Apa yang terjadi?

25 5 0
                                    

Ketika jam pulang sekolah Hara, Data, Yuuna mereka bertiga ingin mengerjakan tugas bersama-sama di perpustakaan.

Yuuna sudah mempersiapkan diri dan mengemas tas nya, saat itu Yuuna melihat Akito yang akan berjalan pulang.

"Akito, kau mau ikut dengan kami?" tanya Yuuna dengan memiringkan kepalanya didekat Akito.

"M-m-maaf Yuuna aku... S-sibuk untuk saat ini" jawab Akito merasa gugup ketika Yuuna mendekatinya seperti itu.

"Ah, baiklah. Kalau begitu kami pergi Akito, sampai jumpa!" lambai Yuuna pada Akito.

"Maaf Yuuna..." wajah Akito berubah menjadi suram dan suaranya lirih saat melihat Yuuna semakin jauh dari pandangannya.

Sesampainya di perpustakaan, mereka bertiga memilih meja yang paling dekat dengan jendela serta tempat duduk yang nyaman dengan bantalan empuk.

"Perpustakaan nya sangat keren dan indah" ucap Hara dengan mata berbinar-binar melihat sekeliling perpustakaan.

Saat memasuki perpustakaan, di sebelah kanan terdapat karpet dan meja kecil. Dan disebelah kiri terdapat sofa dan meja, sedangkan jika kita berjalan lurus akan terdapat ruangan yang lebih nyaman dengan tanaman hias dan perpaduan meja dan kursi kayu.

"Ya kau saja yang tidak pernah kemari" ucap Data.

"Memang kau pernah kemari?" tanya Hara.

"Tentu saja, ya kan Yuuna?" tanya Data melihat Yuuna.

"Ya, aku pernah kemari dengan Data saat mengembalikan buku yang dititip oleh guru bahasa" jawab Yuuna.

Raut wajah Hara terlihat tidak senang, akan tetapi ia tetap tersenyum melihat mereka berdua.

"Oh, begitu..." jawab Hara.

"Oh ya, aku tidak paham dengan materi ini, ajari aku Yuuna!" ucap Data.

"Begitu saja tidak paham! Oh iya Yuuna ajari aku materi yang ini juga hehe" ucap Hara yang menunjukkan materi yang sama dengan data.

"Aku kira kau paham, ternyata tidak? Tolong kaca dirimu Hara" ucap Data kesal.

"Tidak perlu kau katakan juga, aku sudah membawa kaca setiap hari di tas ku!" Hara menatap tajam ke arah Data dan sebaliknya Data juga menatap tajam ke arah Hara.

"Kalian mau bertengkar atau buat tugas di perpustakaan?" Yuuna menatap mereka dengan serius.

"Tentu saja buat tugas say" jawab Hara dan Data bersamaan.

"Sebentar kamu siapa Yuuna?" tanya Hara yang melanjutkan pertengkaran mereka.

"Oke silahkan di lanjutkan, aku akan pulang" ucap Yuuna dengan senyum memaksa.

"JANGAN PERGI YUUNAA!" teriak Data dan Hara histeris, Data menarik lengan Yuuna dan Hara memeluk kaki Yuuna.
Kalian bisa membayangkan nya seperti apa.

'Kenapa aku memiliki dua teman seperti ini' Yuuna menggelengkan kepalanya.

Setelah kejadian itu, beberapa menit kemudian perut Hara tiba-tiba berbunyi yang menandakan kelaparan.

"Kau lapar?" tanya Data pada Hara.

"U-um, ya... Be-begitulah" jawab Hara dengan malu.

Yuuna melihat jam tangannya dan mengajak Hara dan Data untuk jajan.
"Pantas saja kau lapar Hara, ayo kita ke kantin sebentar, bagaimana?" tanya Yuuna pada mereka.

"Tidak! selesaikan ini saja, jika aku makan, maka aku tidak fokus mengerjakan tugas ini, karena perutku sudah penuh dan aku akan mengantuk!" ucap Hara.

"Baiklah, mari cepat selesaikan lalu makan" ucap Yuuna bersemangat.

Mereka bertiga sangat serius mengerjakan tugas, hingga selesai dengan cepat.

"Akhirnya selesai juga" ucap Hara meregangkan tangan nya, "Ayo berkemas, lalu kita makan" sambung Hara.

"Ternyata kau memang lapar sekali ya? Jika aku menjadi dirimu, mungkin aku akan ke kantin terlebih dahulu" ucap Data.

*Kling* suara handphone milik Yuuna berbunyi disaat ia berkemas.

Saat Yuuna membuka ponselnya ia melihat sebuah pesan masuk, secepat mungkin ia membalas nya dan berpamitan pada Hara dan Data.

"Maaf Hara...Data... Aku harus pergi sekarang" ucap Yuuna.

"Kenapa kau terburu-buru?" tanya Hara.

"Ada hal mendesak, nanti akan ku kabari jika sudah sampai" ucap Yuuna dengan raut wajah yang berbeda dari biasanya.

"Tidak masalah, hati-hati di jalan Yuuna!" ucap Data yang paham akan situasinya.

"A...Jika sudah sampai ingat kabari kami" ucap Hara.

"Terimakasih, sampai besok!" lambai Yuuna tergesa-gesa keluar dari perpustakaan.

Melihat Yuuna keluar dari perpustakaan, Data mengingat kejadian saat Hara datang terlambat ke kelas. "Oh iya, kau mau menceritakan apa?" tanya Data.

"Hah??? Cerita apa?" Hara bertanya balik.

"Kau tadi terlambat, apa yang terjadi?" ucap Data yang sulit merangkai kata.

"Terlambat?" Hara masih kebingungan dengan ucapan Data.

"Iya terlambat, lalu kau bilang mau cerita denganku" ucap Data lagi.

"Bukan kah kau yang memaksa untuk cerita?" kesal Hara.

"Cepat cerita" ucap Data menahan emosinya.

Karena Hara takut dengan marahnya Data, ia pun menceritakan apa yang di alami saat terlambat masuk ke kelas. Data pun merasa lega dengan keingintahuan nya.

"Jadi begitu" ucap Data dan diangguki Hara.

"Karena sudah bercerita, traktir aku makan hari ini" ucap Hara yang menuju tempat makan kesukaannya.

"Tapi, dompet ku... " Data melihat dompetnya mulai menipis, sedari tadi ia hanya mentraktir bocah merepotkan itu.

***

Yuuna berlari-lari menuju rumah sakit yang bisa dikatakan cukup jauh dari sekolahnya. Ketika sampai dirumah sakit, nafas Yuuna terengah-engah dan ia pun berjalan secepatnya menuju ruangan yang diberitahu oleh keluarganya.

"Yuunaaa!" teriak seseorang dari belakang yang mendekati Yuuna.

Yuuna menoleh ke arah suara tersebut.
"Ibuu, apa yang terjadi?" Yuuna memegang tangan ibunya dengan erat dan mata yang penuh kekhawatiran.

"Yuuna, nenek... " ucapan Ibu terputus ketika melihat ruangan yang ditempati nenek. Yuuna secepatnya memasuki ruangan yang dilihat ibunya, ketika memasuki ruangan Yuuna terkaget dan tidak berdaya untuk berdiri lagi, ia hanya menangis sekeras-kerasnya. Ibu tidak mengatakan sepatah kata pun, ia hanya mengelus kepala Yuuna dan memeluknya dengan erat.

Setelah itu, Yuuna terbangun menuju ranjang nenek. "Ne... Nek...kenapa nenek secepat ini meninggalkan ku, nenek berjanji untuk sehat secepatnya bukan?" air mata Yuuna jatuh dengan perlahan di pipinya.

"Yuuna... Tenanglah" ucap Kak Yuuta yang menenangkan Yuuna.

"Nenek sudah berjanji padaku. Aku juga belum menceritakan apapun padamu nek, kumohon jangan pergi. Aku minta maaf selama nenek di rumah sakit ini pertama kalinya aku kemari...aku...sungguh...menyesal..." Yuuna terbaring lemah di samping tubuh neneknya dan pelan-pelan kesadarannya juga hilang.

"Yuuta tolong bawa Yuki dan Yuuna pulang dahulu kerumah, ayah dan ibu akan mengurusi sisanya disini" ucap ayah.

"Baik ayah, aku pergi duluan membawa mereka berdua" Yuuta menggendong Yuuna di punggungnya dan diikuti oleh Yuki dibelakang.

To Be Continued...

SAY ITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang