Jaket

23 4 0
                                    

'Akito cukup berat ternyata' batinku yang sedikit keberatan membawanya.

***

Sesampainya di UKS, aku membaringkan Akito dan memanggil petugas kesehatan.

"Kak tolong tangani, ada yang sedang sakit" ucapku kepada petugas disana dan aku mulai khawatir dengan keadaan Akito.

"Baiklah, bisa tenangkan dirimu?" ucap wanita tinggi itu, dengan menggunakan jas putih nya, lalu menuju ruang Akito.

"Bisa kak", aku mengikuti wanita itu.

"Akito??? Kenapa dia disini?" kalimat yang terucap dari wanita itu membuatku kaget.

Akito yang melihatnya hanya terdiam dan lesu sekali.

"Anda kenal Akito kak?" aku kebingungan dan melihat Akito sekilas lalu melihat wanita itu lagi.

"Iya aku kenal Akito, Aku Kakak Angkat Akito" kata wanita itu dengan sedih.

"Kakak? Angkat?! Pantas saja kalian tidak mirip" kataku terus terang.

"Haha, iya, kalau begitu kita obati dulu dia" wanita itu berjalan mengambil peralatan yang dipakai dan obat.

"Kak, maaf... nama kakak siapa?" tanyaku karena dia tidak menyebutkan namanya.

"Ah iya, kakak lupa, ini nama kakak" kata wanita itu sekaligus menunjuk nama di Pin nya.

"Rinna" kataku sambil mengingat.

"Ku panggil kak Rin saja ya" aku tersenyum.

"Haha, tentu saja boleh" kata kakak Rinna, sekaligus ia mengecek obat-obatan yang akan diberikan Akito.

"Bagaimana kak dengan Akito?" aku melihat Akito yang tidak bertenaga dengan suara nafasnya yang berat.

"Dia tidak apa, hanya butuh istirahat kemungkinan besok aku akan memberikan surat sakit ke kelas" ucap jelas kakak Rin.

"Syukurlah" ucapku lega dan menghembuskan nafas.

Akito tertidur pulas dengan perlahan, aku melihat cara tidurnya yang imut itu. Tanpa sengaja aku melihat Kak Rin yang tersenyum nakal padaku.

"Kau terlihat perhatian sekali padanya?'' curiga Kak Rin melihat diriku.

"Umm... Karena dia teman sebangku dengan diriku, maka aku harus menjadi teman yang baik untuknya hehe" aku mengeluarkan cengiran dan tawa kecil ku.

"Hoo begitu, ada benarnya juga" kata kak rin yang berpura-pura.

"Baiklah kak, aku tinggal ke kelas dulu karena ada beberapa tugas yang harus ku kerjakan hari ini" aku bergegas keluar tetapi... "Kak aku titip Akito ya! Terimakasihhh!" sambung kataku dengan riang.

"Baiklah ... *membaca buku daftar pembawa pasien* Yuuna... Yuuna? nama yang bagus"

"Menurut kakak kau bertemu dengan wanita yang baik, bila kau menyukainya pertahankan lah" ucap Kak Rin seraya melihat Akito yang telah terbangun lagi dan menatap ke luar jendela.

"Hmm, ya... Aku menyukai dirinya, tapi dia tidak tau perasaanku" Akito terlihat murung dan dia melihat keluar jendela.

"Pfft" tawa Kak Rin yang seakan mengejek Akito.

"Kenapa kau tertawa?" ucap Akito sinis.

"Tidak apa kau lucu sekali, lebih baik belajar sana kalau sudah sehat" usir Kak Rin.

"Aku masih lemas ini kak" ucap Akito manja sekaligus melipat diri nya di Bed UKS.

"Ya... Ya... Ya..." Jawab Rin malas.

'Dasar Akito, wanita itu menyukaimu juga, hanya perlakuannya tidak terlihat di mata mu Akito' Ucap batin Rin.

***

'Apakah Akito sudah pulang?' Ucap batinku seraya menuju keluar kelas dan melihat bangkunya.

"Heiii" seseorang memanggil ku dari belakang.

'Rasanya aku mengenal suara ini?'

"Yuunaaaaaa" teriak Hara dari jauh bersama Data.

"Yap ternyata benar, kalian lagi... Ada apa? Kenapa berteriak???" tanyaku sekaligus berjalan.

Hara berlari menuju Yuuna karena Yuuna tidak berhenti, sedangkan Data hanya berjalan santai di belakang mereka.

"Yuuna, kenapa kau sendiri? Dimana Akito?" tanya Hara sekaligus melihat sekelilingnya.

"Dia sedang sakit" ucapku pelan dan tetap berjalan.

"Apa? Mulai kapan sakit? Bagaimana bisa? Dimana sekarang Akito? Kenapa kau tidak menjenguknya? Sakit apa Akito? Parah kah?" tanya Hara yang panjang kali lebar nya.

"Hara..., dia hanya sakit karena meminjamkan jaketnya padaku kemarin, dan kemarin itu adalah hari yang sangat dingin... Jadi sekarang kemungkinan dia sudah dirumah" Yuuna terlihat sedih, Hara dan Data saling bertatapan dengan arti yang sama untuk Yuuna.

"Yuuna? Apa kau besok ada waktu luang?" tanya Data yang mengganti suasana.

"Mungkin aku harus melihat situasiku besok"

Sesampainya di perempatan dari luar sekolah kami berpisah karena jalur yang berbeda.

"Baiklah sampai ketemu besok" ucap Data dan diikuti Hara.

Aku melambaikan tanganku dan berjalan melewati Kereta Api, Sungai, dan beberapa etalase Toko. Rumahku tidak jauh dan tidak dekat. Saat diperjalanan aku melihat beberapa catalog Case yang keren dan diriku hanya bisa melihat dari kaca penuh keinginan. Saat ku lihat kaca lagi aku melihat bayangan mirip dia.

"Mirip? Tapi dia masih di perjalanan bukan? Baiklah ku lihat lagi dengan teliti" aku membuka mataku lebar-lebar dan melihat lagi di kaca dengan teliti.

"Apa yang kau lakukan sayang?"
Ucap laki-laki itu dan aku menoleh, laki-laki itu membawa sebuah barang dan koper.

"Kakak!" aku berlari ke pelukannya dan memeluk dengan erat, aku senang dan sangat bahagia.

Yap laki-laki itu adalah kakak Yuuna bernama Yuuta Suzuki. Yuuta kembali ke tempatnya karena ingin bertemu keluarganya lagi.

"Adik kecil ku yang manis apa kau baru pulang atau sudah dari tadi karena melihat catalog itu?" rayu kak Yuuta

"Baru pulang kak, dan aku juga baru melihat cata... Sebentar disini kan banyak barang kenapa kakak tahu aku melihat catalog?" aku melepas pelukan kakak dan melihat catalog itu lagi.

"Bukankah iya? Catalog case itu memang kesukaanmu bukan? Belum lagi kamu selalu membeli banyak dan berbeda-beda motif tapi handphone mu tetap itu-itu saja" Yuuta hanya bergeleng-geleng kepala dan melihat adik kecilnya yang manis.

"Yuuna mari kita pulang, sebentar lagi sampai rumah kan?" lanjut Kak Yuuta membawa barangnya lagi.

"Baiklah kak, mari pulang"

Aku memegang tangan kakakku dan bernyanyi lagu kesukaan kakak dan diriku, sepanjang jalan juga aku bercerita tentang ayah, ibu dan kakak Yuki.

To Be Continued

#Semoga sukaa yaaa #Mohon Vote, comment, and likenya ya ^_^ thank you readers 💜! #

SAY ITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang