SPIRING BREEZE

1K 100 7
                                    


Namja berkulit tan itu tengah duduk dibangku taman rumah sakit dengan pakain khas pasien rumah sakit dan selang infus yang melekat di tangannya.

Ia menatap kosong ke depan namun teriakan yang memanggil namanya membuat ia menolehkan padangannya ke sumber suara.

"Yakk, Park Woojin bisa tidak sehari saja jangan membuatku cemas" yeoja surai hitam itu memukul lengan Woojin, lalu ikut duduk di samping namja itu.

"Yakk, Park Jihoon bisa tidak sehari saja jangan memukulku" omel Woojin.

"Ishh bisa tidak kau jangan kabur-kaburan"

"Sudah waktunya minum obat Woojin-ah, ayok kita kembali" tambah Jihoon

Woojin mengehmbuskan nafas jengah "baiklah baiklah"

Woojin dan Jihoon berjalan menuju ruang inap Woojin.

Sudah 6 bulan Woojin di rawat di rumah sakit akibat penyakit yang mengrogoti dirinya.

Dan Jihoon dengan setia menemai Woojin, ia pasti akan ke rumah sakit setelah pulang dari sekolah, ia sudah berteman dengan Woojin dari kecil dan kini sudah tidak perlu di jelaskan lagi bagaimana hubungan mereka meskipun tidak pernah kata cinta terucap.

"Ishh, Woojin berhenti main game" Jihoon merebut ponsel dari tangan Woojin
"Ayokk, tidur sana"

"Iya,, iyaa tapi kau harus tidur juga"

"Iyaa, aku akan pulang setelah kau tertidur" jawab Jihoon

"Ck, bukan itu maksudku kau harus tidur juga, disampingku" ucap Woojin

"Tidak usah, aku akan pulang setelah kau tidur"

"Ya sudah kalau begitu aku tidak akan tidur" Woojin mengeluarkan jurus andalannya.

Jihoon menatap jengah namja di depannya itu, namun ia tetap begerak naik ke kasur rumah sakit tersebut.

Sedangkan Woojin kini tengah tersenyum.

"Sudah, kau puas" ucap Jihoon setelah berhasil berbaring di samping Woojin.

Cup!!

"Sangat puas" jawab Woojin menghadiahi Jihoon ciuman dipipinya.

Wajah Jihoon langsung memerah, ia langsung menenggelamkan wajah di dada bidang Woojin dengan tangan yang sudah memeluk Woojin erat.

Akhirnya mereka tertidur dengan saling memeluk.

Dan tak lama ibu Woojin membuka pintu ruang inap Woojin, ia hanya tersenyum mereka.

Akhirnya ibu Woojin tidak jadi masuk.

***

Sama seperti hari-hari sebelumnya Woojin kini tengah berada di ruang pemeriksaan ia diharuskan terus melakukan pemeriksaan dan cuci darah secara teratur.

Dan setelah pemeriksaan pasti Woojin akan mimisan dan kurang bertenaga.

"Woojin-ah~~, kau berdarah lagi" ucap Jihoon dan langsung membersihkan hidung Woojin yang mengeluarkan darah dengan telaten.

Rasa bersalah Woojin semakin besar, ia memandangi wajah Jihoon yang membersihkan darah yang mengenai bajunya.

Ia meresa selalu merepotkan yeoja manis ini.

Tak lama setelah Woojin mimisan ibu Woojin datang menghampiri sang putra.

"Mimisan lagi ?" tanya ibu Woojin.

Yang di jawab anggukan oleh Jihoon.

"Jihoon ssi boleh tinggal ibu bersama Woojin ?"

"Nee, aku keluar dulu  Woojin" ucap Jihoon kemudian melangkah keluar dari kamar inap Woojin.

Random Story BunssodanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang