♟60♟Gagi Hajima (Jangan Pergi).

3.7K 238 64
                                    

Setelah mengalahkan prajurit musuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mengalahkan prajurit musuh. Para Takeda Riku sekaligus menjadi debu terbang tertiup angin. Tugas mereka telah selesai, tanah yang retak mulai kembali merapat dan dinding jurang lembah terkutuk pun kembali menutup bersamaan dengan hilangnya Takeda Riku, hilang juga prajurit lembah kegelapan kembali ke alamnya.

Kemenangan memang telah mereka dapatkan. Tapi rasanya tidak adil jika harus kehilangan juga. Apakah itu setimpal dengan apa yang harus mereka perjuangkan? Tiga Kerajaan telah selamat dari incaran, bahkan Kerajaan Barje kembali mereka dapatkan. Sayangnya, gugurnya seorang pemimpin yang adil dan bijaksana membuat kemenangan itu seolah tak berarti apa-apa.

Hanya tinggal beberapa ratus prajurit yang tersisa dari tiga Kerajaan. Ada sekitar tiga ratus lebih prajurit Ching Daiki yang menjadi tawanan. Mereka langsung disuruh mengumpulkan mayat dari Kerajaan mereka untuk dibakar di sebuah tanah lapang di tengah hutan tak jauh dari Benteng perbatasan.

Separuh prajurit dari Kerajaan Goguryeo pulang dengan wajah yang sedih. Dan separuh lagi berkemah di perbatasan untuk mendapat pengobatan. Sementara yang lainnya menjadi penjaga, ada yang ikut mengumpulkan jasad teman atau saudara mereka, prajurit yang gugur dari tiga Kerajaan akan dimakamkan dengan layaknya.

Mereka yang telah gugur dan yang masih hidup adalah pejuang yang takkan pernah terlupakan sepanjang sejarah. Hari sudah petang dan sebentar lagi akan gelap. Dari pagi mereka berjuang dan beruntungnya menjelang sore mereka telah mendapatkan kemenangan.

Jasad Kaisar Goryeo dimasukkan ke dalam peti di dalam kereta kuda. Dibawa pulang ke istana Goguryeo. Bahkan Panglima terkuat mereka Zheng Yan ternyata gugur juga dalam peperangan itu. Dia bersama dengan adiknya yaitu Gahee telah mengorbankan nyawa mereka demi istana Goguryeo. Dan kedua jasad itu akan disemayamkan dengan selayaknya seperti para Pangeran atau Putri, meski mereka hanya seorang Panglima dan juga seorang dayang.

Luo Guanjong dan Lee Hwon naik kuda pulang ke istana Goguryeo dengan wajah yang pucat. Rasa lelah, bahagia serta menahan rasa sedih kini bercampur aduk menjadi satu. Keduanya tak bisa membayangkan bagaimana ekspresi wajah Jeong Soon saat tahu telah kehilangan Ayah tercintanya. Mereka tak tahu jika di istana, sang Ratu juga dalam keadaan terluka parah, kini terbaring di atas ranjang antara hidup dan mati.

Jeong Soon yang dari tadi menunggu di luar kamar tampak mondar-mandir di depan pintu sembari menyilangkan kedua tangannya di belakang punggung. Hatinya cemas, gelisah, takut, khawatir dan entah apalagi bercampur aduk menjadi satu.

Di dalam kamar, nenek tabib yang sering memeriksa In Hyun masih terus memeriksanya. Sang nenek mencoba menempelkan bermacam obat ramuan untuk luka In Hyun. Tapi luka tusukan pedang itu benar-benar parah. Bahkan anak yang di dalam kandungan In Hyun ikut tertusuk juga dan telah mati sejak tadi.

Seandainya mereka ada di zaman di mana In Hyun dilahirkan. Sudah pasti peralatan canggih akan menyelamatkan nyawanya dengan cara operasi sesar. Meski sang bayi tidak mungkin diselamatkan karena baru menginjak usia lima bulan. Setidaknya nyawa In Hyun masih bisa ditolong.

KING Of JOSEON [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang