemu dengan Junkai? Aku ingin bertemu dengannya, ayo ikut aku! Kita harus menyambutnya."

Jeno berpikir sebentar, "Baiklah, ayo hyung."


~○~○~



"Injun..."

Renjun menatap gege-nya takut-takut.

"Ya, ge?"

Junkai melihat ekspresi Renjun yang ketakutan, menghela nafasnya pelan.

You Are Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang