Together with you

786 56 6
                                    

One Shot - Time Jumping Story

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

One Shot - Time Jumping Story

Multi POV

*

*

*

Namaku Allya...

Lengkapnya Allya Sasikirana Arundati, umurku tidak bisa dibilang muda lagi, sudah 28 tahun untuk ehm... 20 menit lagi. Yep... Sekarang hampir jam 12 malam, kakiku seperti mau patah setelah seharian berdiri dengan highheels sebagai SPG disalah satu pusat perbelanjaan di kota yang aku tempati ini.

Lelah, tapi harus aku jalani, karena hidup disini tidaklah mudah, gak semudah saat aku masih berseragam sekolah di kampungku dulu. Sekarang aku sudah tidak bisa merengek ke orang tuaku kalau sebenarnya uang gaji yang aku terima tidak cukup untuk hidup sampai akhir bulan.

Andaipun aku mau merengek, orang tuaku lah yang sudah tidak sudi mendengarnya, karena kesalahanku, kebodohanku, 10 tahun yang lalu.

Semua sudah tidak bisa diputar ulang, aku pun tidak mau berputar balik. Aku sudah nyaman dengan hidupku sekarang, masa-masa untuk meratapi kesialanku sudah berakhir lama. Dan aku tidak menyesal dengan keputusan yang kuambil, karena dirinya, aku mampu mengeluarkan segala daya yang aku punya hanya agar dia bahagia.

Dia...

"Mama... Happy birthday...,"

Dia anakku... Cecilia Kamania, tanpa nama belakang, tanpa nama keluarga...

"Tiup lilinnya, Mama...," seru gadis kecil cantikku yang sudah duduk manis di samping ranjang, setelah dengan hebohnya menghambur dan memelukku hingga kami terjungkal bersama di ranjang.

"Baiklah... Kuenya cantik sekali...," ucapku, duduk tegak di depan anakku yang membawa cupcake yang sudah dipasang lilin.

Aku tersenyum, menatap wajah berbinar anakku. Dia cantik, dengan wajah kecil oval lembut dan berambut hitam lurus, bulu matanya lentik dengan bola mata besar cemerlang. Dia tidak sepertiku. Kusadari ada bagian dari masalalu yang tertinggal sebagai bukti bahwa dia pernah ada dihidupku. Wajah putriku adalah jelmaan dirinya...

"Ayo tiup, Mama...," aku terkekeh dengan semangatnya, baiklah. Aku menutup mata.

"Make a wish dulu dong...."

Aku membuka mataku lagi, menatap sosok laki-laki tinggi yang bersandar pada pintu kamarku. Dia tersenyum, lalu mendekat.

"Cecil, tutup mata nak...," ucap laki-laki itu setelah jongkok di depanku. Anakku mengangguk, memejamkan mata. Aku tahu apa yang akan terjadi.

Tuk!

Dia menyentil dahiku...

Kebiasaan kami saat salah satu dari kami melakukan kesalahan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 22, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kumpulan 'One Shot Story'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang