3

4.2K 175 1
                                    

Elena's Pov

Mang Danu sudah menunggu di depan pintu rumah dengan motor bebeknya saat aku berpamitan pada Juna anakku,

"Bunda cepet pulang yaa... Juna mau bobo sama Bunda" Juna berpesan setelah mencium tanganku takdzim,

"Iya sayang. " jawabku mengusap kepalanya, melongok kedalam rumah melihat Arman suamiku yang sedang menonton tv "Mas.. Aku berangkat" ujarku,

Dia tidak menoleh, ataupun menjawab pamitku, beberapa langkah dari rumah, kudengar sesuatu terbanting di dalam sana, kakiku bergetar,

"Mang..." Ucapku pada Mang Danu,
Seolah tau kekhawatiranku Mang Danu bergumam "dia akan berhadapan denganku kalau sampai Juna kenapa kenapa"

Aku menghembuskan nafas, berat rasanya meninggalkan rumah dengan situasi begini, Arman yang tidak mau mencari pekerjaan demi menghidupi aku dan Juna membuatku terpaksa ikut bekerja setelah berkali kali ditawari Mang Danu,

Jadi Ob bukanlah hal yang dapat diterima Arman, dia terlalu gengsi untuk menerima pekerjaan itu saat Mang Danu menawarinya, sehingga dia marah dan tidak mau melihatku, saat aku meng iyakan ajakan Mang Danu,

lalu bagaimana dengan hidupku dan Juna, sudah cukup hutang kesana kemari, pinjam ke Mang Danu pun rasanya segan, Mang Danu tidak pernah mau menerima uang penggantian dariku, terlalu sering merepotkan nya demi menutupi keuangan dalam keluargaku, tidak enak rasanya

Juna kutitipkan pada yang Maha Kuasa saja agar menjaganya, aku hanya ingin berjuang untuknya, tidak mau terus terusan dikirimi uang oleh keluarga Arman yang tidak menyukaiku, semua uang dari keluarga Arman dia yang mengatur, uang jajan Juna pun Arman yang atur, saat aku bilang beras habis, Arman hanya memarahiku dengan menganggap aku terlalu boros, tidak dapat menghemat,

Padahal yang kufikirkan adalah untuk mereka juga, aku tidak mau terus menerus begini, sebentar lagi Juna masuk Tk, biaya akan lebih besar dari ini mungkin, desas desus ibu-ibu soal keuangan di Tk yang lebih mahal dari Sekolah di atasnya membuatku nekat, dan tidak mempedulikan amukan Arman padaku

Mang Danu menstater motornya, dan memboncengku meninggalkan pekarangan rumah, selama perjalanan fikiranku tak lepas dari Juna..

Ya Tuhan.. Jagalah anakku..

Sampai di depan gedung bertingkat itu, aku mengikuti langkah Mang Danu, beberapa orang menyapa nya, dan melirik ke arahku, mungkin karna Mang Danu sudah lama di kantor ini, jadi wanita di resepsionist pun menyapa nya

"Pagi Neng.." Sapa Mang Danu pada perempuan bermake up tebal di depan meja reseptionist

"Pagi Mang.. Bawa siapa?" Jawabnya ramah

"Oh ini.. Ponakan Mamang, yang mau kerja disini.. Pak Rian ada?"

"Oh.. Iya, Ada di ruangan nya Mang.. Langsung saja.." Ucap wanita itu,

Mang Danu mengangguk mengajakku ke ruangan yang ada di sebelah meja reseptionist, aku mengangguk dan tersenyum pada wanita itu, ia pun membalasnya ramah

Ah.. Tak sabar bekerja disini.. Sepertinya semua orang baik ada disini,

Mang Danu mengetuk pintu perlahan hingga terdengar sahutan memintanya masuk dari dalam,

"Permisi Pak.." Ujar Mang Danu saat pintu tebuka,

"Iya... Mang Danu, silahkan masuk.."

Aku mengikuti langkah Mang Danu berdiri di depan meja berpapan nama 'ADRIAN' di meja nya

"Duduk Mang.." Pinta laki laki bernama Rian yang mamang sebutkan tadi itu, Mamang mengangguk, dan memintaku duduk di sebelahnya

"Gimana Mang?" Tanya Rian

Maaf, Aku membuatmu 'belok'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang