2. Berubah

74 3 0
                                    

Ataya menarik napas dalam dalam, memperhatikan kertas yang sedang ia pegang dengan tatapan paksa.

"Kok lu bisa dapet nilai segitu,sih?"
Tanya Reva heran setelah melihat nilai tryout Ataya yang menunjukkan angka 7.

Karena sebenernya Ataya anak yang pintar. Selama sekolah dia tidak pernah mendapat nilai dibawah 8.
Sejak Arkana datang di hidup Ataya mungkin membuat otak Ataya luber karena terus memikirkan manusia es itu. Pikir Reva.

"Entah. Mungkin memang kemampuan gue menurun."
Ataya buru-buru memasukkan kertas itu kedalam map nya dan berkemas-kemas.

"Ujian Nasional tinggal 4 bulan lagi, Tay. Lu udah tahu mau lanjut ke universitas mana?"

Ataya memejamkan matanya seolah berpikir keras.
Dia memang tidak tahu akan kemana tujuannya setelah lulus UN.
Selama ini dia tidak sempat untuk berpikir ingin ke universitas mana.

"Belum dipikir itu,deh. Urusan gampang. Nantian gue pikirin."
Jawab Ataya dingin.

Seketika Reva naik ke atas meja dan sujud syukur berulang kali sambil mengucapkan taubatan nasuha.
Yang dilakukan Reva membuat Ataya menganga lebar-lebar.
Untung saat itu hanya tinggal mereka berdua di dalam kelas. Jika tidak pasti Ataya sudah berpura-pura tidak mengenal Reva.

"Re? Perlu gue telponin RSJ sekarang?"
Ataya bergidik ngeri, menjauh beberapa jarak dari meja tempat Reva melakukan sujud syukur.

"Kapan manusia bodoh ini akan menyadari kebodohannya,Ya Tuhan?"
Tanya Reva semakin mengeraskan intonasi bicaranya, berharap Tuhan mendengarkan pertanyaannya.

Ataya semakin dibuat menganga dengan yang dilakukan Reva.
Ada apa sebenernya dengan Reva?

"Apa? Lu mau bilang gue gila? Haha. Harusnya lu yang sadar diri kalau lu udah gila!"
Bentak Reva yang semakin membuat Ataya bingung.
Sebenarnya akan dibawa kemana obrolan mereka?
Kenapa jadi serius seperti ini?

"Ma-ma-maksudnya?"
Ataya terbata-bata mulai cemas karena bentakan Reva yang sangat Ataya benci. Ataya sangat tidak suka dibentak.

"Makin lama gue makin ga tahan sama sikap lu yang keras kepala ingin terus merjuangin es kutub itu."

"Mau sejauh apapun lu ngejar dia, lu ga akan ketemu garis finish nya! Karena lu ga tahu kalau lu itu lagi ngejar sudut bumi."

Ataya mulai merasakan matanya yang semakin memanas.
Ia menggigit bibirnya kuat kuat, berusaha tidak mengeluarkan air matanya.

"Gue cuma ga mau lu bodoh karena cinta."

Ataya terdiam, membiarkan Reva terus mengeluarkan uneg-uneg nya.

Reva menghentikan aktivitasnya melakukan sujud syukur, Reva turun dari meja dengan langkah lunglai.

"Tay. Gue ga ada maksud apa apa sama lu."

"Gue kenal lu sejak kecil, dari dulu seorang Ataya terkenal dengan keceriaannya. Ataya yang gue kenal adalah Ataya yang selalu bikin orang yang ada disekitarnya bahagia. Dia selalu membawa aura positive kemanapun dia pergi,"

"Tapi? Ataya yang gue kenal sudah mati. Sekarang yang hidup kembali adalah Ataya yang egois dengan cinta,"

"Dia hanya ingin cinta, cinta, cinta, dan semua tentang cinta,"

"Ataya yang gue kenal adalah Ataya yang selalu membuat orang yang ada disekitarnya bahagia bahkan sekarang dia sudah lupa bagaimana caranya bahagia."

"Bahkan Ataya yang sekarang sudah ga tahu apa tujuan hidupnya. Yang ia tahu hanya Arkana, Arkana, Arkana, dan Arkana."

"Ada saatnya dimana lu harus melepaskan dan mengikhlaskan dia yang ga mengharap hadir lu,"

Antara Logika Dan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang