3. TIGA

340 28 12
                                    

"Abang sudah pulang?" Tanya Aruna Zakeisya—Wanita yang menghampiri anak laki-lakinya, ya dia Bunda dari Nevan.

"Udah Bun." Ucap Nevan menyalimi tangan Bundanya.

"Kamu mandi sana, langsung turun ya Bunda udah bikin makanan kesukaan kamu. Jangan lama-lama! Bunda masak banyak loh." Ucap Bunda Aruna.

"Bunda masak banyak?" Tanya Nevan sedikit memicingkan kepalanya.

Tumben sekali Bundanya itu masak banyak.

"Iya Abang, hari ini Ayah kamu pulang dari luar kota." Ucap Bunda Aruna mengelus kepala Nevan sambil tersenyum senang dengan kabar yang ia terima hari ini.

"Hari ini? Siapa yang jemput?" Tanya Nevan penasaran.

"Kakak kamu lagi jemput di Bandara, udah sana kamu mandi jangan lama-lama." Ucap Bunda Aruna.

"Ya udah Nevan masuk kamar dulu ya Bun." Pamit Nevan meninggalkan Bundanya yang sedang sibuk menyiapkan makanan.

***

Sesampainya Starla tiba dirumah ia melepaskan tas lalu merebahkan dirinya dikasur empuk miliknya tanpa mengganti seragam yang masih melekat pada tubuhnya.

Mengingat kembali dirinya yang sudah menyukai Nevan sejak kelas 10 yang artinya ia sudah 1 tahun lamanya mengejar Nevan membuatnya ia tersenyum senang.

"Lama-lama gue makin suka kalo lo cuek terus Van, bawaanya ngajak gue berumah tangga kalo ngeliat lo." Guman Starla tanpa sadar.

Setelah beguling-guling tidak jelas Starla memutuskan untuk mandi, karena badannya butuh dibersihkan selepas dari pulang sekolah.

Entahlah berapa lama Starla membutuhkan waktu untuk berendam didalam kamar mandi, yang jelas Starla senang jika berlama di Kamar mandi sambil bernyanyi lagu kesukaannya.

Selesai mandi Starla membuka room chat handphone miliknya yang berlogo apple, melihat salah satu pesan dari Alika dan Gina sahabatnya, dan juga pesan dari nomor asing tanpa membalasnya. Bagi Starla pesan dari nomor asing itu sudah biasa, seminggu ia bisa dikirim pesan 3 sampai 5 nomor yang entah siapa orang tersebut mendapatkan nomornya, yang jelas Starla tidak kenal dengan mereka.

Tok... tok... tok...

Suara dari pintu kamarnya membuat Starla keluar untuk melihat siapa orangnya.

"Ini Bibi Non, Bibi bawa makanan. Non belum makan ya?" Tanya Bi Ira— pembantu rumah Starla.

"Ah Bibi, Starla kira siapa. Taruh aja Bi dimeja, nanti Starla makan," Ucap Starla tersenyum pada Bi Ira.

Setelah menaruh makanan di meja Bi Ira menatap Starla yang sedang duduk didepan meja riasnya.

"Kenapa Bi?" Tanya Starla menatap Bi Ira.

"Non Starla sudah besar banget ya sekarang, tambah cantik banget," Puji Bi Ira dengan senyuman.

"Ah Bibi, Starla kan emang cantik dari dulu," Ucap Starla penuh percaya diri membuat Bi Ira sempat tertawa mendengarnya.

"Iya Non, dulu Non Starla masih kecil banget sering Bibi gendong, sekarang mah Bibi udah gak kuat gendong Non." Ucap Bi Ira kini membuat Starla gantian tertawa.

Mengingat ucapan dari Daffa yang tadi siang di kantin membuat Starla bertanya pada Bi Ira. "Tapi menurut Bibi, Starla kurus atau gendut?"

Pertanya Starla membuat Bi Ira bingung mendengar pertanyaannya. Starla itu tidak gendut dan tidak kurus, menurutnya Starla memasuki tipe ideal cowok-cowok diluar sana.

"Duh Non, Non itu cantik paket komplit tau." Ucap Bi Ira memegang lengan Starla.

"Maksutnya Bibi paket komplit?"

"Iya Non, Non Starla itu cantik, kulitnya putih, wajahnya juga bersih, Non juga baik hati, cewek kalo hatinya baik pasti banyak yang suka, Non Starla pasti banyak ya yang suka?" Tebak Bi Ira.

"Yang suka sama aku emang banyak Bi, tapi yang aku suka cuek banget orangnya." Ucap Starla dengan kesal.

"Non ini. Banyak yang suka kenapa kejar yang gak suka sama Non?" Tanya Bi Ira.

"Soalnya Bi, dia bikin aku penasaran ya walaupun dia gak pernah ngeliat aku." Jelas Starla membuat Bi Ira geleng-gelengkan kepalanya.

"Duh ya Non Starla, kalo Bibi punya anak lanang Bibi kenalin sama Non Starla, lagian siapa orang yang gak mau sama Non," Ucap Bi Ira membuat Starla tersenyum dengan bangga.

"Kalo gitu Bibi kebawah dulu ya Non, makanannya dimakan ya Non." Ucap Bi Ira meninggalkan kamar Starla.

Siapa yang gak mau sama gue?

NEVAN.

***

Setelah malam pun tiba Starla memilih untuk tiduran dikasurnya yang berukuran all size, karena bosan ia menelfon salah satu sahabatnya.

"Lik, gue bosen banget nih," Ucap Starla menelfon Alika.

"Emang lo lagi dimana?" Tanya Alika dari sebrang telefon sana.

"Dirumah," Jawab Starla dengan lesu.

"Lo gak main?" Tanya Alika.

"Main kemana ya? Gue bosen kalo sendiri, lo mau temenin gue?" Tanya Starla yang ternyata ditolak Alika.

"Yah bukannya gue gak mau, gue lagi pergi sama keluarga gue. Sorry ya Star." Ucap Alika.

"Oh, gapapa Lik. Kalo gitu gue coba ajak Gina aja, Bye."

Usai menutup panggilan dengan Alika, Starla langsung menghubungi Gina.

"Halo Star? Ada apa nih?" Jawab Gina dari telefon.

"Gue mau ajak lo main, bisa gak?" Ucap Starla to the point.

"Kuy, tapi jemput gue ya!"

Setelah mendapat jawaban dari Gina langsung saja Starla mengganti bajunya dan siap-siap untuk pergi.

"Bi, aku pergi keluar ya." Izin Starla pada Bi Ira.

"Non Starla mau kemana malem-malem gini?" Tanya Bi Ira.

"Biasa Bi, urusan anak muda. Aku main dulu ya." Ucap Starla menyalimi Bi Ira.

Menatap kepergian Starla dari belakang membuat Bi Ira sedikit sedih, Starla gadis kecil yang dulu ia gendong kini sudah besar, tumbuh besar tanpa kasih sayang dari orang tua.

***

Malam ini di kediaman rumah keluarga Nevan sedang ada kumpul keluarga, Arga Ganendra— Ayahnya yang baru saja pulang dari kota Surabaya setelah melakukan bisnis dengan rekan kerjanya selama kurang lebih 2 minggu.

Setelah makan malam Ayahnya itu berbicara pada Istrinya mengenai perkembangan dari 3 anaknya, Gibran Arsenaka Ganendra— anak pertama mereka yang sedang menjalani masa-masa kuliah, tidak sampai disitu Ayahnya juga bertanya kepada Nevan Achilles Ganendra— anak kedua mereka mengenai perkembangan sekolahnya yang memasuki kelas 11, dan yang terakhir Nayara Zakeisya Ganendra— anak bungsu mereka yang memiliki wajah cantik seperti Istrinya tentunya yang memasuki umur 2 tahun.

Memiliki 3 seorang anak merupakan titipan tuhan yang paling disyukuri orang tua, bisa dikatakan anak adalah titipan yang paling berharga, selain itu ia juga sangat menyayangi putra dan putri mereka, sebisa mungkin Aruna mendidik anaknya dengan cara yang baik dan benar tidak jauh dari Aruna, Arga pun mendidik anaknya dengan cara yang bertanggung jawab karena penting baginya lelaki mempunyai sifat yang tanggung jawab, selain itu ia selalu mengajarkan putranya untuk melindungi perempuan, karena perempuan harus dijaga bukan dirusak.

Setelah makan malam selesai, Nevan dan keluarganya memasuki kamar dan bergegas tidur untuk mengistirahatkan fikiran dan tenaganya.

BERSAMBUNG...

JANGAN LUPA FOLLOW DAN PANTENGIN TERUS AKUN AKU KARENA BAKAL ADA KEJUTAN UNTUK KALIAN SEMUA!!

JANGAN LUPA UNTUK VOTE, COMMENT, DAN SHARE CERITA AKU YA!!
TERIMAKASIH.

𝐒𝐓𝐀𝐑𝐋𝐀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang