♟29♟Joesonghabnida (Maaf).

4K 313 28
                                    

Pagi harinya, seperti biasa In Hyun bangun cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi harinya, seperti biasa In Hyun bangun cepat. Sudah tak aneh jika semalam dia berada di meja, paginya dia sudah berada di atas ranjang. Ia melirik ke sampingnya, selalu Jeong Soon sudah tidak ada di sana.

Setelah mandi dan bersiap-siap dia malah duduk. Kepalanya terkulai dengan kedua tangan sebagai bantalan di atas meja. Ia memiringkan kepalanya menatap kosong ke luar jendela, merenung sejenak, apa yang harus dia lakukan hari ini? Dengan helaan napas panjang. "Pasti hari ini tidak akan bertemu lagi dengannya. Sudah tiga hari kami tidak bertemu, padahal kami satu kamar, satu istana tapi tidak bertatap wajah. Sebenarnya apa alasannya terus menghindariku?" gumamnya terus bertanya-tanya aneh.

"Tidak akan kubiarkan. Mau sampai kapan kami akan begini terus? Hari ini aku harus bisa bertemu dengannya dan bertanya kenapa sikapnya menjadi aneh begitu kepadaku?" dia beranjak dari duduknya sembari mengerucutkan bibirnya. Melangkah keluar dari kamar untuk mencari Jeong Soon, hatinya takkan tenang jika belum menanyakan apa masalahnya sampai tiga hari tidak mau bertatap muka dengannya?

Kala bertemu dengan Gahee dan Mongyi di lorong istana. In Hyun malah menyuruh mereka untuk istirahat atau menunggunya di balkon kamarnya.

In Hyun terus berkeliling istana menanyakan Jeong Soon pada para penjaga, mereka mengatakan kalau Kaisar Jeong Soon berada di ruang perang bersama dengan para Panglima dari tiga Kerajaan yang baru datang hari ini.

In Hyun terpaksa menunggu Jeong Soon di Taman Blossom, ia yakin kalau selesai dengan urusannya. Jeong Soon pasti akan sarapan di sana atau mungkin lewat sana jika menuju taman belakang istana lama. Saat itu dia akan mengadangnya dan akan langsung bertanya.

Hie Jung datang menghampirinya membawa Mihoni. "Baginda Ratu-"

"Panggil aku seperti biasa, Putri Hie Jung." Potong In Hyun cepat sembari tersenyum.

"Baiklah kakak Hyun. Maaf beberapa hari ini aku sibuk di kamar Ibunda Ratu, jadi baru bisa menemanimu sekarang." Ujar Hie Jung tersenyum sembari ikut duduk di sebelahnya.

In Hyun meraih Mihoni lalu menaruhnya di atas pangkuannya. "Tidak apa-apa. Aku tahu kalian masih sibuk, rasanya belum percaya kalau Ibunda Ratu sudah pergi untuk selamanya." Ucapnya terlihat sedih sambil sebelah tangannya membelai-belai bulu Mihoni.

Hie Jung menggenggam tangan In Hyun. "Kakak. Jangan terlalu larut dalam kesedihan, kakak Jeong Soon sangat membutuhkan pendukung juga penghibur hatinya. Jika kau terus-terusan bersedih, tak ada yang menyemangatinya." Ujarnya setengah memohon agar In Hyun jangan ikut berlarut-larut dalam kesedihan.

Tangan In Hyun yang satunya berada di atas tangan Hie Jung sambil menepuk-nepuknya. "Kau jangan khawatir Putri, karena kalau bukan aku yang menghibur disampingnya, siapa lagi?" jawabnya masih dengan senyuman meski di dalam senyumannya terlihat kekecewaan yang dalam dan sedikit terpaksa.

"Kakak, sebentar lagi akan datang para istri dari Pejabat dan Menteri. Jadi apa ada yang ingin kau tanyakan padaku?" tanya Hie Jung terlihat siap menolong In Hyun.

KING Of JOSEON [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang