Yang di awal baca umur Ammar-Azra 27tahun. Saya ralat ya, umur mereka 31 tahun.
Beda usia si Kembar sama Fazha itu 5tahun. Dan Fazha punya anak pas usia 19tahun.
Jadi Fazha sekarang umur 36 tahun dan Ammar-Azra umur 31 tahun.
Afwan kemarin kurang perhitungan.
Kalau Si Kembar saya buat umur di bawah 30 itu berarti Shaqila masih SMA kelas 1. Tetapi di sini Shaqila udah 18 tahun dan udah kuliah semester 2.
Semoga paham dan nggak bingung ya.
Yang masih bingung boleh tanya di komentar.
***********Tahajjud Cinta**********Ammar paham jika cinta dalam diamnya sangat jauh dari refleksi cinta dalam diam versi sempurna antara Syayidina Ali dan Syayidatina Fatimah Az-Zahra.
Dia memang diam-diam mencintai sosok sepupu kecilnya yang bernama Shaqila.
Sampai usia tiga puluh satu, Ammar masih belum ada rencana serius dengan perempuan, niatnya memang menunggu Shaqi sampai cukup umur. Tapi semua di luar kendali, Shaqila pun diam-diam mencintai Azra adik kembarnya."Bang, lo kalau ngomong jangan ngada-ngada ya!" cetus Azra kemarin malam saat mendengar penjelasan Ammar.
"Siapa yang mengada-ada Zra, Shaqi beneran jatuh cinta sama lo, dia mau jadi istri lo. Mending segera aja bawa Abi-Ummi ke rumah Ammi Ilham buat melamar dia." tambah Ammar menegaskan. Dilihatnya Azra masih bergeming.
"Tapi kan, gue belum mau nikah Bang!"
"Lo nggak suka sama Shaqi? Ayolah Zra, rasa cinta itu bisa dibangun setelah pernikahan. Yang penting sah dulu, halal dulu baru tumbuhkan cinta." Agak bergetar saat Ammar menekankan pada Azra. Ammar berusaha agar jangan sampai Shaqila sedekah air mata karena rasanya pada Azra bertepuk sebelah tangan.
"Lo salah Bang, justru gue... Gue juga udah lama suka sama Shaqila. Tapi karena dia sepupu, makanya gue cuma bisa diem aja selama ini."
Ungkapan jujur Azra menciptakan cengung seklaigus lega di hati Ammar. Meskipun sedikit ada perih, tapi dia lega karena ternyata cinta Shaqila bersambut. Ammar berjanji, dia sendiri yang akan menjadi saksi di pernikahan Azra dan Shaqi nanti.
"Yaudah, tunggu apa lagi, bawa Abi-Ummi ke rumah Ammi Ilham secepatnya."
****
Percakapan dengan Azra semalam kembali terpasung dalam memori Ammar. Menjalankan mobil dengan kecepatan sedang, Ammar akan menghadiri meeting siang ini.Ammar memarkir mobil di depan sebuah mal. Rencananya siang ini akan menghadiri meeting di salah satu restauran yang telah direservasi oleh klientnya.
Masih siang tapi langit telah berselimut mendung. Mungkin jika diibaratkan sama dengan suasana hati Ammar kini. Redup dan kurang semangat. Melepas orang yang telah diam-diam dicintai dan disebut dalam setiap doanya, itu tidaklah segampang yang dibayangkan.
Jika Ali bin Abi Thalib saja sempat merasakan kekecewaan saat tahu cinta dalam diamnya pada Fatimah Az-Zahra tidak akan terealisasi. Tetapi kisah Ammar sungguh berbeda jauh dengan kisah cinta paling suci milik Ali dan Fatimah.
Jika Ali dan Fatimah dipersatukan sama Allah, tapi tidak dengan Ammar dan Shaqila. Mereka tidak ditakdirkan menjadi jodoh.
Angan Ammar berarak pada kisah cinta suci antara Syayidina Ali dan Syayidatina Fatimah Az-Zahra.Dikisahkan bahwa sejak Ali ikut tinggal bersama Rasul dan keluarganya, otomatis Ali tinggal bersama Fatimah. Mereka berdua tinggal dan melewati hari-hari bersama sejak kecil.
Tidak berbeda jauh dengan Ammar, Azra dan Shaqila. Meski berjarak tempat tinggal, tapi mereka telah akrab sejak kecil.Hingga menjelang remaja, tumbuhlah rasa cinta Ali kepada Fatimah. Hatinya dipenuhi keinginan untuk selalu berada di samping Fatimah. Tapi Ali tidak bodoh. Ia adalah pemuda yang beriman. Ali berusaha untuk selalu menjaga hatinya. Ia pendam rasa cinta itu bertahun-tahun. Ia simpan rasa itu jauh di dalam lubuk hatinya bahkan Fatimah pun tidak pernah tahu bahwa Ali menyimpan lama rasa cinta yang luar biasa untuknya.
![](https://img.wattpad.com/cover/168227960-288-k279286.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tahajjud Cinta (TAMAT/TERBIT NOVEL)
SpiritualTamat. Segera diunpubhlis sebagian untuk keperluan revisi Judul: Tahajjud Cinta Author: Chanty Romans Start: 27-November-2018 Ending: 02 Agustus 2019 Hak Cipta © Sepenuhnya dilindungi Allah SWT. ****** Abdullah Ammar Zaid bukanlah refleksi Salman Al...